Alquran Dibakar Lagi di Swedia Saat Idul Adha, Banjir Kemarahan dari Dunia Muslim

Di Irak, massa melakukan protes di luar Kedutaan Besar Swedia di Baghdad.

network /Ani Nursalikah
.
Rep: Ani Nursalikah Red: Partner

Polisi turun tangan di tempat kejadian di mana seorang pria membakar Alquran di luar masjid di Stockholm, Swedia, tepat saat Idul Adha, Rabu (28/6/2023). Alquran Dibakar Lagi di Swedia Saat Idul Adha, Banjir Kemarahan dari Dunia Muslim. Foto: EPA-EFE/STEFAN JERREVANG

MAGENTA -- Aksi penghinaan pembakaran Alquran di luar sebuah masjid di Swedia tepat di Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriyah memicu kemarahan di banyak negara Muslim dan kecaman luas terhadap otoritas Swedia, Kamis (29/6/2023).

Di Irak, ratusan orang melakukan protes di luar Kedutaan Besar Swedia di Baghdad atas desakan Muqtada al-Sadr, seorang ulama populis yang meminta pemerintah Irak memutuskan hubungan diplomatik dengan Swedia. Ia menyebut Swedia bermusuhan dengan Islam.

BACA JUGA: Hadits Lalat Tercelup di Minuman, Shahih atau Palsu?

.

Dilansir di New York Times, Kamis (29/6/2023), kerumunan menjadi semakin marah, massa memanjat tembok yang mengelilingi kompleks dan mendorong melalui gerbang luar. Tidak ada tanda-tanda pasukan polisi diplomatik Irak berusaha menghentikan mereka. Para pengunjuk rasa tidak masuk ke kedutaan yang tutup karena hari raya dan akhirnya pergi.

Sadr menyerukan protes yang lebih besar setelah sholat Jumat. Kementerian luar negeri Irak juga mengutuk Swedia karena mengizinkan seorang ekstremis membakar salinan Alquran.

Dalam insiden pembakaran Alquran di Stockholm pada Rabu (28/6/2023) itu, dua pria dengan disaksikan oleh kerumunan orang, merobek halaman Alquran dan membakarnya di luar masjid. Dalam permohonan izin protes itu, salah satu pria, Salwan Momika, yang diidentifikasi oleh media Swedia sebagai imigran Irak yang tinggal di Swedia, mengatakan ingin mengungkapkan pendapatnya tentang Alquran dengan menyobek dan membakarnya.

Polisi memberikan izin demonstrasi setelah pengadilan Swedia memutuskan pelarangan demonstrasi akan melanggar hak kebebasan berbicara. Namun, izin mengatakan demonstran tidak diperbolehkan membakar benda di Stockholm.

BACA JUGA: Bolehkah Mengupah Penyembelih dengan Kulit Hewan Kurban?

Membakar Alquran tepat saat Idul Adha menyakitkan umat Islam...


Menyakitkan Bagi Umat Islam

Polisi turun tangan di tempat kejadian di mana seorang pria membakar Alquran di luar masjid di Stockholm, Swedia, tepat saat Idul Adha, Rabu (28/6/2023). Alquran Dibakar Lagi di Swedia Saat Idul Adha, Banjir Kemarahan dari Dunia Muslim. Foto: EPA-EFE/STEFAN JERREVANG

Pemilihan waktu pembakaran kitab suci Islam tepat selama hari raya penting umat Islam tersebut semakin membuat marah dan menyakitkan umat Islam di banyak negara.

Maroko memanggil perwakilan Swedia di Rabat untuk memintanya mengutuk tindakan tersebut dan menarik duta besarnya sendiri di Swedia. Yordania juga mengatakan telah menyatakan ketidaksenangannya kepada duta besar Swedia. Yordania,menyebutnya sebagai tindakan rasis kebencian yang serius.

BACA JUGA: Doa Menyembelih Hewan Kurban, Begini Urutannya

.

Mesir menyebut pembakaran Alquran sebagai tindakan tercela dan Arab Saudi mengatakan tindakan kebencian dan berulang-ulang seperti itu tidak dapat diterima dengan pembenaran apa pun. Menteri luar negeri Malaysia mengatakan penodaan kitab suci saat umat Islam merayakan hari raya yang begitu penting menyinggung umat Islam di seluruh dunia.

Indonesia juga melayangkan protes resmi atas pembakaran Alquran di depan Masjid Raya Sodermalm, Stockholm tersebut. "Indonesia bersama negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Swedia telah sampaikan protes atas kejadian ini," kata pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI melalui akun resmi Twitter @Kemlu_RI seperti dikutip Republika.co.id pada Kamis (29/6/2023).

Presiden Recep Tayyip Erdogan dari Turki mengatakan dalam pidatonya tidak akan pernah tunduk pada politik provokasi, menurut kantor berita negara Anadolu. Menghina hal-hal yang suci bagi umat Islam, katanya, bukanlah kebebasan berpikir.

BACA JUGA: Cerita Gubernur Ali Sadikin Naik Haji dan Sholat di Dalam Ka'bah

Hubungan tegang Turki dan Swedia...


Ketegangan Turki dan Swedia

Polisi turun tangan di tempat kejadian di mana seorang pria membakar Alquran di luar masjid di Stockholm, Swedia, tepat saat Idul Adha, Rabu (28/6/2023). Alquran Dibakar Lagi di Swedia Saat Idul Adha, Banjir Kemarahan dari Dunia Muslim. Foto: EPA-EFE/STEFAN JERREVANG

Kecamannya datang ketika hubungan diplomatik sudah tegang antara Turki dan Swedia. Pemerintah Turki menahan tawaran Swedia untuk bergabung dengan NATO. Turki ingin Swedia mengambil tindakan lebih keras terhadap aktivis pro-Kurdi dan anggota kelompok agama terlarang yang dianggap teroris yang tinggal di Swedia.

Pembakaran Alquran itu menambah panjang daftar insiden serupa di Januari di mana seorang tokoh sayap kanan Denmark-Swedia membakar salinan kitab suci di luar Kedutaan Besar Turki di ibu kota Swedia. Ini juga memperburuk ketegangan dengan Turki.

BACA JUGA: Hukum Jual-Beli Daging Kurban, Bolehkah?

.

Sejak itu, polisi di Stockholm mengatakan mereka telah menolak dua permintaan lain untuk memprotes dengan membakar Alquran. Aparat keamanan Swedia menyatakan kekhawatiran tindakan semacam itu akan menimbulkan masalah keamanan dan menimbulkan ancaman bagi kedutaan besar di luar negeri.

Pengadilan Swedia pada April membatalkan keputusan polisi. Pengadilan mengatakan polisi tidak memiliki cukup bukti untuk melarang protes. Swedia telah lama bergulat mengenai apakah akan mengizinkan demonstrasi semacam itu, dengan implikasinya terhadap kebebasan berbicara dan toleransi beragama.

Polisi Stockholm mengatakan mereka sedang menyelidiki Momika karena melanggar larangan pembakaran dan menghasut sekelompok orang. Pembakaran Alquran di Stockholm sangat meresahkan banyak orang Irak karena dilaporkan secara luas itu dilakukan oleh seorang imigran Irak. Panggilan ke Momika pada Kamis tidak dijawab.

Ulama Irak, Sadr, meminta pemerintah Irak mencabut kewarganegaraan Momika dan agar Swedia memulangkannya untuk diadili. Jika Swedia gagal melakukannya, dia harus diadili secara in absentia di Irak. Ada lebih dari 140 ribu imigran kelahiran Irak di Swedia, kelompok imigran terbesar kedua di negara itu setelah Finlandia.

BACA JUGA:

Idul Adha 2023 Dirayakan Berbeda, Ingat Petuah Bijak Buya Hamka Ini

Kisah Soedirman: Guru SD yang Jadi Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat

Benarkah Sunan Ampel, Sunan Kalijaga, Sunan Muria, dan Sunan Gunung Jati Keturunan Tionghoa?

Kocak, Cerita Pak AR Nasihati Jamaah Haji yang BAB di Wastafel

On This Day: 8 Juni 632 Nabi Muhammad SAW Wafat, Umar Bin Khattab Sempat tak Percaya

 
Berita Terpopuler