Status Gunung Marapi Masih Waspada Walau Intensitas Menurun

Sejak pukul 00.00 WIB hingga 12.00 WIB, baru terjadi 13 kali erupsi.

Dokumentasi BKSDA Sumbar
Beberapa pendaki Gunung Marapi yang digiring turun oleh BKSDA dan Basarnas, Ahad (8/1/2023)
Rep: Febrian Fachri   Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, BUKITTINGGI -- Kepala Pos Pengamatan Gunung Marapi, Teguh Purnomo, mengatakan aktivitas Gunung Marapi hari ini, Selasa (10/1/2023), menurun dibandingkan tiga hari sebelumnya. Teguh mencatat sejak pukul 00.00 WIB sampai pukul 12.00 WIB, baru terjadi 13 kali erupsi.

Baca Juga

Sementara tinggi kolom abu berkisar antara 100 sampai 300 meter di atas puncak. "Kalau dibandingkan hari kemarin pada periode yang sama, aktivitas kegempaannya sedikit menurun," kata Teguh, kepada Republika di kantornya di Bukittinggi.

Meski jumlah erupsi menurun, menurut Teguh, bukan berarti aktivitas Gunung Marapi menurun. Karena masih ditandai dengan besarnya kemunculan tremor yang memungkinkan akan terjadi lagi gempa-gempa ke depannya.

Hingga hari ke empat kejadian erupsi Gunung Marapi, Teguh belum menerima laporan adanya hujan abu di pemukiman warga di sekitar Gunung Marapi.

Tapi ia menghimbau masyarakat agar tetap waspada dan tidak beraktivitas di 3 kilo meter dari kawah gunung karena status Gunung Marapi masih berada di level II atau waspada.

Gunung Marapi mulai erupsi sejak Sabtu (7/1/2023) pagi kemarin. Sejak saat itu, BKSDA Sumbar bersama Basarnas langsung mensterilkan Gunung Marapi dari pendaki.

 
Berita Terpopuler