Iblis Menghalangi Nabi Ibrahim Berkurban

Ibadah kurban telah ada sejak nabi Ibrahim.

Dawnofislam film
Iblis Menghalangi Nabi Ibrahim Berkurban. Foto: Suasa kehidupan suku Quraisy di Makkah, masa lalu. (liustrasi)
Rep: Andrian Saputra Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ibadah kurban merupakan syari'at yang tua. Ibadah kurban telah ada sejak nabi Ibrahim yang diperintahkan Allah menyembelih anaknya yakni Ismail sebagai ujian keimanan. 

Baca Juga

Nabi Ibrahim memiliki seorang putra yang sangat dicintainya yakni Ismail yang kelak menjadi seorang nabi dan rasul. Nabi Ibrahim sangat menyayangi Ismail sebab dia adalah putra yang sangat dinanti-nantikan kelahirannya setelah berpuluh-puluh tahun menikah dengan Hajar. Tapi ketika Ismail tengah dalam usia lucu-lucunya, nabi Ibrahim mendapatkan wahyu dari Allah SWT untuk menyembelih putra kesayangannya itu. 

Wahyu kepada nabi Ibrahim yang berisi perintah menyembelih Ismail adalah sebagai ujian dari Allah SWT. Dan sebagai bukti kecintaan nabi Ibrahim kepada Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT.

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعْىَ قَالَ يَٰبُنَىَّ إِنِّىٓ أَرَىٰ فِى ٱلْمَنَامِ أَنِّىٓ أَذْبَحُكَ فَٱنظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَٰٓأَبَتِ ٱفْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِىٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّٰبِرِينَ

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar". (Alquran As Saffat ayat 102).

Para ulama sepakat bahwa mimpi para nabi itu adalah mimpi yang benar berupa wahyu (arru'ya as shodiqah). Dalam kitab tafsir ibn Jarir al Tabari, terdapat ketertarikan yang diriwayatkan Ibnu Abbas yang menjelaskan bahwa mimpinya nabi Ibrahim terkait perintah menyembelih putranya itu terjadi tidak hanya sekali melainkan terjadi beberapa kali. Fase ini juga yang kemudian diabadikan dalam ritual haji. 

 

 

Berdasarkan riwayat Ibnu Abbas itu dijelaskan bahwa pada tanggal 8 Dzulhijjah nabi Ibrahim masih ragu akan mimpinya menyembelih Ismail. Kala itu nabi Ibrahim berada di Mina. Nabi Ibrahim pun merenungkan tentang mimpinya. Karenanya hari itu juga disebut yaumul tarwiyah yang sejatinya memiliki makna hari merenung. 

Keesokan harinya yakni pada 9 Dzulhijjah, nabi Ibrahim kembali bermimpi yang sama yakni dia diperintah untuk menyembelih putranya. Kala itu nabi Ibrahim tengah berwukuf di padang Arafah. Nabi Ibrahim baru mengerti dan yakin bahwa mimpi yang dialaminya adalah mimpi yang benar ayau wahyu (ru'ya as shodiq). Karenanya hari itu disebut juga Yaumul Arafah. 

Maka pada tanggal 10 Dzulhijjah, nabi Ibrahim pun melaksanakan perintah menyembelih putranya itu. Sejumlah kitab-kitab turats menuliskan bahwa lokasi nabi Ibrahim ketika menyembelih putranya itu berada di sebuah bukit di Mina atau yang kini disebut juga majzaru Mina sebuah tempat penyembelihan kurban di Mina. 

Sementara itu ketika hendak disembelih, setan berupaya untuk menggoyahkan keimanan nabi Ibrahim dan keluarganya. Akan tetapi keimanan mereka tidak tergoyahkan. Sebelum nabi Ibrahim dan putranya sampai di tempat yang dituju, tiba-tiba Iblis datang menggoda nabi Ibrahim agar menghentikan niatnya tersebut. Namun, dengan penuh keyakinan dan ketakwaan kepada Allah SWT, nabi Ibrahim tetap melaksanakan perintah itu. Ia tahu tujuan iblis pada hakikatnya adalah untuk mengajak melanggar perintah Allah. Karena itu, nabi Ibrahim kemudian mengambil tujuh batu kerikil dan melemparnya ke Iblis. Inilah yang disebut Jumrah Ula.

Tak berhasil mempengaruhi nabi Ibrahim, Iblis lalu datang menghasut istrinya nabi Ibrahim yaitu Hajar. Iblis mempengaruhi Hajar agar mencegah niat suaminya menyembelih putranya. Sebab seorang ibu pasti tak akan sampai hati membiarkan buah hatinya disembelih. Tapi Hajar menolak dan melempari Iblis dengan batu kerikil. Lokasi pelemparan Hajar itu kemudian dijadikan tempat melempar Jamrah Wusta.

Iblis pun masih berupaya menggagalkan. Ia kemudian mendekati Ismail yang dianggap  masih memiliki keimanan dan ketakwaan yang rapuh. Tapi Ismail justru menunjukan keimanan yang kuat. Ia melakukan perlawanan pada Iblis. Ia kukuh memegang keimanannya dan yakin akan perintah Allah SWT kepada ayahnya yaitu nabi Ibrahim. Lalu nabi Ibrahim, Siti Hajar, dan Ismail lalu bersama-sama melempari Iblis dengan batu kerikil, yang kemudian diabadikan menjadi lemparan Jumrah Aqabah. 

Hingga ketika nabi Ismail telah berada di lempengan batu dan hendak disembelih oleh nabi Ibrahim, Allah SWT menggantikan nabi Ismail dengan seekor hewan yang besar gemuk. Dalam beberapa riwayat disebutkan hewan itu adalah kambing gibas yang putih, besar dan bertanduk. Sejak itulah berkurban menjadi syariat turun temurun hingga kepada umat nabi Muhammad SAW. 

 

 

 

 

 
Berita Terpopuler