3 Macam Sabar, 5 Cara Membiasakannya, dan Mengapa Sangat Dianjurkan?

Sabar merupakan instrumen penting seorang mukmin hadapi kehidupan dunia

ANTARA/Basri Marzuki
Berdoa agar diberikan sabar. Sabar merupakan instrumen penting seorang mukmin hadapi kehidupan dunia
Rep: Zahrotul Oktaviani Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Mengingat hati atau iman adalah yang diperebutkan oleh malaikat dan setan, sebagai manusia tentu harus menjaganya dari hal buruk atau hal yang menyenangkan setan. 

Baca Juga

Salah satu benteng terdepan dalam menjaganya, ya itu dengan sabar. Sabar adalah yang harus pertama kali dipupuk, baru setelahnya muncul ikhlas. 

Ikhlas hadir sebagai ben tuk dari buah cinta umat kepada Allah SWT. "Sabar harus ditegakkan utamanya karena dunia adalah tempat yang penuh dengan ujian. Allah SWT sudah banyak mengingatkan akan ini, jadi kita tidak boleh terus meminta hidup enak," ujar pendakwah Ustadz Djazali Ruhan, sebagaimana dikutip dari dokumentasi Harian Republika, Rabu (24/5/2023).  

Ujian yang diberikan oleh Allah SWT ada banyak bentuknya. Bisa berupa kenikmatan, kekhilafan, ataupun musibah. Di antara orang-orang yang sanggup sabar dalam menghadapi ujian Allah SWT, sudah disiapkan banyak pahala bagi mereka. Hal ini pun tertulis dalam banyak hadits dan Alquran, salah satunya dalam surat Al Baqarah ayat 157: 

 وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ "Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar."

Ustadz Djazali pun menyebut, jika sabar ini adalah ibadah terbaik di dunia. Seseorang tidak mungkin bisa bersyukur, dekat dengan taubat, ataupun ke baikan lain, kecuali ia bisa menjaga rasa sabarnya terlebih dahulu. Sabar pun bisa menjadi solusi dari semua masalah yang ada. Dalam surat Al Baqarah ayat 45, Allah berfirman: 

وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ "Mintalah pertolongan pada Allah dengan sabar dan sholat."

Sabar juga salah satu sarana atau cara untuk mencapai status istiqamah dalam beribadah. Banyak yang meng aku-ngaku beriman kepada Allah SWT dan mengikuti ajaran-Nya, tetapi sedikit yang istiqamah. 

Baca juga: Mualaf Theresa Corbin, Terpikat dengan Konsep Islam yang Sempurna Tentang Tuhan

Sedikit yang mngikuti ba gai mana sabarnya Rasul dan para sahabat yang berujung istiqamah. Mereka mampu mempertahankan kebaikan menurut syariat Islam sampai akhir hayatnya. 

"Sabar sendiri ada tiga macamnya. Dari yang tingkatannya rendah, sedang, hingga tinggi. Jika ketiganya bisa di penuhi oleh umat, istiqamahlah dia," ujarnya.

Sabar yang pertama adalah untuk tetap taat kepada Allah SWT. Taat kepada Allah SWT sendiri ada tiga macam; menjaga tauhid, menjalankan sunah, dan menahan diri dari yang haram. 

Tauhid adalah hal pertama yang harus dijalankan umat, baru selanjutnya menjalankan sunah atau hal-hal yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW, dan terakhir menahan diri dari perbuatan dosa.

Sabar kedua adalah menahan diri dari maksiat kepada Allah SWT. Maksiat di sini bisa berupa syirik, riya', hingga sombong. 

Sabar yang terakhir adalah sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan. Sabar saat menghadapi musibah merupakan jenis sabar yang paling rendah dibanding dua di atas. 

Disebut rendah, karena ujian ini tidak hanya diberikan kepada umat Muslim saja. Allah SWT pun memberikan ujian kehidupan bagi orang kafir yang ada di dunia, dan ada banyak yang menunjuk kan kaum mereka ternyata sabar dalam menghadapi ujian.

Untuk meningkatkan sabar dalam tiap diri Muslim, Ustadz Djazali pun memberikan kiat-kiatnya. Hal-hal ini bila dilakukan, insya Allah bisa menambah kadar kesabaran dalam diri.

Kiat pertama adalah terus mengenal, belajar, dan mencintai Allah SWT melalui ilmu agama. Hal yang bisa membuat kita sabar adalah kekuatan cinta dan ilmu pada Allah SWT.

Kembalikan setiap musibah yang kita hadapi kepada Allah SWT. Jika umat selalu bersikap husnuzon pada Allah SWT, kesulitan dan ujian apa pun akan diha dapi dengan sabar sambil terus berta wakal kepada Allah SWT.

Kiat kedua, yaitu menyadari bahwa dunia adalah tempat yang penuh dengan ujian sehingga sifat sabarlah yang dibutuhkan dalam hidup. 

Ketika manusia dikenai ujian, janganlah terus mengeluh. Yang harus dilakukan adalah berdoa dan meminta keteguhan hati untuk menjalani ujian itu.

Baca juga: 7 Daftar Kontroversi Panji Gumilang Pimpinan Al Zaytun yang tak Pernah Tersentuh

Cara selanjutnya adalah menanamkan dalam diri bahwa segala sesuatu yang ada di dunia bukanlah milik kita. Jangan pernah memunculkan rasa memiliki karena segalanya adalah titipan dari Allah SWT. Dalam Al Baqarah ayat 284 Allah SWT berfirman: 

لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ "Milik Allah SWT segala apa yang ada di langit dan di bumi." 

"Sikap sedih dan stres saat menghadapi masalah itu muncul karena kita merasa memiliki atas apa yang ada di dunia. Padahal, Allah SWT sudah menyatakan, semua adalah milik-Nya dan akan kem bali kepada-Nya," ucap Ustadz Djazali.

Kiat kelima, rasa sabar bisa dibangun dari lingkungan. Lingkungan yang mendukung bisa membantu umat untuk terus sabar. Terkadang seseorang tahu hukumnya, dalil, dan ilmu. 

 

Namun, ketika diberi ujian langsung dan tidak bisa menghadapi, penting lingkungan yang baik agar bisa menuntun ke arah yang baik. Cara terakhir adalah dengan memperkuat iman kepada takdir serta memperbanyak doa.

 
Berita Terpopuler