Kabut Asap di AS dan Kanada Bisa Berlangsung Berhari-hari

Pejabat memperingatkan warga untuk tetap berada di dalam rumah.

Tangkapan Layar/VOA
Wilayah luas AS meliputi timur laut, barat tengah, hingga tenggara mendapat peringatan soal menurunnya kualitas udara, sebagai dampak berlanjutnya kebakaran hutan di Kanada.
Rep: Amri Amrullah Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Pada peta kualitas udara di kawasan AS dan Kanada saat ini, warna ungu menandakan yang terburuk. Kenyataannya, ini adalah kabut asap tebal dan berbahaya yang mengganggu kehidupan sehari-hari bagi jutaan orang di seluruh AS dan Kanada, menutupi langit dan mengubah langit menjadi oranye hingga beberapa hari ke depan.

Baca Juga

Dengan sistem cuaca yang diperkirakan tidak akan berubah, selimut asap yang menggumpal dari kebakaran hutan di Quebec dan Nova Scotia dan mengirimkan debu materi partikulat halus hingga ke North Carolina akan terus berlanjut hingga Kamis (8/6/2023) dan mungkin hingga akhir pekan ini.

Itu berarti setidaknya satu hari lagi, atau lebih warga New York menunda semua aktivitasnya, mulai dari penonton dan para pemain baseball, para aktor dari panggung Broadway, hingga ribuan penerbangan. Ini memicu meningkatnya penggunaan masker dan memaksa untuk bekerja dari rumah, yang juga meningkatkan kekhawatiran efek kesehatan dari paparan udara yang buruk dalam waktu lama.

Sistem cuaca yang mendorong menyebarnya asap kebakaran ke wilayah Kanada-Amerika karena sistem tekanan rendah di atas Maine dan Nova Scotia, "Ini mungkin akan bertahan setidaknya untuk beberapa hari ke depan," kata ahli meteorologi Badan Cuaca Nasional AS, Bryan Ramsey.

"Kondisinya kemungkinan besar akan tetap tidak sehat, setidaknya sampai arah angin berubah atau api berhasil dipadamkan," kata Ramsey. "Karena kebakaran yang terjadi sangat besar, kemungkinan besar akan terus berlanjut selama berminggu-minggu. Namun, ini semua hanya akan bergantung pada perubahan arah angin."

Di bagian timur AS, para pejabat memperingatkan warga untuk tetap berada di dalam rumah dan membatasi atau menghindari kegiatan di luar ruangan lagi pada Kamis. Pemerintah setempat juga memperpanjang peringatan kualitas udara "Kode Merah" di beberapa tempat selama tiga hari berturut-turut. Ini karena prakiraan cuaca menunjukkan angin terus mendorong udara yang mengandung asap ke arah selatan.

Di Washington, Wali Kota Muriel Bowser memerintahkan sekolah-sekolah untuk membatalkan jam istirahat di luar ruangan, olahraga, dan karyawisata pada Kamis. Di pinggiran kota Philadelphia, para pejabat mendirikan tempat penampungan darurat agar orang-orang yang tinggal di luar rumah dapat berlindung dari kabut asap.

Gubernur New York Kathy Hochul mengatakan bahwa negara bagian tersebut menyediakan satu juta masker N95, jenis masker yang lazim digunakan pada puncak pandemi Covid-19. Penyediaan masker diperbanyak di fasilitas-fasilitas umum negara bagian, termasuk 400.000 masker di New York City. Dia juga mendesak warga untuk tetap tinggal di rumah.

"Anda tidak perlu keluar dan berjalan-jalan. Anda tidak perlu mendorong bayi di kereta dorong," kata Hochul pada Rabu malam. 

Pesan itu mungkin berhasil. Sejauh ini, para pejabat mengatakan pada Rabu, New York City belum melihat peningkatan panggilan 911 terkait masalah pernapasan dan serangan jantung.

Lebih dari 400 titik kebakaran yang terjadi di seluruh Kanada telah menyebabkan 20.000 orang mengungsi. 

AS telah mengirimkan lebih dari 600 petugas pemadam kebakaran dan peralatan ke Kanada. Negara-negara lain juga ikut membantu.

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau berbicara dengan Presiden Joe Biden melalui telepon pada Rabu. Kantor Trudeau mengatakan bahwa ia berterima kasih kepada Biden atas dukungannya dan bahwa kedua pemimpin tersebut "mengakui perlunya bekerja sama untuk mengatasi dampak perubahan iklim yang menghancurkan."

Para pejabat Kanada mengatakan bahwa ini merupakan musim kebakaran hutan terburuk yang pernah terjadi di negara tersebut. Kebakaran dimulai lebih awal di lahan yang lebih kering dari biasanya dan meluas dengan cepat. 

Asap dari kebakaran tersebut telah menyelimuti AS sejak bulan lalu. Namun, kondisinya semakin parah dengan adanya kebakaran di Quebec, di mana sekitar 100 titik api dianggap tidak terkendali pada hari Rabu.

"Saya dapat merasakan udara," kata Dr Ken Strumpf dalam sebuah unggahan di Facebook dari Syracuse, New York, di mana langit berwarna-warni seperti warna universitas setempat yang berwarna Orange.

Asap begitu pekat di ibu kota Kanada, Ottawa, sehingga gedung gedung perkantoran di seberang Sungai Ottawa nyaris tidak terlihat. Di Toronto, Yili Ma mengatakan bahwa kelompok pendakiannya membatalkan rencana pendakian minggu ini.

Dan ia tidak dapat menikmati teras restoran yang menjadi tradisi musim panas yang dicintai di negara yang terkenal dengan musim dinginnya yang keras ini. "Saya menyimpan masker saya selama lebih dari satu tahun, dan sekarang saya memakai masker saya sejak kemarin," keluh Ma.

Quebec Timur mendapat sedikit hujan pada hari Rabu, tetapi ahli meteorologi Environment Canada yang berbasis di Montreal, Simon Legault, mengatakan bahwa tidak ada hujan yang signifikan yang diperkirakan akan turun selama berhari-hari di wilayah terpencil di Quebec tengah di mana kebakaran hutan lebih hebat.

Di AS, para pejabat federal menghentikan sementara beberapa penerbangan hari Rabu menuju Bandara LaGuardia di New York dan memperlambat penerbangan menuju Newark dan Philadelphia karena asap membatasi jarak pandang.

Tim Major League Baseball, Yankees dan Phillies, menunda pertandingan mereka. Di Broadway, "Hamilton" dan "Camelot" membatalkan pertunjukan pada Rabu. 

 
Berita Terpopuler