Mengapa Puasa Ramadhan Bisa Menjadikan Manusia Bertakwa?

Puasa merupakan wasilah yang paling cepat untuk menjadi orang yang bertakwa.

ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Tadarus saat berpuasa. Ilustrasi. Mengapa Puasa Ramadhan Bisa Menjadikan Manusia Bertaqwa?
Rep: Andrian Saputra Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Secara eksplisit dalam Alquran Al Karim surah Al Baqarah ayat 183 disebutkan, tujuan puasa adalah agar menjadi orang yang bertakwa. Mengapa bisa demikian?

Pengasuh Pondok Pesantren Al Muayyad Mangkuyudan Surakarta yang juga Direktur Pusat Studi Konstitusi dan Hukum Islam UIN Raden Mas Said Surakarta KH. Mustain Nasoha mengatakan, dalam akhir ayat 183 surah Al Baqarah terdapat lafadz la'allakum tattaqun (agar menjadi orang yang bertaqwa). Lafadz tersebut menurutnya bermakna taroji', yakni sangat besar kemungkinannya orang yang berpuasa menjadi orang yang bertakwa.

Maka, menurut Kiai Mustain, orang yang berpuasa Ramadhan akan dimudahkan Allah SWT menjadi orang yang bertakwa. Ada beberapa penjelasan sebagaimana dikemukakan para ulama ahli tafsir tentang mengapa orang yang berpuasa Ramadhan bisa lebih mudah menjadi orang yang bertakwa.

Imam Ibnu Jauzi menyebutkan puasa merupakan wasilah yang paling cepat untuk menjadi orang yang bertakwa. Hal itu karena orang yang berpuasa dilarang melakukan kemaksiatan yang apabila melakukannya akan merusak pahala puasanya.

Baca Juga

Orang yang berpuasa dilarang ghibah, berbohong, adu domba, melihat lawan jenis tanpa hajat, berkata kotor, dan menghina orang lain. "Ini menjadi argumentasi Imam Ibnu Jauzi bahwasanya orang puasa itu akan membawa kepada ketaqwaan pada Allah SWT. Pendapat ulama lainnya tentang la'alakum tattaqun itu adalah supaya kalian tidak menjalankan perbuatan buruk yang dilarang Allah dalam puasa," kata Kiai Mustain Nashoha kepada Republika.co.id, Selasa (21/3/2023).

Sementara itu, menukil keterangan Abu Hasan Ali bin Muhammad bin Habib Al Mawardi dalam kitab tafsir an Nukat wa al 'uyun menyebutkan maksud orang berpuasa akan menjadi orang yang bertakwa adalah bahwa orang yang berpuasa akan menjadi orang yang menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya.

Contohnya, orang yang berpuasa tidak akan memakan makanan yang haram dan tidak akan berzina. Selain itu, orang yang berpuasa akan menjadikannya menjadi orang yang ingat pada saudaranya.

 

Dia akan memiliki empati terhadap orang lain. Selain itu, menurut Al Mawardi, puasa juga akan memecah nafsu dan melemahkan syahwat.

Dalam tafsir Al Kabir, Imam Fakhruddin Ar Razi memberikan penjelasan bahwa maksud la'alakum tattaqun adalah memberikan banyak ketakwaan. Ar Razi memaparkan beberapa hal tentang bagaimana Allah SWT menjadikan hamba menjadi orang bertakwa karena menunaikan puasa Ramadhan.

Orang yang berpuasa akan dapat memecah syahwatnya. Kiai Mustain Nashoha mengatakan dengan puasa, maka syahwat akan menjadi lemah dan meningkatkan semangat untuk meninggalkan kemaksiatan.

Puasa memperkuat seseorang meninggalkan perkara-perkara yang dilarang Allah. Hal ini yang selanjutnya membuat seseorang menjadi bertakwa. Dengan puasa akan membuat seseorang meninggalkan perkara yang sia-sia dan membuang kemalasan dalam ibadah.

Seorang yang berpuasa akan menyadari betapa besar pahalanya orang yang beramal pada bulan puasa. Sehingga dia akan bergegas melakukan berbagai amaliyah yang maslahat dan meninggalkan perkara yang sia-sia dan meninggalkan bermalas-malasan.

Dalam sebuah riwayat dijelaskan zakat atau penyuci badan itu adalah dengan puasa. Maka dari itu, orang yang berpuasa akan memiliki jiwa yang suci.  

"Jadi kita ingin badan kita mulia, luhur, maka jadikan diri kita itu dengan puasa. Kalau orang itu ahli puasa, dia cenderung menjadi orang yang mulia memiliki kedudukan orang bertakwa," katanya.

Infografis Tiga Dimensi Manfaat Puasa. Ilustrasi puasa - (Republika.co.id)

 

 

 
Berita Terpopuler