Sujud Spontan Kaum Musyrik Mendengar Ayat Sajadah, Meski Mereka Tetap Ingkar

Musyrik Makkah pernah spontan bersujud saat Rasulullah SAW baca ayat sajadah

ANTARA
Alquran (ilustrasi). Musyrik Makkah pernah spontan bersujud saat Rasulullah SAW baca ayat sajadah
Rep: Hasanul Rizqa Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA- Fase dakwah di Makkah merupakan hari-hari berat bagi Rasulullah Muhammad SAW. Pertentangan yang hebat dari kaum musyrik. 

Baca Juga

Mereka berupaya menghalang-halangi syiar Islam. Terhadap Muslimin yang lemah dan miskin, orang-orang kafir itu bahkan melakukan kekerasan fisik dan verbal.

Rasulullah SAW kemudian mengizinkan umatnya untuk pindah. Keputusan itu disampaikan beliau sesudah turunnya wahyu, yakni surah az-Zumar ayat 10. 

وَأَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةٌ ۗ إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

“Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya, hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” 

Hijrah pertama ke luar Makkah itu diikuti sejumlah sahabat beliau, baik dari kalangan pria maupun wanita. Para muhajirin berangkat ke arah barat Hijaz, menyeberangi laut, hingga sampailah di Habasyah (Etiopia).

Etiopia kala itu merupakan sebuah negeri yang makmur di kawasan Tanduk Afrika. Kristen menjadi agama resminya. Rajanya, Najasyi, adalah seorang Nasrani yang taat dan berpengetahuan luas.

Berdasarkan kitab Injil yang dibacanya, raja tersebut mengetahui bahwa kelak sesudah masa Nabi Isa AS akan datang seorang utusan Allah SWT. Karena itu, Najasyi menaruh empati terhadap orang-orang Islam yang mengungsi dari Makkah itu. Perasaan solidaritas itu kian menguat sejak mereka mengabarkan kepadanya tentang sosok Rasulullah Muhammad SAW.

Peristiwa hijrah ke Etiopia itu terjadi saat Rajab, tahun kelima sejak kenabian. Muhajirin terdiri atas 12 orang Muslim dan empat Muslimah. Pemimpinnya ialah Utsman bin Affan. Turut serta dalam rombongan ini, antara lain, putri Nabi SAW, Ruqayyah. 

Baca juga: Dulu Anggap Islam Agama Alien, Ini yang Yakinkan Mualaf Chris Skellorn Malah Bersyahadat 

Sebelum diterima Raja Najasyi, mereka telah melalui berbagai rintangan. Untuk dapat keluar dari Hijaz, para sahabat Nabi SAW itu terpaksa mengendap-endap. Perjalanan lintas benua itu dimulai pada malam hari, ketika mayoritas penduduk Makkah masih lelap dalam tidur.

Masih di tahun yang sama, bulan Ramadhan pun tiba. Suatu hari, Nabi SAW keluar dari Masjid al-Haram. Tanpa sengaja, beliau berpapasan dengan beberapa tokoh musyrikin di jalan. 

Rasulullah SAW menyampaikan pesan-pesan dakwah kepada mereka. Beliau juga membacakan surat an-Najm. Betapa terpesonanya para pembesar Quraisy itu mendengar bacaan Kalamullah. 

Memang, kaum elite Arab kala itu biasanya sangat peka pada keindahan bahasa.Beliau lalu sampai pada ayat ke- 62 dari surah tersebut. 

فَاسْجُدُوا لِلَّهِ وَاعْبُدُوا  “Maka bersujudlah kepada Allah dan sembahlah (Dia).”

Itu termasuk ayat sajadah. Nabi SAW pun bersujud. Ternyata, gerakan itu diikuti orangorang musyrik yang tadi menyimak pembacaan surat.

Tiba-tiba, datanglah segerombolan orang dari kalangan kafir Quraisy. Mereka mendapati kawan-kawannya itu sedang sujud, seperti halnya Nabi SAW. Dengan segera, kelompok yang baru saja tiba menarik mereka agar menjauh dari Rasulullah SAW.

Seseorang dari tokoh musyrik itu membentak temannya yang telah sujud mengikuti al-Musthafa. Katanya, “seharusnya kalian tidak mendengarkan Alquran. Kalau Muhammad sedang membacakan sesuatu, mestinya buat keributan agar orang-orang tidak bisa mengikuti (pembacaan Alquran),” begitu katanya. 

Tak lama kemudian, turunlah wahyu, yakni surat Fussilat ayat 26 yang menyebutkan: 

وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَا تَسْمَعُوا لِهَٰذَا الْقُرْآنِ وَالْغَوْا فِيهِ لَعَلَّكُمْ تَغْلِبُونَ

“Dan orang-orang yang kafir berkata, 'Janganlah kamu mendengarkan (bacaan) Alquran ini dan buatlah kegaduhan terhadapnya, agar kamu dapat mengalahkan (mereka).”

Kabar tentang sujudnya orang-orang musyrik itu sampai ke telinga para muhajirin di Etiopia. Kaum Muslimin itu sangat terkejut. Sayangnya, ada disinformasi yang terjadi. Mereka mengira, kaum musyrikin telah bertobat dan sadar sehingga menjadi pengikut Nabi SAW.

Dianggapnya, sujudnya para pembesar Quraisy itu adalah bukti keislaman. Padahal, yang sebenarnya adalah tokoh-tokoh kafir itu hanya secara spontan mengagumi indahnya Kalamullah yang dibacakan. Sesudah sujud, mereka tetap saja memusuhi Rasul SAW.

Baca juga: Penyebutan Nabi Muhammad SAW dalam Taurat dan Permintaan Nabi Musa AS

Karena salah kaprah ini, belasan Muslimin itu memutuskan untuk kembali dari negerinya Najasyi ke Makkah. Perjalanan pulang dilakukan saat Syawal. 

Di perbatasan Hijaz, mereka akhirnya mengetahui informasi yang sesungguhnya. Sebagian mereka kemudian balik lagi ke Etiopia.

Ada pula yang tetap memasuki Makkah walaupun dengan cara sembunyi-sembunyi agar terhindar dari gangguan musyrikin. Hijrah pertama ke Habasyah merupakan rintisan yang cukup sukses. 

 

Terbukti, berikutnya makin banyak orang Islam yang pindah dari Makkah ke negeri sana. Hijrah kedua diikuti sebanyak 83 Muslim dan 18 Muslimah. Semuanya atas izin Rasulullah SAW.    

 
Berita Terpopuler