Kehancuran Gempa Turki Membuat Astronot di ISS Tertegun, Auto Kirim Doa

Foto citra satelit menunjukkan kehancuran parah di Turki dan Suriah.

Astronot.
Rep: Ilham Tirta Red: Partner

Ilustrasi astronot saat bekerja di luar Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Foto: NASA

ANTARIKSA -- Korban meninggal dunia akibat gempa berkekuatan magnitudo 7,8 dan 7,5 yang mengguncang Turki dan Suriah pada Senin, 6 Februari 2023, telah mencapai 11.200 orang. Banyak korban menandakan kerusakan yang berat dan meluas terjadi di wilayah permukiman yang dihantam gempa.

Foto dan video yang memperlihatkan kehancuran dan korban di Turki dan Suriah telah banyak beredar terbuka di media. Begitu juga luasan wilayah kehancuran yang diambil citra satelit, kini mulai dibagikan dan tersebar.

Kehancuran akibat gempa bumi Turki 2023 di pusat Kahramanmaras, Turki diambil oleh satelit Planet pada 7 Februari. Gambar: Planet

Satelit telah menilai kerusakan setelah gempa dahsyat tersebut. Gempa pertama 7,8 langsung meratakan bangunan dan menciptakan puing-puing. Hal itu bisa terlihat dalam citra satelit dari Planet, Maxar, dan entitas lain yang memantau wilayah tersebut. Beberapa jam kemudian, gempa kedua berkekuatan 7,5 kembali mengguncang Turki dan Suriah.

Menurut Time, setidaknya 11.200 orang dilaporkan tewas setelah bencana tersebut. Saat ini, pencarian korban yang selamat dan terluka terus berlanjut. Gempa pertama, tambah laporan itu, dirasakan di daerah-daerah sejauh Lebanon, Siprus, Yunani, dan Palestina.

Awak Ekspedisi 68 Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) mengorbit sekitar 250 mil atau 400 kilometer di atas Turki pada saat gempa terjadi. Astronot Jepang, Koichi Wakata membagikan gambar dari orbit di Twitter pada Rabu, 8 Februari 2023. Wakata pun berdoa untuk masyarakat Turki dan Suriah.

"Pikiran dan doa kami bersama orang-orang di Turki, Suriah, dan semua daerah yang terkena dampak gempa," tulis Wakata.

Koichi Wakata di Twitter.

Wakata memulai misi luar angkasa kelimanya dengan kapal SpaceX AS pada Rabu, 5 Oktober 2022. Pria 59 tahun itu adalah salah satu dari empat astronot yang ambil bagian dalam misi rotasi kru kelima NASA ke ISS. Di stasiun yang mengambang, Wakata dan tim akan melakukan penelitian sains dan teknologi selama enam bulan.

Akun Twitter NASA, Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA), dan Badan Antariksa Eropa (ESA) belum memposting gambar terkait gempa Turki. Kemungkinan, mereka memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengumpulkan gambar. Sumber: Space.com

 
Berita Terpopuler