Musim Kemarau, DSDA Jabar Antisipasi Puso Lahan Pertanian

DSDA Jabar memantau ketersediaan air di sejumlah waduk.

Dok Jasa Tirta II
Waduk Jatiluhur.
Rep: Arie Lukihardianti Red: Irfan Fitrat

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Dinas Sumber Daya Air (DSDA) Provinsi Jawa Barat (Jabar) mengantisipasi persoalan pasokan air untuk lahan pertanian dan ancaman puso pada musim kemarau. DSDA memantau ketersediaan air di sejumlah waduk dan pasokan airnya ke saluran irigasi.

Baca Juga

Kepala DSDA Provinsi Jabar Dikky Achmad Sidik mengatakan, antisipasi puso lahan pertanian merupakan fokus utama saat musim kemarau. “Sejak awal sudah jadi SOP juga. Kalau musim kemarau, kita yang jelas pola SOP-nya, pertama, menyelamatkan yang takut puso,” kata dia di Gedung Sate, Kota Bandung, Jabar, Senin (24/7/2023).

Mengantisipasi hal itu, menurut Dikky, pihaknya bersama Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jabar menyiapkan, antara lain pompa air darurat di sejumlah wilayah. “Kami melakukan penyediaan pompa supaya jangan sampai puso. Yang kedua, berkaitan pola tanam, apakah sudah sesuai, termasuk pola giring (air),” katanya.

Dikky mengatakan, DSDA Jabar juga terus memantau ketersediaan air di sejumlah waduk yang menjadi sumber irigasi. Salah satu fokus utamanya Waduk Jatiluhur.

“Yang paling besar tentunya kita fokus di Jatiluhur karena Jatiluhur itu menyuplai hampir sepertiga dari irigasi di Jawa Barat. Kita fokus ke sana. Sampai detik ini polanya masih sesuai dengan rencana,” kata dia.

Soal kondisi air di Waduk Jatigede, yang menjadi sumber pengairan lahan pertanian wilayah pantai utara (pantura), disebut juga masih normal. “Jatigede juga masih normal. Artinya masih sesuai dengan rencana operasi dan untungnya masih hujan,” ujar Dikky.

Berdasarkan laporan, Dikky mengatakan, memang ada laporan soal persoalan pasokan air di wilayah selatan Jabar. “Namun, di selatan masih ada hujan, walau intensitas kecil. Kita tetap melakukan pemantauan ke lapangan, pola gilir, pompa air untuk mengatasi puso,” kata dia.

 

 
Berita Terpopuler