Bersiaplah, Gerhana Matahari Langka Terjadi pada 20 April

Gerhana matahari hibrida akan terlihat dari bagian wilayah Samudera Pasifik dan Hindia.

network /Ilham Tirta
.
Rep: Ilham Tirta Red: Partner

Fotografer Nafe Alamri mengambil foto gerhana hibrida 3 November 2013 ini, diambil dari Al Qunfudhah, Arab Saudi pada pukul 17:29 waktu setempat. Gambar: Nafe Alamri

ANTARIKSA -- Pada 20 April 2023, sebagian wilayah Pasifik dan Samudra Hindia akan mengalami peristiwa langka yang disebut gerhana matahari hibrida. Gerhana matahari hibrida bergeser dari gerhana matahari total ke annular saat bayangan bulan melintas di atas Bumi.

Di beberapa tempat, bulan sepenuhnya menutupi matahari, sedangkan di tempat lain, cincin cahaya terlihat di sekitar tepi satelit alami kita. Gerhana ini cukup langka, terjadi hanya beberapa kali setiap abad dan kali ini dia akan menghiasi langit planet kita kurang dari dua pekan dari sekarang.

Menurut In the Sky, gerhana matahari langka ini tidak bisa dinikmati dari langit Amerika Serikat (AS). Gerhana hibrida akan terlihat dari Australia barat, Timor Leste, dan Indonesia bagian timur mulai pukul 21.36 EDT pada 19 April atau pukul 7.36 waktu Indonesia timur pada 20 April. Ia akan berakhir pada pukul 12.59 WIT.

Beberapa pengamat langit di wilayah Australia dan Indonesia timur akan disuguhi gerhana matahari total, sementara yang lain akan melihat gerhana annular cincin api. Yang lain lagi akan menyaksikan gerhana matahari sebagian dengan bulan menggigit sebagian matahari. Baca: Apa Itu Gerhana Matahari?

"Ada dua titik di Bumi di mana gerhana akan bertransisi dari annular ke total menjadi annular lagi. Namun, kedua titik itu adalah lokasi terpencil di tengah lautan," kata Jamie Carter dari Space.com, menjelaskan tentang gerhana hibrida 20 April.

Gerhana hibrida ini akan tampak sebagai gerhana matahari total atau annular jika dilihat dari Australia Barat pada pukul 9.29 - 9.35 WIB. Di Timor Leste dari pukul 10.19 - 10.23 WIB. Di Indonesia dari 10.23 - 10.58 WIB.

Peristiwa langit akan muncul sebagai gerhana sebagian di lebih banyak negara, termasuk French Southern Territories, di mana 93 persen matahari akan hilang; Papua Nugini, tempat 87 persen matahari akan terhalang; dan Kepulauan Marshall, di mana 95 persen piringan matahari akan tertutup oleh bulan.

Gerhana hibrida terjadi karena fakta bahwa Bumi melengkung dan bayangan bulan memiliki wilayah yang berbeda, khususnya wilayah tengah yang lebih gelap yang dikenal sebagai umbra dan wilayah luar yang lebih terang, penumbra. Gerhana hibrida terjadi ketika bulan berada sejauh mungkin dari Bumi di orbit elipsnya, sementara umbra masih memenuhi permukaan planet kita.

"Bulan berada pada jarak yang tepat dari Bumi untuk puncak bayangannya yang berbentuk kerucut berada sedikit di atas permukaan Bumi pada awal dan akhir jalur gerhana, menyebabkan bayangan antumbra bulan bergerak melintasi Bumi, menyebabkan annular gerhana matahari," tulis Carter dalam bagian penjelasannya.

"Namun, di tengah jalur gerhana, puncak bayangan umbral bulan menyerang permukaan bumi karena bagian planet itu sedikit lebih dekat ke bulan."

Gerhana terakhir jenis ini terjadi hampir 10 tahun lalu, pada 3 November 2013. Gerhana matahari hibrida berikutnya akan terjadi pada November 2031 dan akan terlihat dari beberapa bagian Amerika Serikat yang berdekatan. Setelah itu, para pengamat langit akan melihat gerhana hibrida berikutnya pada 23 Maret 2164. Baca: Jadwal Lengkap 90 Kali Gerhana Matahari yang akan Terjadi di Indonesia.

Jika Anda berharap melihat gerhana hibrida ini, Anda harus berhati-hati agar tidak melihat matahari secara langsung tanpa peralatan pelindung. Sumber: Space.com

Baca juga:

Indonesia akan Hadapi 90 Kali Gerhana Matahari, Begini Penjelasannya

Apakah Gerhana Matahari Berbahaya? Panduan Aman Melihat Gerhana Cincin Api

Baca di sini untuk semua informasi tentang gerhana matahari

 
Berita Terpopuler