Suara Pendukung Sinan Ogan Bisa Jadi Penentu Pemilu Turki

Suara pendukung Ogan akan menjadi penentu dalam pemilu Turki putaran kedua.

AP
Kandidat ketiga dalam pemilihan presiden Turki Sinan Ogan hanya mengumpulkan sekitar 5,2 persen dari total 99 persen suara yang sudah dihitung. Keputusan Ogan untuk mendukung kandidat tertentu mungkin akan membuat perbedaan besar dalam pemilu Turki
Rep: Rizky Jaramaya Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Setelah pemilu Turki putaran pertama berakhir, kandidat presiden urutan ketiga Sinan Ogan menjadi buah bibir di kalangan para komentator politik. Kandidat nasionalis yang didukung oleh ATA Alliance ini memperoleh 5,17 persen suara.  

Dukungan dari para pemilih Ogan akan sangat penting, karena Presiden Recep Tayyip Erdogan dan pemimpin oposisi Kemal Kilicdaroglu menuju pemilu putaran kedua yang akan digelar pada 28 Mei. Erdogan dan Kilicdaroglu harus melaju ke putaran kedua karena tidak mendapatkan suara yang melewati ambang batas 50 persen.

Suara pendukung Ogan akan menjadi penentu dalam pemilu Turki putaran kedua. Ogan mengatakan, dia dan timnya belum menentukan apakah akan mendukung Erdogan atau Kilicdaroglu.

“Saat ini, kami tidak mengatakan akan mendukung (kandidat) ini atau itu. Mereka yang tidak menjauhkan diri dari terorisme seharusnya tidak mendatangi kami," ujar Ogan, dilaporkan Aljazirah, Senin (15/5/2023).

“Tampaknya sejak awal pemilu akan berlanjut ke putaran kedua, dan kaum nasionalis Turki serta Kemalis yang akan menentukan putaran kedua,” tambah Ogan.

Referensi Ogan untuk "terorisme" adalah sangat penting. Di mata kaum nasionalis Turki, Erdogan maupun Kilicdaroglu mendapat dukungan dari mereka yang dianggap bersekutu dengan kelompok teror.

Pencalonan Kilicdaroglu didukung Partai Rakyat Demokratik (HDP), yang berasal dari gerakan Kurdi Turki dan dianggap sebagai teman politik Partai Pekerja Kurdistan (PKK) oleh kaum nasionalis seperti Ogan. PKK telah melakukan kampanye selama 39 tahun melawan negara Turki. Kampanye ini telah menyebabkan puluhan ribu kematian.  PKK telah ditetapkan sebagai organisasi teror oleh Turki, Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Sementara itu, partai Erdogan yaitu Partai Keadilan dan Pembangunan (Partai AK) menerima dukungan dari Huda-Par, sebuah partai Islamis politik yang didominasi Kurdi.  Tiga politisi Huda-Par telah terpilih menjadi anggota parlemen dengan dimasukkan dalam daftar kandidat Partai AK.

Huda-Par memiliki hubungan bersejarah dengan Hizbullah, sebuah kelompok Kurdi yang melakukan kampanye kekerasan brutal pada 1990-an saat melawan PKK dan menargetkan petugas polisi Turki. Grup tersebut tidak memiliki hubungan kelompok serupa yang berbasis di Lebanon.


Baca Juga

Siapa yang akan didukung Ogan?
Mantan penasihat Partai Gerakan Nasionalis (MHP) yang pernah bekerja bersama Ogan, Murat Yildiz, mengatakan, Ogan akan pendukung pihak yang menjauhkan diri dari terorisme.

"Sejak hari pertama, dia (Ogan) mengatakan akan mendukung pihak yang menjauhkan diri dari terorisme,” kata Yildiz.

“Dia (Ogan) akan meminta Kilicdaroglu untuk berjanji bahwa dia tidak akan berkolaborasi dengan HDP dalam beberapa masalah. Akan sulit untuk membicarakan hal ini dengan Erdogan, karena Erdogan telah bersekutu dengan Huda-Par dan sekarang ada tiga deputi dari Huda-Par," kata Yildiz.

Yildiz berpendapat, perlu dilihat apakah pendukung Ogan akan memberikan suara yang sama dengan pilihannya pada putaran kedua. "Bahkan jika dia setuju dengan Kilicdaroglu, dia harus meyakinkan pemilihnya sendiri, dan kami tidak tahu seberapa loyal mereka kepadanya,” kata Yildiz.

Seorang ilmuwan politik di Universitas Sabanci Istanbul, Berk Esen, mengatakan perpecahan antara Kilicdaroglu dan  Partai Iyi nasionalis, yang merupakan partai terbesar kedua dalam Aliansi Bangsa, membuat pemilih nasionalis menjauh dari pencalonannya. Oleh karena itu, banyak swing voter memilih Ogan karena dia nasionalis.

“Konstituensi kecil di negara ini tidak terlalu menyukai Erdogan tetapi juga sangat jauh dari gerakan pro-Kurdi dan menganggap Kilicdaroglu sebagai pemimpin yang lemah. Ogan merekrut para pemilih itu," ujar Esen.

“Banyak dari mereka adalah pemilih nasionalis Turki yang tidak benar-benar dijual oleh pesan dari kedua belah pihak karena Erdogan bersekutu dengan Huda-Par, sebuah partai Islam Kurdi, dan Kilicdaroglu dipandang memiliki hubungan yang terlalu nyaman dengan oposisi Kurdi (HDP)," kata Esen menambahkan.

Ogan adalah seorang akademisi yang aktif di sebuah lembaga think tank. Dia terjun ke dunia politik bersama MHP, yang kini bersekutu dengan Partai AK di Aliansi Rakyat. Ogan menjabat sebagai wakil parlemen MHP dari 2011 hingga 2015 untuk provinsi asalnya Igdir, yang terletak di perbatasan timur Turki.

Yildiz mengatakan, Ogan adalah pria yang tenang dan lugas. Sejak awal karir politiknya, dia selalu mengincar kepemimpinan MHP. Ogan adalah  kesayangan pemimpin MHP Devlet Bahceli dan memiliki hubungan yang baik.

“Tapi ketika popularitas Ogan meningkat, Bahceli mulai melihatnya sebagai ancaman. Hubungan mereka perlahan mulai berantakan. Ogan memiliki ego tertentu, yang juga tidak disukai Bahceli,” ujar Yildiz.

Pertengahan 2010-an adalah masa yang penuh gejolak bagi MHP. Anggota senior partai menantang Bahceli, karena kedekatannya dengan Erdogan.  Hal ini menyebabkan Ogan dikeluarkan dari partai pada 2017 bersama Meral Aksener dan Umit Ozdag.

Aksener dan Ozdag kemudian membentuk Partai Iyi.  Ozdag diberhentikan dari Partai Iyi pada 2020 dan mendirikan Partai Zafer setahun kemudian. Partai Zafer adalah penggerak Aliansi ATA, yang mendukung Ogan kendati dia bukan anggota. Komitmen Ogan terhadap MHP menghentikannya untuk bergabung atau mendirikan partai lain.

“Saat Aksener dan Ozdag mendirikan Partai Iyi, Ogan menolak. Dia berkata, ‘Saya lahir sebagai MHP, dan saya akan tetap menjadi MHP'," kata Yildiz.

“Semua yang dia lakukan sekarang harus dilihat dalam konteks ini.  Bahkan pencalonannya sebagai presiden adalah langkah lain untuk menjadi pemimpin MHP," tambah Yildiz.

 
Berita Terpopuler