Misi Khusus di Terowongan Turki

kepadatan jamaah menuju jamarat berangsur melandai.

Republika/Ali Yusuf
Jamaah haji seluruh dunia melintas di terowongan Muaisyim lantai tiga jalur Jamarat untuk melempar jumroh di hari kedua pelontaran. Pada hari kedua ini jamaah memakai pakaian biasa tanpa ihram, Ahad (10/7).
Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Agung Sasongko dari Makkah, Arab Saudi

Baca Juga

Seiring selesainya pelaksanaan jumroh aqobah, kepadatan jamaah menuju jamarat berangsur melandai. Kondisi tersebut tentu bukan berarti melepas kewaspadaan. Jamaah justru harusnya lebih siap karena sudah memiliki gambaran dan pengalaman sebelumnya.

Salah satu wujud kewaspadaan yang perlu dilakukan adalah tetap bersama rombongan atau minimal sudah paham lokasi maktab agar tidak tersasar. Bicara soal tersasarnya jamaah ini, ada satu hal yang memang jadi perhatian penting Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), yakni terowongan Turki.

Bagi Satuan Operasional Armina ini, terowongan menuju arah keluar jamarat ini bukanlah menyeramkan atau kesannya angker. Tapi lebih kepada, andai ada jamaah Indonesia yang tersasar ke sana, proses evakuasinya bakalan rumit. Mengapa rumit karena harus memutar jauh menuju maktab tempat jamaah haji asal Turki dan negara lain seperti Cina, Eropa dan lainnya ada di sana.

"Tapi karena kita lebih banyak jamaah Turki, ya untuk mempermudah kita sebut saja terowongan Turki," ungkap Kepala Bidang Perlindungan Jemaah Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Harun Ar Rasyid, Kamis (29/6/2023).

Menurut dia, terowongan ini secara karakteristik sama dengan yang ada di Mina. Mempermudah jamaah untuk menuju jamarat maupun maktab.Namun, di sinilah terlihat kemudahan tersebut menjadi sulit apabila jamaah haji salah masuk jalur terowongan.

"Makanya kami tempatkan petugas di sana. Kami sebut penjaga gawang," kata dia.

Disebutkan Harun, jamaah haji apalagi saat kepadatan terjadi sangat mungkin terjadi disorientasi arah karena memang disangka jamaah ada terowongan itu menuju maktabnya. Padahal terowongan itu memang benar menuju maktab namun maktab negara-negara Eropa, Turki, Cina dan lainnya.

"Kalau jamaah masuk, tidak mudah kembali,arah kembali di jaga polisi jadi tak bisa asal putar balik. Jadinya rutenya bakal lebih jauh. Pentingnya perlu menjaga jamaah agar tidak diorientasi," kata dia.

 

Operasi Khusus

Pemantauan dan pengawasan pergerakan jamaah selama puncak haji akan menjadi fokus Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1444 H/2023 H. Petugas satuan operasional (Satops) dan pos-pos khusus bakal ditugaskan dan dibentuk di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.

 Petugas ini sebagai pelaksana operasional yang bertugas membantu dan mengkoordinasikan pengendalian pergerakan jamaah dan petugas haji Indonesia. Puluhan petugas haji dipilih secara khusus, terutama yang mempunyai fisik prima. 

 "Sasaran dan tujuan dari dibentuknya Satuan Operasional Armina ini adalah bisa terlayaninya dengan baik dan lancar kegiatan wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah dan Mina, serta tawaf ifadah dan rangkaian haji lainnya saat pelaksanaan puncak haji," kata dia.

 Harun menjelaskan, di tiga wilayah yakni Arafah, Musdalifah dan Mina, nantinya akan ditempatkan satuan petugas khusus yang dipilih dari Daker Bandara, Madinah, dan Makkah. Setiap wilayah akan ada 11 pos yang dijaga selama 24 jam.

 "Petugas Daker Bandara akan ditempatkan di Satgas Arafah, Daker Makkah di Muzdalifah, Daker Madinah di Mina. Petugas yang ditempatkan di posko memberi priotitas khusus kepada jamaah lansia. Jangan sampai ada jamaah Indonesian yang kesasar sampai ke tenda jamaah dari negara lain. Tahun ini tenda-tenda dari negara lain jaraknya berdekatan dengan tenda Indonesia. Bahkan ada tenda dari Indonesia yang penempatannya agak jauh yakni di Mina Jadid.

Sebagai catatan, jarak antara Mina Jadid dengan tempat melempar jumrah mencapai tujuh kilometer. Jarak tersebut harus ditempah dengan jalan kaki sehingga berpotensi menimbulkan risiko kesehatan dan keamanan bagi jamaah, khususnya lansia. 

 Puncak haji akan dimulai pada 8 Zulhijah 1444 H atau 26 Juni 2023. Pada tanggal itu jamaah haji akan diberangkatkan dari Makkah menuju Arafah. Pada 9 Zulhijah atau 27 Juni, jamaah akan wukuf di Arafah. Dan pada 10 Zulhijah atau 28 Juni jamaah sudah bertolak untuk mabit di Mina. Bersamaan dengan itu perayaan Idul Adha 1444 H. 

 

 

 

 
Berita Terpopuler