Soekarno Hampir Mati Ditembak Saat Sholat Idul Adha di Istana Negara

Upaya pembunuhan terhadap Soekarno gagal karena saat menembak pelaku melihat Soekarno ada dua orang.

.
Rep: Kurusetra Red: Partner

Sholat Id di Istana Merdeka, Senin, 14 Mei 1962.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Dor...Dor...Dor... Tiga tembakan yang mengarah ke Presiden Soekarno membuat pelaksanaan Sholat Id Idul Adha yang digelar di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 14 Mei 1962 berubah mencekam. Upaya pembunuhan terhadap Presiden Soekarno itu terjadi saat rakaat kedua Sholat Id hampir rampung.

Saat itu, Bung Karno yang berada di shaf pertama hendak dibunuh seorang laki-laki berpistol yang tiba-tiba datang sembari berteriak takbir lalu mengarahkan tembakan ke arah Bung Karno. Namun, Bung Karno selamat dari maut lantaran timah panas yang ditembakkan laki-laki ke arah shaf pertama tersebut meleset.

BACA JUGA: Sejarah Hari Ini: 21 Juni, Soekarno Meninggal Dunia, Jokowi Lahir ke Dunia

.

Soekarno langsung dilindungi sejumlah pengawalnya, seperti Komisaris Polisi Mangil Martowidjojo, komandan Detasemen Kawal Pribadi (DKP) Presiden Sukarno, dan wakilnya Sudiyo, serta Soedarjat, anggota DKP. namun Soedarjat yang hendak membalikkan badan sembari mencabut pistol lebih dulu ditembak dan jatuh berlumuran darah di belakang Soekarno.

Anggota DKP lainnya, Soesilo juga diterjang peluru di kepalanya. Sementara peluru ketiga mengenai bahu Ketua DPR KH Zainul Arifin.

Saat itu di samping Soekarno ada Menteri Pertahanan Jenderal TNI A.H. Nasution. Sementara Ketua Nahdlatul Ulama KH Idham Chalid yang menjadi imam Sholat Id mendapatkan luka ringan setelah ada peluru yang menyasar serampangan.

Tak melihat sasarannya terluka, laki-laki berpistol tersebut kembali mendekati Soekarno. Namun Sribusono berhasil menendang kaki penyerang dan dipukuli hingga pingsan. Setelah diringkus, pistol dirampas dan pelaku diamankan dan diletakkan di depan masjid Istana, Baiturrahim.

Tembakan tersebut membuat Sholat Id terhenti, jamaah berlarian dan menjerit ketakutan. Ada yang mundur, ada yang tiarap.

"Saat itu, Bung Karno sedang salat Idul Adha di Istana Jakarta, pas memasuki rakaat kedua tiba-tiba saja ada tembakan," kata Ketua DPR, yang juga cucu Sukarno, Puan Maharani, memulai kisah percobaan pembunuhan tersebut.

Soekarno luput dari maut karena berbau mistis


Sholat Id di Istana Merdeka, Senin, 14 Mei 1962.

Soekarno Luput dari Maut

Ketika mendirikan Shalat Id yang dimulai sekitar pukul 7.50 WIB tersebut, Sukarno berada di barisan terdepan jamaah. Di sebelah kirinya ada Abdul Harris Nasution. Di Samping Nasution ada KH Zainul Arifin. Di Samping Kiai Zainul ada KH Saifuddin Zuhri.

Keempat penembak Bung Karno itu belakangan divonis mati. Mereka adalah Sanusi Firkat, Djajapermana, Kamil, dan Napdi. Tetapi ketika disodorkan dokumen untuk membubuhkan tandatangan eksekusi, Bung Karno tidak sampai hati.

"Karena kakek saya waktu itu meyakini bahwa pembunuh yang sesungguhnya adalah orang-orang yang menjadi dalang perbuatan itu,” kata Puan Maharani.

BACA JUGA: Ferdy Sambo Terancam Hukuman Mati, Teringat Soekarno Tandatangani Surat Eksekusi Mati Kartosuwiryo

.

Maulwi Saelan, mantan wakil komandan Tjakrabirawa, mengungkapkan luputnya Soekarno dari maut karena saat itu pelaku mengaku melihat Soekarno ada dua orang. Ketika diperiksa, pelaku kebingungan karena melihat Bung Karno yang hendak dibidiknya menjadi dua orang. Karena itulah tembakannya meleset dan mengenai bahu Ketua DPR Zainul Arifin.

Berita upaya pembunuhan Soekarno pun disebarkan lewat siaran Radio Republik Indonesia (RRI). Pemeritah memberikan keterangan resmi yang berisi Presiden Soekarno selamat, korban luka lima orang, tiga di antaranya luka serius, sedangkan pelaku ditangkap.

BACA JUGA: Wasiat Soekarno Sebelum Meninggal: Bungkus Mayat Saya dengan Bendera Muhammadiyah

Setelah diinterogasi dan dilakukan penyidikan, ternyata pelaku adalah anggota Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) pimpinan S.M. Kartosoewirjo. Pelaku berjumlah tiga orang masuk ke Istana Merdeka karena memegang kartu undangan. Ketiga pelaku itu adalah Sanusi alias Fatah alias Soleh alias Uci Sanusi Fikrat alias Sanusi Ufit, Kamil alias Harun bin Karta, dan Jaya Permana bin Embut alias Hidayat bin Mustafa.

.

BACA JUGA ARTIKEL MENARIK LAINNYA:

> Karena Kurang Biaya, Pemerintah Hindia Belanda Batalkan Rencana Pemindahan Ibu Kota

> Humor NU: Orang Muhammadiyah Ikut Tahlilan Tapi Gak Bawa Pulang Berkat, Diledek Makan di Tempat Saja

> Muncul "Sekte Baru" Makan Nasi Padang Pakai Pisau dan Garpu

> Siapa Sebenarnya Siti Latifah Herawati Diah, Sampai-Sampai Sosoknya Jadi Google Doodle

> Gus Baha: Rokok Haram, Tapi...

> Haramkan Bekerja di Perusahaan Rokok, Ustadz Khalid: Sampai Kapan Anda Mau Makan yang Haram

> Humor Gus Dur: Di Pesantren Santri Dilarang Merokok, Kalau Kiai Boleh

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.p

 
Berita Terpopuler