Investor Domestik Berminat Bangun Pabrik Tapioka di Sumbawa

Investor tertarik karena lahan di Kecamatan Lunyuk cocok untuk singkong.

ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani
Petani melakukan panen tanaman singkong (ilustrasi). Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Nusa Tenggara Barat memastikan investor dari Surabaya, Jawa Timur, berminat membangun pabrik pembuatan tepung tapioka berbahan baku singkong di Kecataman Lunyuk, Kabupaten Sumbawa.
Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Nusa Tenggara Barat memastikan investor dari Surabaya, Jawa Timur, berminat membangun pabrik pembuatan tepung tapioka berbahan baku singkong di Kecataman Lunyuk, Kabupaten Sumbawa.

"Insya Allah ini bukan perusahaan 'akan' karena investornya sudah empat kali berkunjung ke lokasi (Lunyuk)," kata Kepala DPMPTSP NTB H Mohammad Rum, di Mataram, NTB, Selasa (31/1/2023).

Menurut dia, investor tersebut tertarik untuk menanamkan modalnya membangun pabrik tepung tapioka karena lahan di Kecamatan Lunyuk cocok untuk tanaman singkong sebagai bahan dasarnya.

Investor tersebut menyiapkan dana sebesar Rp 600 miliar untuk pembangunan fisik pabrik dan pengembangan tanaman singkong dengan melibatkan warga lokal. Rum menambahkan, lahan untuk pengembangan singkong yang akan digunakan mencapai 8.000 hektare. Lahan tersebut milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) karena masuk dalam kawasan hutan.

"Investor tersebut sudah mengurus perizinan berusaha pemanfaatan hutan di Kementerian LHK. Kami juga membantu proses percepatan izinnya," ujarnya.

Investasi pabrik tapioka tersebut, kata dia, akan membantu Kabupaten Sumbawa merealisasikan target investasi sebesar Rp 1,5 triliun pada 2023. Sebab, dana yang akan digelontorkan oleh pemodalnya relatif besar, yakni mencapai Rp 600 miliar.

Perputaran uang dari investor tersebut juga akan membantu pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sumbawa dan diharapkan berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja dalam jumlah relatif banyak. "Kita tidak memiliki APBD yang cukup untuk membangun sehingga kita membutuhkan adalah peran investor dari luar untuk berinvestasi di daerah kita," ucap Rum.

Baca Juga

 

 
Berita Terpopuler