Tayang Besok, Kisah The Flash Bergulir Cepat, Menyenangkan untuk Ditonton

Sejumlah versi Batman dan Superman menyemarakkan The Flash.

Dok Warner Bros Pictures
Ezra Miller sebagai Barry Allen alias The Flash di film The Flash.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Durasi panjang pada sejumlah film pahlawan super menjadi salah satu tantangan yang cukup rumit. Kisah yang merentang terlalu lama berpotensi membuat penonton jenuh, namun memotong adegan tertentu dapat mengganggu alur cerita.

Hal demikian tidak terjadi dengan film The Flash. Dengan durasi 144 menit, nyatanya sinema arahan sutradara Andy Muschietti itu terasa berlalu dengan cepat dan tak menjemukan. Film melaju kencang seperti kecepatan super sosok Flash, namun tetap menyenangkan untuk disimak.

Film The Flash menceritakan sosok Barry Allen alias The Flash (Ezra Miller) yang baru menyadari kecepatan supernya bisa membuat dirinya kembali ke masa lalu. Dengan cara itu, dia berusaha mencegah kematian ibunya yang tragis, sekaligus menyelamatkan sang ayah.

Namun, konsekuensi dari keputusan Barry ternyata berdampak sangat serius. Dia mengubah tatanan masa lalu, masa kini, dan masa depan, membuat semuanya kacau. Barry berusaha memperbaiki akibat perbuatannya dengan meminta bantuan dari "versi lain" Justice League.

Secara keseluruhan, film The Flash terasa memuaskan. Skenario dibuat dengan cermat sehingga isu multiverse alias semesta majemuk yang diusung menjadi masuk akal. Aspek visualnya pun sangat apik. Namun, daya tarik utama film ini adalah elemen humor.

Dari hal-hal sederhana seperti "kebawelan" tanpa henti, memesan sarapan di kedai kopi, hingga perjumpaan dengan dirinya yang lain yang lebih muda, Barry membuat suasana getir atau serius jadi dibumbui komedi. Dalam beberapa kesempatan, dia tidak bermaksud melucu, tapi adegan dan dialognya tetap saja jadi kocak.

Sinema The Flash pun tak segan memasukkan berbagai unsur budaya pop. Misalnya, ada obrolan sejumlah tokoh mengenai film komedi petualangan fiksi ilmiah Back to the Future, juga deretan film lain dan pemerannya. Diskusi itu sesungguhnya tak penting-penting amat, namun jadi pemicu tawa.

Dengan konsep multiverse, kesenangan lain tentunya melihat berbagai versi dari tokoh-tokoh populer DC yang sudah dikenal. Di "masa kini", yang berlaku masih versi Justice League dari film silam. Rekan The Flash yang dihadirkan adalah Batman (Ben Affleck) dan Wonder Woman (Gal Gadot).

Baca Juga

Namun, begitu Barry melintasi waktu, penonton siap-siap saja untuk memekik kegirangan saat versi berbeda deretan tokoh muncul di layar. Ada sejumlah versi Batman dan Superman berbeda, tentunya dengan wajah-wajah yang dikenal betul oleh penggemar setia DC.



Hal lain yang menarik dari film ini, yakni eksplorasi sisi manusia dari sosok Barry. Bukan hanya The Flash yang punya kecepatan super yang dihadirkan. Sebaliknya, film banyak mengeksplorasi luka Barry sebagai manusia, terutama sebagai anak yang merindukan ibunya.

Untuk film dengan label 13 tahun ke atas, konten film The Flash cukup sesuai. Akan tetapi, ada beberapa adegan yang efeknya CGI-nya tidak terlihat alami sehingga malah terasa mengganggu.

Setelah film berakhir, ada satu adegan tambahan after-credit yang mengisyaratkan perkembangan cerita di DC Extended Universe. Film The Flash tayang di bioskop Indonesia mulai 14 Juni 2023.

 
Berita Terpopuler