Ekonom: Indonesia Punya Peran Strategis Jika Gabung BRICS

Indonesia disebut bisa menambah peran strategis di perekonomian global.

Reuters
Negara anggota BRICS.
Rep: Retno Wulandhari Red: Ahmad Fikri Noor

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia disebut bisa menambah peran strategis di perekonomian global jika berkoaliasi dengan BRICS. Pasalnya, anggota aliansi ini berisikan negara dengan perekonomian terbesar di dunia seperti China maupun India. Seperti diketahui, Indonesia saat ini melakukan hubungan dagang dengan negara-negara G7 dan tergabung dalam kelompok negara-negara di G20. Sehingga, bergabungnya Indonesia dengan BRICS akan semakin memaksimalkan peran Indonesia di perekonomian dunia. 

Baca Juga

"Jika Indonesia tergabung dalam kelompok ini (BRICS), saya kira akan semakin menambah daftar posisi strategis Indonesia dalam kancah perekonomian Global," kata Ekonom dan peneliti Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet, Jumat (11/8/2023). 

Menurut Yusuf, bergabungnya Indonesia ke BRICS tidak akan mengganggu hubungan politik luar negeri dengan negara-negara G7. Indonesia justru dinilai punya peluang untuk menjadi katalisator agar keran perdagangan global, yang sempat melemah karena perang dagang dan pandemi dapat kembali ditingkatkan.

Indonesia juga diuntungkan karena menganut politik luar negeri bebas aktif. Menurut Yusuf, Indonesia mempunyai posisi yang independen terkait bagaimana harus menentukan arah dari hubungan internasional dengan negara lain.

Yusuf menilai Indonesia memiliki keunggulan komparatif yang bisa saling menguntungkan, baik ketika berhubungan dagang dengan negara-negara BRICS maupun dengan negara-negara G7. Untuk itu, Indonesia masih mempunyai peluang untuk menjalankan kerja sama internasional di kedua kelompok negara tersebut. 

Namun, Yusuf menggarisbawahi, satu hal yang menjadi tantangan saat ini adalah posisi Rusia sebagai anggota BRICS yang tengah terlibat konflik geopolitik dengan Ukraina. Jika tergabung dengan BRICS, Indonesia berpeluang mengarahkan kerja sama tetap berjalan tanpa merugikan negara di kedua kelompok.

 
Berita Terpopuler