Es Batu dari Air Matang Vs Air Mentah, Begini Cara Membedakannya

Es batu mungkin saja terbuat dari air mentah.

EPA-EFE/YAHYA ARHAB
Pedagang mengambil bongkahan es batu dari freezer. Es batu tak semuanya terbuat dari air matang.
Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meneguk minuman dengan es batu di tengah cuaca panas menjadi ide bagus untuk menyegarkan tenggorokan. Namun, pernahkah Anda memikirkan dari mana bahan es batu itu berasal? Apakah dibuat menggunakan air mentah atau air matang?

Chef sekaligus wirausahawan Eki Kramadibrata mengatakan, es batu berbahan baku air mentah bisa dibedakan secara visual dengan es batu yang terbuat dari air matang. Menurutnya, es batu air matang akan tampak bening dan tembus pandang seperti kristal. Itu karena partikel udara di dalam air sudah pecah dan keluar akibat direbus.

"Sebaliknya, air mentah banyak mengandung partikel udara yang terperangkap dalam airnya, sehingga pada saat dibekukan jadi keruh deh, putih-putih gitu," ujar chef Eki saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (27/7/2023).

Dari segi rasa, es batu yang berkualitas baik juga dapat dibedakan. Esnya tidak memiliki rasa selain air.

Selain itu, chef Eki juga membagikan bagaimana cara pembuatan es batu yang baik. Agar es batu yang dihasilkan baik, wajib menggunakan air matang. Untuk menghasilkan es batu jernih yang maksimal, pastikan freezer bersuhu -18 derajat Celcius.

"Semakin cepat beku, semakin jernih hasilnya. Kalau suhunya cuma minus 3 atau bahkan 0 derajat Celsius, hasilnya lama dan kurang jernih biasanya," ujar chef Eki.

Baca Juga

Pelayan membawakan es batu dalam cangkir. Es batu dari air mentah bisa dibedakan secara visual dengan yang terbuat dari air matang. - ( EPA-EFE/CHRISTIAN BRUNA)

Dalam keterangannya terdahulu, dr Gia Pratama menjelaskan minuman dingin bukanlah pemicu radang tenggorokan. Penyakit ini disebabkan oleh virus atau bakteri.

Hanya saja, minuman ataupun es batu juga bisa terpapar virus atau bakteri. Karena itu, dr Gia menyarankan untuk mencermati apa pun yang dikonsumsi.

"Yang ditakutkan, sumber air untuk pembuatan es batu. Dari warnanya bisa terlihat. Kalau es batu terlihat keruh, tidak jernih, berarti airnya tidak oke. Kalau jernih, tidak bakteri," kata Gia.

Sementara itu, University of Pittsburgh Medical Center (UPMC) menuliskan air yang aman untuk dikonsumsi. Dilansir dari laman resminya, salah satu pemurnian air tertua adalah merebus air, yang sering digunakan di banyak rumah tangga untuk mendapatkan air minum.

Teknik yang telah dicoba dan diuji ini melibatkan merebus air pada suhu yang tepat untuk menghilangkan bakteri yang mungkin ada dalam air. Namun, menurut Hari Lakshmi selaku konsultan ahli gizi dari Motherhood Hospitals di India, proses ini hanya membunuh mikroorganisme yang tidak tahan suhu tinggi.

"Air perlu direbus setidaknya selama 20 menit untuk memastikan kemurnian air," jelasnya.

Lebih lanjut, Lakshmi mengatakan jika direbus kurang dari durasi waktu yang ditentukan, air tidak layak untuk diminum. Selain itu, mendidihkan air tidak menghilangkan kontaminan berbahaya seperti timbal, arsenik, magnesium, dan nitrat yang mungkin ada seiring waktu.

 
Berita Terpopuler