Reaksi Seorang Ibu Saat Lihat Rapor Anaknya Jadi Viral

Seorang ibu meluapkan kegembiraannya ketika sang anak memperlihatkan rapornya.

Prayogi/Republika.
Pengambilan rapor anak (Ilustrasi). Apresiasi orang tua terhadap usaha anak di bidang akademik besar artinya bagi buah hati.
Rep: Umi Nur Fadhilah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah video viral yang diberi judul "Anakku Selalu Menjadi Juara di Hatiku" meraih simpati dari warganet. Video itu menunjukkan sang ibu mengapresiasi anaknya yang meraih urutan 27 dari 41 siswa di kelas suatu sekolah dasar.

Rapor anaknya rata-rata nilainya B (baik) dan C (cukup). Ibu itu pun memperlihatkan kegembiraannya karena buah hatinya sudah naik kelas. Ibu itu juga menyebut rapor anaknya ada kemajuan. Sang ibu yang baru pulang bekerja kemudian memeluk dan mencium anaknya.

Baca Juga

"Aku ada hadiah, kalau semakin ditingkatkan dapat hadiah," kata ibu itu seraya meminta anaknya membuka hadiahnya.

Hadiah itu terdiri dari makanan dan minuman ringan kesukaan sang anak. Sang ibu menjelaskan bahwa dirinya tetap bangga dengan hasil belajar sang anak.

"Kamu tetap juara di hatiku, mengerti maksudku, kan," ujar sang ibu menggunakan bahasa Inggris.

Reaksi sang ibu itu mendapat pujuan dari warganet. "Respek sama orang tua yang supportive gini, pujian sekecil apa pun itu bakal membekas untuk anak," tulis akun @fixieang* mengomentari unggahan akun Twitter @sosmedkeras.

"Parentingnya bagus, menghargai hasil apa pun dari usaha anaknya," tulis akun @ferfa***.

"Saya suka pengasuhannya, semakin anak-anak mendapat apresiasi apa yang menurut mereka sudah menjadi yang terbaik yang dapat mereka lakukan, semakin mereka akan tumbuh ke titik yang mungkin tidak Anda duga. Stimulus memberi hadiah setelah prosesnya membuat Anda antusias," tulis akun @batjaan***.

"Rangking hanyalah angka, salut banget sama orang tua yang nggak permasalahin rangking yang penting nilai anaknya bagus walaupun pas-pasan," tulis akun @nyamu***.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menekankan bahwa setiap anak itu unik dan istimewa. Karena itu, setiap anak tidak bisa disamakan satu dengan yang lain.

Meskipun anak memiliki nilai akademis yang biasa, tetapi mungkin bakatnya ada di bidang lain. Anak yang nilai akademisnya jelek belum tentu masa depannya gagal.

Melalui program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), pemerintah berupaya mengubah pola pikir yang keliru selama ini tentang pendidikan, terlebih lagi pendidikan dasar. Dalam upaya menumbuhkan karakter siswa, sekolah perlu membuka diri dengan lingkungan sekitarnya dan menjadikannya sumber belajar bagi siswa.

Sumber belajar tidak harus selalu dari buku, guru, dan laboratorium sekolah saja. Bisa juga dari lingkungan sekitar sekolah, seperti pasar, taman budaya, sanggar seni, tempat ibadah bisa dimanfaatkan sebagai sumber belajar, termasuk sumber daya manusianya, seperti tokoh agama, pegiat seni, dokter, bidan, pemadam kebakaran.

 
Berita Terpopuler