Selama 10 Bulan Dilanda Ratusan Bencana, Sukabumi Rugi Rp 10 Miliar

Sebanyak 166 kali bencana tersebar di tujuh kecamatan di Sukabumi.

Antara/Nurul Ramadhan
Puting Beliung Di Sukabumi. Petugas melihat kondisi SPBU yang rusak akibat angin puting beliung di Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (22/2/2019).
Rep: Riga Nurul Iman Red: Karta Raharja Ucu

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Selama 10 bulan dari Januari hingga Oktober 2022 sudah 166 kali bencana melanda Kota Sukabumi. Akibatnya ditaksir nilai kerugian mencapai Rp 10.915.495.000.

Data tersebut didasarkan dari Sistem Informasi Elektronik Data Bencana (SiEdan) yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi, selama Januari hingga 31 Oktober 2022. ''Secara aggregate tercatat 166 kali kejadian, tersebar di tujuh kecamatan,'' ujar Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, BPBD Kota Sukabumi Zulkarnain Barhami, Rabu (2/11/2022).

Ratusan bencana ini menyebabkan kerugian yang ditaksir mencapai Rp 10.915.495.000. Dengan luas area terdampak 67,14 Hektare dan 945 Kepala keluarga (KK) terdampak.

Di antaranya 25 orang mengungsi dan korban meninggal dua orang, dan luka ringan tujuh orang. Sementata kerusakan materiil yakni 821 unit bangunan rusak dengan rincian 56 unit rusak berat, 192 unit rusak sedang dan 573 unit rusak ringan.

Zulkarnain menuturkan, pada Februari 2022 merupakan frekuensi tertinggi bencana yang dilaporkan masyarakat yakni tercatat 35 kasus. Disusul berikutnya Oktober 2022 sebanyak 30 kasus dan terendah bulan April 2022 sebanyak 4 kasus.

Menurut Zulkarnain, tanah longsor dan cuaca ekstrem paling mendominasi masing-masing 55 kali dan 41 kali kejadian. Sedangkan kasus terendah bencana angin puting beliung dua kali kejadian.

''Aggregate nilai kerugian terbesar berasal dari jenis banjir Rp 5.266.220.000 dengan prakiraan 55.250 Hektare terdampak,'' ungkap Zulkarnain. Berikutnya taksiran kerugian tanah longsor Rp 3.354.525.000 dan prakiraan luas area terdampak 6,537 hektare.

Sementara wilayah tertinggi bencana ada di Kecamatan Cikole 31 kali kejadian yang berasal dari Kelurahan Subangjaya 15 kasus. Kejadian terendah di Kecamatan Gunung Puyuh 17 kali bencana dan yang kejadian tertinggi berasal dari Kelurahan Sriwidari 9 kasus dan Kecamatan Citamiang 17 kali yang kejadian tertinggi berasal dari Kelurahan Nanggeleng 5 kasus.

Khusus Oktober, terang Zulkarnain, tercatat ada 30 kasus bencana dan Cuek Balong (Cuaca ekstrem, banjir da longsor-red) masih mendominasi terjadi. Terdiri dari banjir 5 kali, cuaca ekstrem 5 kali, Longsor 15 kali dan kebakaran 5 kasus dengan jumlah jiwa terdampak 113 orang.

Selanjutnya bangunan rusak 100 unit dengan taksiran nilai kerugian Rp 2.098.650.000 dan 6,16 Hektare terdampak dan satu orang meninggal karena faktor kormobid. ''Tingginya aduan di bulan Oktober tidak terlepas dari cuaca dan hujan yang makin intens terjadi,'' kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi Imran Whardani. BMKG merilis saat ini sudah memasuki musim penghujan yang ditandai dengan curah hujan yang cukup tinggi.

Sehingga memicu terjadinya bencana hidrometeorologi seperti Cuek Balong. Imran mengatakan, warga dan petugas diminta tetap siaga mengantisipasi bencana.

 
Berita Terpopuler