Kisah Lozy Hijab, Jenama yang Dikembangkan Anak Muda Asal Tasikmalaya

Omzet Lozy Hijab disebut bisa mencapai puluhan juta rupiah per bulannya.

Republika/Bayu Adji P.
Andesni Hirda Putri (26 tahun), pemilik Lozy Hijab, menunjukkan beberapa produk fesyen di Kantor Lozy Hijab, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (6/3/2023).
Rep: Bayu Adji P Red: Irfan Fitrat

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA — Lozy Hijab bukan nama baru di dunia fesyen Muslim Indonesia. Jenama yang selama ini dikenal asal Bandung itu sebenarnya dirintis oleh anak muda asal Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.

Lozy Hijab didirikan oleh Andesni Hirda Putri pada 2015, yang saat itu masih kuliah semester dua di Bandung. Andesni, yang kala itu usianya masih sekitar 19 tahun, memberanikan diri membuat hijab untuk dijual secara daring.

“Kenapa hijab? Karena dulu modal terbatas. Sementara buat hijab produksinya cukup simpel, dari kain langsung dijahit. Proses produksinya juga cepat,” kata Andesni, yang kini berusia 26 tahun, di kantor Lozy Hijab, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya, Senin (6/3/2023).

Awal merintis usaha, Andesni hanya membuat tiga model hijab, yaitu bentuk pasmina, hijab instan, dan hijab segi empat. Produksi hijab ini dilakukan bekerja sama dengan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) konfeksi di Kota Tasikmalaya. 

Produk Lozy Hijab yang dipasarkan melalui media sosial Instagram itu disebut mendapat respons yang baik. Andesni menyambutnya dengan memperluas media pemasaran, yaitu melalui aplikasi Line, WhatsApp (WA), dan berbagai platform e-commerce

Selepas lulus kuliah, pada 2017, Andesni pulang ke Kota Tasikmalaya untuk fokus mengurusi usahanya itu. Usahanya yang terus berkembang mendorong Andesni memberanikan diri untuk membuka toko pertamanya pada 2020 di Kota Bandung. “Kita opening store pertama di Jalan Ambon, Bandung,” kata dia.

Meskipun sudah ada toko, Andesni menyebut transaksi usahanya mayoritas masih dari media daring. Karena itu, Andesni berupaya memperkuat lini pemasaran secara digital (digital marketing). Dengan tim digital marketing, ​​Lozy Hijab mempunyai situs web sendiri dan mengembangkan penjualan ke platform Shopee Malaysia.

Selain mengembangkan sisi pemasaran, produk hijab yang diproduksi ​​Lozy Hijab pun makin beragam. Saat ini, setidaknya sudah lebih dari 200 produk hijab dengan berbagai material dan pilihan warna yang ditawarkan Lozy Hijab. Harga satu hijab bervariasi, berkisar Rp 60 ribu hingga Rp 90 ribu.

 

 

Bukan hanya hijab. Lozy Hijab, yang kini bermitra dengan enam pelaku UMKM konfeksi di Kota Tasikmalaya, juga mengembangkan produk lainnya, seperti mukena, outfit, celana, dan berbagai aksesori.

Namun, produk utama Lozy Hijab tetap hijab. Dalam satu bulan, bisa sekitar 20 ribu potong hijab yang terjual. “Kita itu ingin menjadi daily hijab terlengkap karena kami banyak varian warna,” kata Andesni.

Menurut Andesni, saat ini omzet Lozy Hijab per bulannya bisa mencapai puluhan juta rupiah. Ia mengatakan, pasar utama Lozy Hijab saat ini masih fokus di Indonesia. Ia mengaku sempat mendapatkan beberapa permintaan produk dari luar negeri. Namun, timnya masih berupaya fokus mengembangkan pasar di dalam negeri.

Kendati belum fokus menggarap pasar luar negeri, bukan tidak mungkin Lozy Hijab akan mengekspor produknya di kemudian hari.

Adapun dalam waktu dekat, Andesni berharap bisa merealisasikan beberapa upaya untuk mengembangkan pasar dalam negeri Lozy Hijab. “Kami juga mau memperluas pasar offline di beberapa titik, seperti Pekanbaru dan Jakarta. Kami juga akan buka kemitraan di berbagai daerah,” ujar Andesni.

Dalam mengembangkan usahanya, Andesni menilai, peran tim sangatlah penting. Apalagi, banyak produk busana dalam negeri, termasuk yang ditawarkan melalui media digital. “Ke depan, kami ingin meningkatkan usaha ini, terutama bersama tim internal. Karena, dalam dunia digital, tim itu sangat penting,” kata Andesni.

 
Berita Terpopuler