Kulit Tiba-Tiba Berwarna Biru Saat Kena Covid-19? Waspada, Itu Gejala Infeksi Parah

Segera cari bantuan medis jika kulit membiru ketika kena Covid-19.

REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Petugas kesehatan berbincang dengan warga saat simulasi penanganan pasien Covid-19 di tempat isolasi terpadu di Gedung Akademi Keperawatan Kebon Jati, Jalan Kawaluyaan, Kota Bandung, Senin (21/2/2022). Kulit membiru saat kena Covid-19 merupakan salah satu gejala parah yang membutuhkan perhatian medis darurat.
Rep: Desy Susilawati Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak awal pandemi Covid-19, orang telah melaporkan berbagai gejala. Beberapa di antaranya mencerminkan dampak penyakit pada sistem pernapasan, salah satunya kesulitan bernapas.

Gejala Covid-19 lain bahkan bisa meluas hingga berpengaruh pada penampilan penderita. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), memiliki kulit berwarna biru adalah salah satu gejala Covid-19 yang parah.

Baca Juga

Kondisi tersebut merupakan tanda peringatan darurat. Penderitanya harus segera mendapatkan perhatian medis darurat. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal menunjukkan gejala ini, segera ke dokter.

Kegawatan juga ditandai dengan warna kulit pucat atau abu-abu. Kondisi itu dapat terlihat di bibir dan kuku.

Memiliki kulit biru biasanya disebabkan oleh kurangnya oksigen dalam darah. Medlineplus, yang disediakan oleh Perpustakaan Kedokteran Nasional Amerika Serikat, menjelaskan sel darah merah menyediakan oksigen ke jaringan tubuh.

Sebagian besar waktu, hampir semua sel darah merah di arteri membawa pasokan oksigen penuh. Sel darah ini berwarna merah cerah dan kulitnya berwarna merah muda atau merah.

"Darah yang kehilangan oksigennya berwarna merah kebiruan gelap. Orang yang darahnya rendah oksigen cenderung memiliki warna kebiruan pada kulitnya. Kondisi ini disebut sianosis," jelas Medlineplus, seperti dilansir laman Express, Senin (10/10/2022).

Tergantung pada penyebabnya, sianosis bisa terjadi secara tiba-tiba, disertai sesak napas dan gejala lainnya. Sianosis yang disebabkan oleh masalah jantung atau paru-paru jangka panjang dapat berkembang perlahan.

"Gejala mungkin ada, tetapi seringkali tidak parah," kata Medlineplus.

Tanda-tanda peringatan darurat lain dari Covid-19 meliputi kesulitan bernapas, rasa sakit, atau tekanan yang terus-menerus di dada. Mendadak linglungdan ketidakmampuan untuk bangun atau tetap terjaga juga termasuk kondisi yang yang memerlukan perhatian segera.

Gejala Covid-19 yang lebih umum, seperti yang dicantumkan CDC, adalah demam atau menggigil, batuk, sesak napas atau kesulitan bernapas, kelelahan, nyeri otot atau tubuh, dan sakit kepala. Penderita juga mungkin mendapati kemampuan indra pengecap atau penciuman mendadak hilang, sakit tenggorokan, hidung tersumbat atau pilek, dan mual.

"Orang dengan Covid-19 memiliki berbagai gejala yang dilaporkan, mulai dari gejala ringan hingga penyakit parah," ujarnya.

Gejala Covid-19 pada orang yang sudah divaksinasi. - (Republika)

Gejala mungkin muncul dua hingga 14 hari setelah terpapar virus. Siapa pun dapat memiliki gejala ringan hingga parah.

National Health Service (NHS) di Inggris mendesak warga yang memenuhi syarat untuk mendapatkan dosis penguat vaksin Covid-19 berikutnya pada musim gugur ini seiring dengan peningkatan kasus. Warga dianggap memenuhi syarat jika berusia di atas 65 tahun dan lansia yang tinggal di panti jompo.

Warga Inggris yang berusia di atas 50 tahun dan memiliki penyakit kronis hingga berisiko lebih tinggi terkena Covid 19 yang parah juga berhak mendapatkan vaksin booster. Demikian juga dengan pekerja kesehatan atau pekerja sosial di garis depan.

 
Berita Terpopuler