Rusia: Barat Benar-Benar Gila! Perang Dunia Ketiga Semakin Dekat

Bantuan untuk Ukraina dari anggota NATO akan menimbulkan ancaman Perang Dunia III

Reuters/Sergei Karpukhin
Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Wakil Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev. Rusia sebut peningkatan bantuan untuk Ukraina akan menimbulkan ancaman Perang Dunia Ketiga
Rep: Rizky Jaramaya Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Wakil Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev, memperingatkan peningkatan bantuan untuk Ukraina dari anggota NATO akan menimbulkan ancaman Perang Dunia Ketiga. Medvedev mengatakan, janji bantuan militer dari aliansi pertahanan Barat ke Kiev tidak akan menghalangi Rusia untuk mencapai tujuannya di Ukraina.  

"Barat yang benar-benar gila, mereka tidak dapat menemukan hal lain. Nyatanya, ini jalan buntu. Perang Dunia Ketiga semakin dekat,” tulis Medvedev di aplikasi perpesanan Telegram.

“Apa artinya semua ini bagi kita?  Semuanya jelas. Operasi militer khusus akan berlanjut dengan tujuan yang sama,” kata Medvedev.

Medvedev baru-baru ini tampil sebagai elang Kremlin yang sangat anti-Barat.  Pada Januari, dia mengancam bahwa kekalahan dalam perang konvensional di Ukraina dapat menyebabkan perang nuklir. Para diplomat mengatakan, pandangan Medvedev memberikan indikasi pemikiran di tingkat atas elit Kremlin.

Menurut laporan kantor berita milik Pemerintah Rusia, TASS, Medvedev mengatakan bahwa tujuan Moskow untuk mencegah kelompok neo-Nazi di Kiev bergabung dengan NATO sekarang tidak mungkin. Oleh karena itu, opsi yang dapat diambil adalah menghapus Pemerintah Ukraina.

“Kami bersikeras sejak awal, tetapi itu tidak mungkin, dan oleh karena itu, ini harus dihilangkan. Ini mungkin dan perlu,” kata Medvedev.

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov juga mengatakan, perang di Ukraina tidak akan berakhir. Sementara Barat menggunakan Ukraina sebagai perantara untuk menimbulkan kekalahan strategis di Moskow.

“Mengapa konfrontasi bersenjata di Ukraina tidak berakhir? Jawabannya sangat sederhana, ini akan berlanjut sampai Barat menghentikan rencananya untuk mempertahankan dominasinya dan mengatasi keinginan obsesifnya untuk menimbulkan kekalahan strategis bagi Rusia di tangan boneka Kiev,” kata Lavrov.

Medvedev juga mengusulkan agar Rusia menggunakan bom tandan. Pekan lalu, Amerika Serikat mengumumkan akan memasok Kiev dengan bom tandan, yang biasanya melepaskan sejumlah besar bom kecil di wilayah yang luas. Bom tandan dilarang oleh banyak negara karena bahaya yang ditimbulkannya terhadap warga sipil selama dan setelah konflik.

Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu mengatakan, Moskow akan menggunakan senjata serupa di Ukraina jika AS memasok Kiev dengan bom tandan. Shoigu memperingatkan bahwa bom tandan Rusia jauh lebih efektif daripada senjata Amerika, dengan jangkauan lebih luas dan lebih beragam. Rusia dan Ukraina saling menuduh telah menggunakan bom tandan di medan perang.

Baca Juga

Mengapa Ukraina Meminta Bom Tandan?

Pasukan Ukraina kehabisan peluru artileri, karena mereka menggunakannya dengan kecepatan yang sangat tinggi. Barat tidak dapat memasok amunisi dengan cepat untuk menyesuaikan kebutuhan Ukraina. Artileri telah menjadi senjata utama di Ukraina selatan dan timur dengan intensitas serangan tinggi.

Karena peluru artileri tidak mencukupi, Ukraina telah meminta Amerika Serikat untuk memasok persediaan amunisi tandan atau bom klaster untuk menargetkan infanteri Rusia yang menjaga semua parit pertahanan itu. Dari perspektif militer, bom tandan bisa sangat efektif ketika digunakan melawan pasukan darat.

Ini bukanlah keputusan yang mudah bagi Washington, dan sangat tidak disukai oleh banyak pendukung Demokrat dan hak asasi manusia. Perdebatan telah berlangsung setidaknya selama enam bulan.

Dikutip dari BBC, Senin (10/7/2023), amunisi tandan adalah senjata yang mengerikan dan dilarang di sebagian besar dunia karena alasan yang baik.  Lebih dari 100 negara, termasuk Inggris, Prancis, dan Jerman, telah menandatangani perjanjian internasional yaitu Konvensi Amunisi Tandan. Konvensi ini melarang penggunaan atau penimbunan bom tandan karena efeknya sangat berbahaya terhadap penduduk sipil.

Anak-anak sangat rentan terkena ledakan bom tandan. Karena bom itu menyerupai mainan kecil yang ditinggalkan di area pemukiman atau lahan pertanian. Anak-anak sering mengambil bom tandan itu karena penasaran. Kelompok hak asasi manusia menggambarkan amunisi tandan sebagai kejahatan perang.

 
Berita Terpopuler