Terkena Eksim Memang tak Nyaman, Tapi Risiko Kena Kanker Kulit Jadi Lebih Rendah

Peneliti Inggris ungkap kaitan antara menderita eksim dan risiko rendah kanker kulit.

EPA
Aktor asal Australia, Hugh Jackman, telah menjalani biopsi di bagian kulit hidungnya untuk memeriksa kemungkinan kanker. Peneliti di Inggris mengungkap risiko penderita eksim untuk mengembangkan kanker kulit termasuk rendah.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Eksim merupakan masalah kulit yang cukup rumit untuk dikelola. Meski di satu sisi bisa memunculkan perasaan tak nyaman, terkena eksim ternyata juga bisa membawa manfaat tersendiri kesehatan.

Eksim terjadi ketika kulit mengalami peradangan hingga memicu iritasi dan gatal. Eksim bisa membuat area kulit yang terdampak menjadi kering, gatal, dan lebih menonjol.

Hubungan antara eksim dan risiko kanker kulit disoroti dalam sebuah studi yang dilakukan oleh tim peneliti dari King’s College London di Inggris. Studi ini menemukan bahwa eksim bisa memicu respons imun yang dapat mencegah terbentuknya tumor ganas atau kanker.

Respons imun tersebut bekerja dengan cara membuat sel-sel kanker berbahaya lepas melalui permukaan kulit. Seperti diketahui, eksim terkafang membuat struktur protein di lapiasan terluat kulit menjadi terlepas.

Studi ini dilakukan pada hewan coba tikus. Genetik sebagian tikus ini dimodifikasi agar menyerupai kelainan kulit yang biasa ditemukan pada penderita eksim. Tim peneliti lalu memaparkan zat kimia penyebab kanker pada tikus biasa dan tikus yang sudah direkayasa genetiknya.

Hasil studi menunjukkan bahwa kejadian kanker kulit pada tikus dengan rekayasa genetik enam kali lebih rendah dibandingkan pada tikus biasa. Temuan ini mengindikasikan bahwa kelainan yang dimiliki oleh tikus dengan rekayasa genetik seperti penderita eksim bisa melawan terbentuknya tumor kanker kulit.

"Temuan kami menunjukkan hubungan yang jelas antara kecenderungan kanker dengan masalah alergi kulit pada model percobaan kami," ujar peneliti Prof Fiona Watt, seperti dilansir Express, Ahad (30/10/2022).

Dr Mike Turner mengatakan kasus kanker kulit mengalami peningkatan signifikan dj banyak negara. Oleh karena itu, temuan apa pun yang berkaitan dengan kemampuan tubuh dalam mencegah pertumbuhan kanker kulit akan sangat bermanfaat dalam mengembangkan upaya untuk melawan kanker kulit.

"Temuan ini membuat jalan baru untuk mengeksplorasi (penelitian) sekaligus memberikan sedikit perasaan nyaman bagi mereka yang mengalami eksim," ujar Dr Turner.

Memahami kanker kulit
Secara umum, kanker kulit bisa dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu kanker kulit melanoma dan nonmelanoma. Kanker kulit melanoma merupakan jenis yang bisa menyebar ke bagian tubuh lain, sedangkan kanker kulit non melanoma hanya menetap di permukaan kulit.

Baca Juga

Gejala kanker kulit akan sangat bergantung pada jenis kanker kulit yang diderita pasien. Namun, secara umum, NHS mengungkapkan ada empat tanda kanker kulit yang perlu diperhatikan, yaitu:

1. Tahi lalat membesar
2. Tahi lalat berubah bentuk
3. Tahi lalat berubah warna
4. Tahi lalat mengalami perdarahan, terasa gatal, atau nyeri.

Selain itu, tahi lalat yang berkaitan dengan kanker kulit biasanya memiliki lima kriteria yang dikenal sebagai ABCDE. Berikut ini adalah kelima kriteria tersebut:

1. Asymmetrical atau asimetris, yaitu bentuk tahi lalat tampak tidak beraturan
2. Border atau batas, yaitu tahi lalat tidak memiliki batas yang rata seperti pada umumnya
3. Colours atau warna, yaitu tahi lalat memiliki dua warna atau lebih
4. Diameter, yaitu tahi lalat biasanya berukuran lebih dari 6 mm
5. Enlargement or elevation, yaitu tahi lalat tampak membesar atau semakin menonjol.

 
Berita Terpopuler