Mereka yang Menolak dan Meminta Maaf Setelah Kritik Israel

Guterres merasa marah dengan serangan udara Israel atas Jenin.

AP Photo/Mary Altaffer
Sekjen PBB Antonio Guterres
Red: Ferry kisihandi

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Kebijakan dan aksi Israel memicu kritik dari kalangan internasional. Ada yang tetap pada kritiknya, tetapi ada juga yang akhirnya meminta maaf kepada Israel atas kritik yang disampaikan atas kebijakan-kebijakan mereka. 

Baca Juga

Terbaru, pada Ahad (16/7/2023) anggota Kongres AS dari Partai Demokrat, Pramila Jayapal, meminta maaf atas ucapan sehari sebelumnya menyatakan Israel negara rasialis. Namun, ada pula yang menolak menarik kritiknya, seperti Sekjen PBB Antonio Guterres. 

Guterres mengkritik serangan Israel terhadap kamp pengungsian Jenin di Tepi Barat yang dimulai 3 Juli dan berakhir 4 Juli lalu. Duta Besar Israel untuk PBB mendesak Guterres menarik kembali kecaman atas serangan Israel ke Jenin, Tepi Barat. 

Guterres menyatakan pasukan Israel menggunakan kekuatan berlebihan dalam menyerang Jenin. Namun, Guterres tak sudi menarik kecamannya tersebut. Wakil juru bicara PBB Farhan Haq pada Jumat (7/7/2023) merespons desakan dubes Israel itu. 

Ia menyatakan, Guterres menyampaikan pandangannya terhadap operasi militer Israel di kamp pengungsi Jenin. "Dia tetap pada pandangannya tersebut," kata Haq seperti dilansir laman berita Aljazirah, Sabtu (8/7/2023). 

Guterres merasa marah dengan serangan udara Israel atas Jenin pada awal Juli lalu yang membahayakan warga sipil. Ia menyampaikan pernyataannya pada Kamis lalu, merespons serangan dampak yang ditimbulkan militer Israel. 

Lebih dari 100 warga sipil terluka, ribuan warga mengungsi, sekolah dan rumah sakit rusak, dan saluran air dan listrik mati. 

"Serangan udara Israel dan operasi militer di lapangan di kamp pengungsi yang padat merupakan kekerasan terburuk di Tepi Barat dalam beberapa tahun ini, dengan dampak signifikan bagi warga sipil," kata Guterres. 

Sekjen PBB ini juga mengkritik Israel yang menghalangi warga terluka mendapatkan perawatan medis dan pekerja kemanusiaan memberikan bantuan kepada warga sipil. Sebanyak 12 orang di antaranya empat anak-anak meninggal dalam serangan Israel ke Jenin. 

Anggota parlemen dari Partai Demokrat Pramila Jayapal, Ahad (16/7/2023) meminta maaf telah menyebut Israel negara rasis. "Saya tak berniat menepis luka mendalam warga Israel dan komunitas Yahudi diaspora yang masih merasakan trauma persekusi dan kekerasan besar-besaran, Holocaust, serta anti-Semit dan kekerasan sarat kebencian hingga sekarang,’’ kata Jayapal. 

Jayapal menyatakan, sejak lama mendukung solusi dua negara dalam konflik yang melibatkan Palestina dan Israel. Namun, ia pun menegaskan sikapnya yang menentang perluasan permukiman di wilayah yang diduduki Israel. 

Sehari sebelumnya, Jayapal menyampaikan pernyataan yang melabeli Israel negara rasis. Sejumlah laporan media menyebutkan, saat itu Jayapal berbicara dalam sebuah konferensi di Chicago dan para pengunjuk rasa pro-Palestina menginterupsi panel diskusi.  

 

‘’Saya tak yakin ide Israel sebagai negara adalah rasis,’’ kata Jayapal. Namun dalam acara itu ia menyatakan yakin pemerintahan ekstrem kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menjalankan kebijakan-kebijakan rasis dan diskriminasi. 

‘’Maka, banyak rasis ekstrem yang mendorong kebijakan tersebut di dalam pemerintahan Israel sekarang,’’ ujar Jayapal. Kontroversi soal Israel negara rasis muncul seiring undangan House of Representative dan Senat AS untuk Presiden Israel Isaac Herzog ke Kongres. 

Terkait permintaan maaf, hal ini juga terjadi pada kantor berita BBC. Kelompok pendukung Israel di Inggris marah kepada presenter BBC News yang mewawancarai mantan perdana menteri Naftali Bennett terkait serangan Israel ke Jenin. 

Wawancara dengan Bennett dilakukan oleh pembawa acara BBC News, Anjana Gadgil. Setelah acara selesai, pendukung Israel dan kelompok pro negara Yahudi beraksi menentang Gadgil. Menudingnya biasa dan melanggar aturan BBC yang tak melakukan pemihakan. 

Protes mereka layangkan ke BBC dan lembaga ini  meminta maaf atas bahasa yang digunakan Gadgil dalam wawancara itu. Seorang juru bicara BBC mengungkapkan, pihaknya menerima masukan dan komplain soal wawancara Gadgil dengan Bennett di BBC News soal Jenin,Tepi Barat setelah pasukan Israel keluar dari sana Selasa (4/7/2023) tengah malam. 

‘’Komplain muncul berhubungan dengan pertanyaan-pertanyaan spesifik dalam wawancara mengenai kematian anak-anak muda di kamp pengungsi Jenin,’’katanya seperti diberitakan Arab News, Kamis (6/7/2023). 

Ia menambahkan, PBB mengangkat itu mengenai dampak operasi militer Israel di Jenin pada anak-anak dan pemuda. ‘’Meski subjek ini sah ditanyakan dalam wawancara, kami meminta maaf bahasa yang digunakan tak disusun secara baik dan kurang tepat.’’

 
Berita Terpopuler