Siapa yang Berhak Atas Nikmat di Alam Kubur dan Bagaimana Caranya?

Kenikmatan di alam kubur akan diperoleh orang-orang yang beriman dan beramal saleh

Republika/Thoudy Badai
Ilustrasi alam kubur. Kenikmatan di alam kubur akan diperoleh orang-orang yang beriman dan beramal saleh
Rep: A Syalaby Ichsan Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Al-Bara' bin Azib selain menerangkan tentang sakitnya mati, juga menceritakan kenikmatannya. Imam Ibnu Qayyim al-Jauziy dalam bukunya Roh menjelaskan hadits yang terkait dengan fakta ini. 

Baca Juga

كنَّا في جِنازةٍ في بَقيعِ الغَرْقدِ، فأتانا النَّبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ، فقعَدَ وقعَدْنا حولَه، كأنَّ على رُؤوسِنا الطَّيْرَ، وهو يُلْحَدُ له، فقال: أعوذُ باللهِ مِن عذابِ القبرِ، ثلاثَ مرَّاتٍ، ثمَّ قال: إنَّ العبدَ المؤمِنَ إذا كان في إقبالٍ مِن الآخِرةِ وانقِطاعٍ مِن الدُّنيا، نزَلَت إليه الملائكةُ، كأنَّ  على وُجوهِهِمُ الشَّمسَ، معهم كَفنٌ مِن أكفانِ الجَنَّةِ، وحَنوطٌ مِن حَنوطِ الجنَّةِ، فجَلَسوا مِنه مَدَّ البَصرِ، ثمَّ يَجيءُ ملَكُ الموتِ حتَّى يَجلِسَ عندَ رأسِه، فيَقولُ: يا أيَّتُها النَّفْسُ الطَّيِّبةُ، اخرُجي إلى مَغفِرةٍ مِن اللهِ ورِضْوانٍ، قال: فتخرُجُ تَسيلُ كما تَسيلُ القَطْرةُ مِن في السِّقاءِ، فيأخُذُها، فإذا أخَذَها لم يَدَعوها في يدِه طَرْفةَ عينٍ، حتَّى يَأخُذوها فيَجعَلوها في ذلك الكفَنِ وذلك الحَنوطِ، ويخرُجُ منها كأطيَبِ نَفْحةِ مِسكٍ وُجِدَتْ على وجهِ الأرضِ، قال: فيَصعَدون بها، فلا يَمُرُّون بها، يَعْني على مَلأٍ مِن الملائكةِ، إلَّا قالوا: ما هذه الرُّوحُ الطَّيِّبةُ؟ فيَقولون: فلانُ بنُ فلانٍ، بأحسَنِ أسمائِه الَّتي كانوا يُسمُّونه بها في الدُّنيا، حتَّى يَنتَهوا بها إلى السَّماءِ، فيَستفتِحون له، فيُفتَحُ له، فيُشيِّعُه مِن كلِّ سماءٍ مُقرَّبوها، إلى السَّماءِ الَّتي تَليها، حتَّى يُنتَهى بها إلى السَّماءِ السَّابعةِ، فيَقولُ اللهُ عزَّ وجلَّ: اكتُبوا كتابَ عَبْدي في عِلِّيِّينَ، وأعيدوه إلى الأرضِ؛ فإنِّي منها خلَقتُهم، وفيها أُعيدُهم، ومنها أُخرِجُهم تارةً أخرى. قال: فتُعادُ رُوحُه في جسَدِه، فيأتيه ملَكانِ، فيُجلِسانِه، فيَقولانِ له: مَن ربُّك؟ فيَقولُ: ربِّيَ اللهُ، فيَقولانِ له: ما دينُك؟ فيقولُ: دِينيَ الإسلامُ، فيَقولانِ له: ما هذا الرَّجلُ الَّذي بُعِثَ فيكم؟ فيقولُ: هو رسولُ اللهِ، فيَقولانِ له: ما عِلمُك؟ فيقولُ: قرَأتُ كتابَ اللهِ، فآمَنتُ به وصدَّقتُ، فيُنادي مُنادٍ مِن السَّماءِ: أنْ صدَقَ عبْدي، فأفْرِشوه مِن الجنَّةِ، وافتَحوا له بابًا إلى الجنَّةِ، قال: فيَأتيه مِن رَوْحِها وطيبِها، ويُفسَحُ له في قبرِه مَدَّ بصَرِه، قال: ويأتيه رجلٌ حسَنُ الوجهِ، حسَنُ الثِّيابِ، طيِّبُ الرِّيحِ، فيَقولُ: أبشِرْ بالَّذي يَسُرُّك، هذا يومُك الَّذي كُنتَ تُوعَدُ، فيَقولُ  له: مَن أنتَ؟ فوَجهُك الوجهُ الَّذي يَجيءُ بالخَيرِ، فيَقولُ: أنا عمَلُك الصَّالِحُ، فيقولُ: يا ربِّ، أقِمِ السَّاعةَ؛ حتَّى أرجِعَ إلى أهلي ومالي

Saat mengurus jenazah di Baqi' al-Garqad, Nabi SAW mendatangi Bara' dan kawan-kawan. Nabi SAW duduk. Lantas, mereka juga ikut duduk mengelilingi Nabi. Rasulullah menghadap ke arah mayat yang baru dikuburkan. 

Dia bersabda tiga kali, "Aku berlindung kepada Allah dari siksa kubur."

Nabi pun bersabda, “Sesungguhnya jika hamba itu menuju akhirat dan terputus dari dunia, para malaikat turun kepadanya. Seakan-akan wajah mereka matahari. Mereka duduk di hadapannya sepanjang mata memandang. Kemudian, malaikat pencabut nyawa datang hingga duduk di dekat kepalanya. Malaikat itu berkata, "Hai jiwa yang tenang, keluarlah kepada ampunan Allah dan keridhaan-Nya."  

Maka, jiwa itu keluar dengan cara mengalir seperti air yang mengalir. Malaikat itu pun mengambilnya. Para malaikat lain tidak membiarkannya ada di tangannya sekejap mata pun hingga mereka mengambilnya lalu meletakkannya di kafan. Jiwa itu keluar dengan bau yang harum, seharum embusan minyak kesturi di muka bumi.

Nabi melanjutkan ceritanya, "Lalu para malaikat membawa jiwa itu naik. Mereka tidak melewati sekumpulan malaikat melainkan sekumpulan malaikat ini berkata, 'betapa harumnya roh ini.' Para malaikat yang membawanya berkata, "Ini adalah fulan bin fulan." 

Mereka menyebutkannya dengan nama yang paling baik seperti biasa manusia menyebut namanya di dunia hingga mereka tiba di langit dunia. Mereka meminta agar langit itu dibuka. Langit itu pun dibukakan baginya. Dia diantarkan dari satu langit ke langit berikutnya hingga tiba di langit tempat bersemayam Allah SWT. Allah berfirman SWT, "Tulislah kitab hamba-Ku di Illiyin dan kembalikan ia ke bumi. Sesungguhnya Aku menciptakan mereka dari tanah dan di dalam tanah pula Aku mengembalikan mereka dan dari tanah pada kali yang lain Aku mengeluarkan mereka. "

Rohnya pun dikembalikan kepada jasadnya. Kemudian, ada dua malaikat yang mendatanginya lalu mendudukkan mayatnya. Dua malaikat bertanya, "Siapakah Rabbmu?" Dia menjawab, "Rabbku Allah". "Apa agamamu? tanya dua malaikat. Dia menjawab, "agamaku Islam." Siapakah orang yang diutus di tengah kalian?" tanya dua malaikat. "Dia adalah Rasul Allah," jawabnya. "Apa yang kamu ketahui tentang benda ini?" tanya dua malaikat. "Aku membaca Kitab Allah, maka aku beriman kepadanya dan aku membenarkan," jawabnya. 

Baca juga: Mualaf Theresa Corbin, Terpikat dengan Konsep Islam yang Sempurna Tentang Tuhan

Dari arah langit, terdengarlah suara penyeru, "Hamba-Ku benar. Maka hamparkan surga baginya dan bukakan baginya salah satu pintu surga. " Hamba itu pun didatangkan dengan aroma roh yang harum semerbak. Kuburnya dilapangkan baginya sejauh mata memandang. Dia didatangi seorang lelaki berwajah menawan. Pakaiannya indah dan baunya harum. Orang itu berkata, "Ini adalah hari yang dijanjikan kepadamu." 

Hamba itu bertanya, "Siapakah engkau? Wajahmu adalah wajah yang datang sambil membawa kebaikan," "Aku adalah amalmu yang saleh." Hamba itu berkata, "Ya Rabbi, datangkanlah hari kiamat agar aku dapat kembali kepada keluargaku dan hartaku." 

Ibnu Qayyim menjelaskan, jika orang mukmin diletakkan dalam kuburnya, sebuah pintu menuju surga akan dibukakan di dekat kakinya. Dikatakan kepadanya, "Lihatlah balasan yang telah dijanjikan Allah kepadamu." Lalu di dekat kepalanya dibukakan satu pintu menuju neraka. Dikatakan kepadanya, "Lihatlah siksa yang dijauhkan Allah darimu." Setelah itu, dikatakan kepadanya lagi, "Sekarang tidurlah dengan tenang." 

Tidak ada sesuatu yang lebih dia sukai selain tibanya hari kiamat. Menurut Ibnu Qayyim, Rasulullah SAW pernah bersabda, jika orang mukmin diletakkan di dalam liang kuburnya, tanah berkata kepadanya. "Engkau benar-benar yang kucintai. Sebelum engkau berada di atas punggungku maka bagaimana jika sekarang engkau berada di dalam perutku agar aku dapat memperlihatkan apa yang akan ku perbuat terhadap dirimu? Kuburnya dilapangkan sejauh mata memandang." 

Allah SWT bahkan menjelaskan di dalam surat Ali Imran ayat 169 jika para mujahid yang mati syahid hidup di sisi-Nya. 

وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا ۚ بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ

"Janganlah kalian mengira bahwa orangorang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki." 

Sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim pernah mengisahkan perihal ayat ini. Rasulullah SAW bersabda: 

Arwah mereka (para syuhada) berada di dalam tembolok burung hijau, baginya terdapat pelita-pelita yang bergantungan di bawah arasy. Dia terbang di bagian surga dengan bebas menurut kehendaknya, kemudian hinggap pada pelita-pelita tersebut. Maka Tuhan mereka menjenguk keadaan mereka sekali kunjungan, lalu berfirman, "Apakah kalian menginginkan sesuatu?" Mereka menjawab, "Apakah yang kami inginkan lagi, bukankah kami terbang dengan bebas di dalam surga ini menurut kehendak kami?" Allah melakukan hal tersebut kepada mereka sebanyak tiga kali.

Setelah mereka merasakan bahwa diri mereka tidak dibiarkan oleh Allah melainkan harus meminta, maka berkatalah mereka, "Wahai Tuhan kami, kami menginginkan agar Engkau mengembalikan arwah kami ke jasad kami, hingga kami dapat terbunuh lagi demi membela jalan-Mu sekali lagi." Setelah Allah melihat bahwa mereka tidak mempunyai keperluan lagi, maka barulah mereka ditinggalkan.

Ibnu Taimiyah berpendapat, siksaan dan kenikmatan ditimpakan kepada jiwa dan badan. Jiwa dapat merasa kan kenikmatan dan siksaan terpisah dari badan. Jiwa bisa merasakan kenikmatan dan siksaan dalam hubungannya dengan badan dan badan berhubungan dengannya. Kenikmatan dan siksaan ditimpakan kepada keduanya dalam keadaan seperti ini bersama-sama. Sebagaimana jiwa yang bisa merasakannya sendirian.

Menurut Ibnu Qayyim, pendapat para ulama salaf mengatakan bahwa jika seorang yang sudah meninggal dan menjadi mayat, dia akan berada da lam kenikmatan atau siksaan. Hal ini akan dialami roh dan badannya. Roh tetap kekal setelah berpisah dari badan lalu mendapat kenikmatan atau siksaan. 

Baca juga: Disebut Pengkhianat, Ini Daftar Santri Alumni Pesantren Sidogiri yang Jadi Tokoh Nasional 

Ia terkadang berhubungan dengan badan sementara badan bersama roh mendapatkan kenikmatan atau siksaan. Pada hari kiamat kubra, semua roh dikembalikan ke badan dan mereka bangkit dari kubur untuk menghadap Rabbul alamin.

Hanya, bagaimana kunci untuk menempati alam kubur yang nyaman dan bebas dari siksaan? Al-Baihaqi mengungkapkan, amal shaleh akan membuat nyaman tempat tinggal di alam kubur. 

مَنْ كَفَرَ فَعَلَيْهِ كُفْرُهُ ۖ وَمَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِأَنْفُسِهِمْ يَمْهَدُونَ 

“Barang siapa yang kafir maka dia sendirilah yang menanggung (akibat) kekafirannya itu; dan barang siapa yang beramal saleh maka untuk diri mereka sendirilah mereka menyiapkan (tempat yang menyenangkan).”(QS Ar Ruum [30] ayat 44). 

Merujuk pada pendapat mujahid, tempat menyenangkan yang dimaksud ialah 'kediaman' yang nyaman selama di alam barzakh.

 
Berita Terpopuler