Tembus PTN Tapi Jurusannya tak Sesuai Minat, Lebih Baik Lanjutkan atau Tinggalkan?

Sebagian anak ada yang berhasil masuk PTN, tapi merasa jurusannya tak sesuai.

Republika/Wihdan Hidayat
Mahasiswa (Ilustrasi). Empat tahun bukan waktu yang singkat untuk menjalani perkuliahan di jurusan yang tidak diminati.
Rep: Desy Susilawati Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski sudah berhasil masuk perguruan tinggi negeri (PTN), ada saja anak yang masih merasa tidak puas karena jurusannya tidak sesuai dengan yang diinginkannya. Lalu, apa yang harus dilakukan, lanjutkan atau tinggalkan?

Direktur Bimbingan Belajar Konstanta Education, Didin Baharudin, mengatakan pertimbangan memilih jurusan seharusnya dari awal. Saat menetapkan pilihan, usahakan siapkan juga alternatif lain yang masih diminati.

Baca Juga

"Ngotot saja dengan jurusan yang diinginkan, jangan dialihkan, atau ketika mengalihkan pun tetap harusnya dicari apa sih yang diminati dari jusuran alternatif yang diambil," ujarnya.

Menurut Didin, di Indonesia, setiap tahunnya bisa lebih dari 60 persen mahasiswa salah pilih jurusan. Sebagian anak ada yang mencoba beradaptasi dan akhirnya menemukan hal yang dia sukai di jurusan tersebut, bahkan dapat lulus dengan baik.

"Tiap tahun, banyak juga siswa kami yang ditangani, ketika masuk jurusan yang tidak disenangi di awal, mereka tetap berpikiran terbuka, ngasih kesempatan ke diri sendiri dan lingkungan baru yang tidak sesuai dengan rencana, tapi akhirnya menemukan ada yang bisa dinikmati, ada yang bisa didapat, ada hal positif yang bisa dia terima," ucap Didin. 

Bagaimana yang tetap merasa tidak cocok? Didin mengatakan, jika telah mencoba memaksakan diri, namun tetap tidak menemukan sesuai passion dengan jurusan yang sekarang didapat, lebih baik mencoba kembali masuk jurusan yang diinginkan di tahun selanjutnya.

Alternatif lainnya, masuk perguruan tinggi swasta di jurusan yang diinginkan. Didin mengingatkan, empat tahun masa kuliah itu bukan waktu yang singkat untuk merasa tersiksa di jurusan ternyata dirasa tidak sesuai dengan minat.

"Jangan sampai menjalani perkuliahan dengan kondisi tidak enjoy, tidak bisa menikmati prosesnya," ujar Didin yang sudah 20 tahun bekiprah di dunia pendidikan.

Meskipun begitu, menurut Didin, anak harus tetap mencoba membuka pikiran seluas-luasnya. Sebab, kadang-kadang, orang bisa saja menemukan hal yang disukai di lingkungan baru walaupun tidak sesuai dengan rencana awal.

"Coba cari apa yang diminati di jurusan tersebut, tapi sambil bersiap ikut seleksi PTN di tahun ajaran depan," ujarnya.

Didin menganjurkan untuk memperhitungkan juga aspek finansial ketika anak memaksakan kuliah tidak sesuai dengan target awal. Jangan sampai kuliah sekadar mengisi waktu dan buang-buang uang.

"Kalau cuma seperti itu dan dirasa tidak menemukan hal yang bisa dinikmati di jurusan tersebut, mending sekalian saja mengulang tes di tahun ajaran depan," kata Didin.

Sementara itu, psikolog A Kasandra Putranto mengatakan sebaiknya anak kuliah di jurusan yang disesuaikan dengan minat bakat dan kemampuannya. Jika memaksakan diri di jurusan yang tidak disukai, maka dampaknya bisa bermacam-macam, tergantung profil psikologis anak tersebut.

Ketika anak ingin pindah jurusan

Ketika anak mogok di awal kuliah dengan alasan tak suka dengan jurusannya, sebaiknya cari dulu masalahnya. Apa benar memang tidak cocok ataukah anaknya kurang tangguh, tidak mau hadapi kesulitan, atau lainnya.

"Karena dengan mengubah jurusan, jika asal-asal maka tetap akan berhenti di tengah jalan," ujar pemerhati pendidikan Muhammad Amin kepada Republika.co.id, Selasa (25/7/2023).

Amin mengatakan penyebab anak mengatakan jurusan itu tidak cocok bisa bermacam-macam, sehingga perlu konseling dulu untuk menemukan apa masalah sebenarnya. Kalau sudah ketemu masalahnya, baru cari solusinya.

"Apakah anak tetap menjalani kuliah dijurusan yang sama atau baiknya pindah jurusan atau berhenti? Bisa salah satu dari itu," ungkapnya.

Amin menyebut, jika memang tidak sesuai dengan minat dan bakat anak, maka jelas solusinya pindah jurusan. Jadi, pindah jurusan bukan karena anaknya malas atau takut hadapi tantangan.

Bagaimana jika tidak punya pilihan lain? Jika anak terpaksa menjalani kuliah di jurusan yang tidak sesuai minat, sebaiknya orang tua dan ahlinya memberikan solusi, yaitu pendampingan agar anak bisa menghadapi tantangannya.

"Berikan tutor sebaya, sehingga mereka tidak merasa sendiri," ujar Amin.

 
Berita Terpopuler