Strategi Memenuhi Kebutuhan Gizi untuk Lansia

Pemberian program makanan dengan kandungan tinggi protein, energi, vitamin, dan mineral tetapi rendah garam, dapat berujung pada peningkatan kualitas hidup lansia.

network /Vidita
.
Rep: Vidita Red: Partner

Unsplash/Eduardo Barrios

Badan Pusat Statistik merilis data jumlah lansia berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus pada 2016 diperkirakan jumlah lansia (usia 60 tahun ke atas) di Indonesia sebanyak 22.630.882 jiwa. Angka ini diperkirakan akan meningkat menjadi 31.320.066 jiwa pada 2022.

Pemenuhan gizi bagi para lansia pun, saat ini menjadi salah satu isu yang diperhatikan. Asam amino glutamat yang terkandung dalam bumbu umami seperti Monosodium Glutamat (MSG) ternyata memiliki manfaat dalam meningkatkan selera makan lansia.

Peningkatan selera makan ini membantu dalam pemenuhan asupan gizi yang baik, yang berujung pada perbaikan kondisi fisik dan kualitas hidup lansia. Hal ini terukur dari hasil analisa darah dan antropometri tes pada sebuah penelitian “Elderly Meal Project”.

PT Ajinomoto Indonesia (Ajinomoto) bekerjasama dengan tim peneliti yang dikepalai oleh Dr Toto Sudargo, MKes, ahli gizi yang concern terhadap asupan gizi lansia melakukan penelitian “Elderly Meal Project”. Penelitian ini bertujuan mengetahui apakah pemberian program makanan dengan kandungan tinggi protein, energi, vitamin, dan mineral tetapi rendah garam, gula, dan lemak, dapat memperbaiki status gizi pada lansia yang berujung pada peningkatan kualitas hidup lansia.

Periode penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2021 hingga Januari 2022, dengan metode purposive sampling dengan mengambil lokasi penelitian di Balai Pelayanan Sosial Tresna Werdha (BPSTW) Unit Abiyoso dan BPSTW Budi Luhur - Yogyakarta. Menurut Toto, karena faktor usia, hormon-hormon pengatur selera makan pada lansia cenderung menurun.

Sehingga berpotensi menyebabkan malnutrisi pada lansia. Malnutrisi menunjukkan efek buruk yang dapat dialami sebagian besar lansia, yaitu keletihan dan gangguan otot. “Penelitian Elderly Meal Project yang kami lakukan bersama Ajinomoto ini menunjukkan bahwa, setelah diberikan program pemberian makan pada lansia, terjadi penurunan yang signifikan pada kadar gula darah," ujarnya.

Hal ini, menurut Toto, ditunjukkan dari persentase pria lansia yang memiliki nilai HbA1C pada kelompok diabetik yaitu sebesar 52.9 persen turun menjadi 23.5 persen. Pendidikan gizi tentang pentingnya menjaga pola makan seperti mengurangi makanan manis mampu menurunkan kadar gula darah secara signifikan.

"Signifikansi kenaikan asupan protein terjadi pada kedua kelompok lansia pria dan wanita,” ungkap Toto, ketika menyampaikan materi di sesi webinar dalam rangka Hari Lansia Nasional, yang jatuh pada 29 Mei 2023. Berdasarkan hasil penelitian juga menunjukkan, menu rendah garam dalam program pemberian makan terbukti dapat menurunkan tekanan darah pada lansia, yaitu SBP (Systolic Blood Pressure) dan DPB (Dyastolic Blood Pressure).

Sebelumnya, petugas dapur pada BPSTW Unit Abiyoso dan Budi Luhur telah diberikan edukasi tentang pentingnya diet garam, terutama pada menu makanan lansia. Mengurangi penggunaan garam yang kemudian ditambahkan dengan produk Ajinomoto, dapat mengurangi kadar natrium dalam makanan lansia.

Meskipun pemakaian garam dapur pada BPSTW Unit Abiyoso dan Budi Luhur telah dikurangi, tidak membuat nafsu makan para lansia menjadi menurun. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa rasa makanan terbukti tetap enak walaupun tidak menggunakan takaran garam sebanyak sebelumnya.

Implementasi ini merupakan aplikasi dari kampanye Bijak Garam Ajinomoto, dan terbukti dapat menurunkan kadar natrium di dalam masakan. Menurut Toto, selera makan lansia sebenarnya cenderung rendah karena berbagai faktor fisiologis dan psikologis.

Namun sebenarnya dapat diatasi dengan meningkatkan daya terima reseptor rasa melalui pengaturan keseimbangan rasa dasar, seperti manis, asam, pahit, asin, dan umami yang gurih. Pada sesi webinar kali ini turut hadir Plt. Direktur Kesehatan Usia Produktif & Lansia Kemenkes RI, dr Nida Rohmawati MPH.

Menurut Nida, Hari Lansia Nasional 2023 mengusung tema nasional ‘Lansia Terawat, Indonesia Bermartabat’. “Sebenarnya, peningkatan jumlah lansia merupakan indikator dari keberhasilan pembangunan kesehatan dengan menurunnya angka kematian dan semakin meningkatnya umur harapan hidup," ujarnya.

Hal ini sekaligus menjadi tantangan karena lansia banyak mengalami kemunduran fisik, mental, ekonomi, dan sosial. Pemerintah RI telah memiliki strategi nasional kelanjutusiaan yang diatur dalam Perpres No 88/2021 yang menjadi landasan Rencana Aksi Nasional Kemenkes.

Menurut Nida, strategi yang diusung ada lima, yaitu peningkatan perlindungan sosial, jaminan pendapatan, dan kapasitas individu. Ia menambahkan, penelitian yang dilakukan oleh Dr Toto Sudargo dan didukung oleh Ajinomoto sangat menarik.

Karena, setelah diberikan pemberian makanan bergizi seimbang dengan menambahkan MSG sebagai strategi pengurangan asupan garam, dapat menyebabkan penurunan tekanan darah. Hal ini, disebut Nida, juga dapat memberi efek samping jangka panjang, dan juga respons spesifik bagi orang-orang yang mempunyai riwayat penyakit degeneratif seperti hipertensi dan diabetes.

 
Berita Terpopuler