Hindari Enam Makanan Ini Selama Dua Pekan untuk Perbaiki Kesehatan Usus

Makanan emicu inflamasi perlu dijauhkan sementara untuk perbaiki pencernaan.

www.freepik.com.
Kebiasaan makan tertentu bisa menganggu kesehatan usus (ilustrasi). Hindari makanan yang bisa memicu inflamasi selama dua pekan untuk memulihkan kesehatan usus.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kesehatan usus memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan tubuh secara umum. Namun, ada kalanya kesehatan usus dalam kondisi yang kurang optimal. Salah satu cara untuk mengembalikan kondisi kesehatan usus adalah dengan menjauhi beberapa makanan pemicu inflamasi.

Menurut ahli gizi Lisa Richards, ada enam makanan pemicu inflamasi yang sebaiknya dihindari bila ingin memperbaiki kesehatan usus. Makanan-makanan ini tak perlu dimusuhi untuk selamanya, namun cukup dihindari selama dua pekan saja. Berikut ini adalah keenam makanan tersebut, seperti dilansir She Finds, Kamis (13/10/2022).

Gula rafinasi
Konsumsi gula tambahan, khususnya gula rafinasi, bisa mengganggu kesehatan usus dengan cara menjadi sumber makanan bagi bakteri jahat. Akibatnya, bakteri jahat di dalam usus bisa tumbuh dengan subur dan tercipta ketidakseimbangan antara bakteri baik dan jahat di dalam usus.

Menjauhi gula tambahan selama dua pekan akan memberikan waktu bagi usus untuk memperbaiki ketidakseimbangan tersebut. Bila menginginkan asupan yang manis, Richards merekomendasikan pemanis alami seperti buah atau madu.

Sayuran berpati
Tak dipungkiri, konsumsi sayuran dapat membawa beragam manfaat bagi kesehatan. Akan tetapi, terlalu banyak konsumsi serat dari sayuran berpati atau bertepung bisa memunculkan masalah pada usus seperti perut bergas atau kembung.

"Saat bakteri usus memecah serat, dia akan memproduksi gas sebagai produk sampingan," kata Richards.

Richards menganjurkan orang-orang yang mengalami masalah ini untuk menghindari sayuran bertepung selama dua pekan. Jeda ini akan memberikan usus waktu untuk beristirahat dan meriset diri.

Beberapa sayuran berpati yang sebaiknya dijauhi sementara adalah jagung, kentang, kacang hijau, labu madu, dan ubi. Sebagai penggantinya, Richards merekomendasikan sayuran seperti wortel, sayuran daun hijau, jamur okra, tomat, mentimun, brussels sprouts, brokoli, kembang kol, dan asparagus.

Produk susu
Produk susu bersifat sangat menginflamasi. Inflamasi ini bisa menyebabkan terjadinya disbiosis usus, nyeri, dan rasa tidak nyaman.

Baca Juga

Bila mengalami keluhan-keluhan ini, coba jauhi produk susu selama dua pekan untuk benar-benar memastikan apakah produk susu memang menjadi pemicunya. Beberapa alternatif dari produk susu yang bisa dikonsumsi adalah susu kedelai, oat, dan almond.

Alkohol
Konsumsi alkohol, terutama bila berlebih, dapat memicu beberapa masalah bagi kesehatan tubuh, termasuk usus. Alkohol diketahui bersifat inflamasi dan dapat menyebabkan kerusakan pada barrier usus. Alkohol juga dapat mencegah pertumbuhan bakteri baik sehingga bisa berdampak pada terjadinya disbiosis usus.

Menghindari alkohol selama dua pekan bisa mencegah terjadinya masalah-masalah tersebut. Saat beristirahat dari alkohol, usus bisa mendapatkan waktu untuk memperbaiki diri dan menurunkan tingkat inflamasi yang sedang terjadi.

Buah berlebih
Buah memiliki jenis karbohidrat yang dapat memicu iritasi usus dan juga kembung bila dikonsumsi secara berlebih. Oleh karena itu, meski menyehatkan, konsumsi buah secara berlebih sebaiknya dihindari setidaknya selama dua pekan ketika keluhan muncul.

Terlepas dari hal ini, Richards tetap merekomendasikan orang-orang untuk menerapkan pola makan yang tinggi akan sayuran tak bertepung dan buah rendah fruktosa seperti pisang, stroberi, dan alpukat.

Padi-padian dengan gluten
Anjuan ini lebih ditujukan kepada orang-orang yang memiliki intoleransi terhadap gluten. Pada kelompok ini, Richards menganjurkan mereka untuk menghindari konsumsi padi-padian yang mengandung gluten agar usus tidak mengalami peradangan.

"Mengurangi padi-padian yang mengandung gluten bisa bermanfaat bagi kesehatan usus Anda untuk jangka waktu tertentu. Hal ini terutama berlaku untuk variasi-variasi produk rafinasi seperti roti atau pasta putih," ungkap Richards.

 
Berita Terpopuler