Penyuluh Agama Berperan Fundamental Beri Pemahaman tentang Stunting

Pemahaman tentang stunting masih belum baik.

ANTARA/Iggoy el Fitra
Sejumlah warga bersama anaknya mengikuti pembinaan di Rumah Gizi Puskesmas Parak Karakah, Padang, Sumatera Barat, Senin (19/9/2022). Puskesmas Parak Karakah membuka Rumah Gizi sepekan ke depan bagi anak-anak usia di bawah tiga tahun, dengan memberikan pembinaan sekaligus makan bersama dengan gizi yang baik dalam rangka pencegahan stunting di daerah itu.
Rep: Umar Mukhtar Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama RI, Kamaruddin Amin menyampaikan, penyuluh agama, penghulu, dan dai-daiyah punya peran sangat strategis dan fundamental untuk menyampaikan pesan tentang stunting. Namun dia menyadari, ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi.

Baca Juga

Dia menyebutkan, pemahaman tentang stunting masih belum baik sehingga perlu upaya bersama yang dilakukan baik bagi penyuluh, dai-daiyah, dan juga penghulu. Untuk itu, perlu ada perumusan secara bersama-sama untuk mengatasi hal tersebut.

"Ini harus kita rumuskan bersama bagaimana supaya penghulu, penyuluh, dan dai-daiyah kita bisa men-deliver itu. Kita buat rumusan strategis untuk menyampaikan pesan stunting ini," tutur dia dalam agenda daring 'Halaqoh Nasional Pelibatan Penyuluh Agama, Da'i, dan Da'iyah Mendukung Percepatan Penurunan Stunting', Kamis (6/10).

Kamaruddin melanjutkan, ada lebih dari 13 tugas yang diemban oleh penyuluh agama. Peran penyuluh selain sebagai referensi rujukan umat, juga memiliki tugas bimbingan dan kepenyuluhan. Namun tantangan terberatnya adalah terkait upah bagi penyuluh agama.

Dia mengatakan, saat ini ada 45 ribu penyuluh agama dan hampir 90 persennya itu non-PNS. Mereka mendapat gaji hanya Rp 1 juta setiap bulan dan mengemban lebih dari 13 tugas utama. Terlebih, hampir seluruh tugas Kemenag itu ada di penyuluh ini. Jadi ini bukan tugas yang mudah," ujarnya.

Meski ada tantangan, Kamaruddin menambahkan, ada peluang dalam melakukan percepatan penurunan stunting. Kemenag telah melakukan bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Dari kerja sama ini, seluruh calon pengantin harus mendapat bimbingan perkawinan. Salah satunya ialah pemahaman tentang stunting.

Ada 2 juta pasang yang menikah per tahun. Insya Allah semua akan mendapatkan info tentang stunting. Ini yang paling strategis, dan yang harus kita advokasi dan afirmasi bersama. Kemenag, Kementerian Kesehatan dan BKKBN tentu berkomitmen penuh untuk menangani calon pengantin ini," katanya.

Agar pemahaman tentang stunting semakin luas di tengah masyarakat, Kamaruddin menilai, perlu ada upaya memberikan literasi melalui khutbah sholat Jumat. Dia mengatakan, ada 200 juta umat Islam yang ke masjid untuk menunaikan sholat Jumat pada setiap Jumat. Karena itu, menurutnya, masjid menjadi tempat paling strategis.

Kemenag, lanjut Kamaruddin, telah membuat naskah khutbah Jumat dan juga naskah buletin Jumat. Kualitas khutbah Jumat yang bermutu dan berkualitas menjadi instrumen peningkatan literasi sehingga pihaknya saat ini sedang menyempurnakan naskah khutbah Jumat untuk disampaikan ke masyarakat untuk dibaca.

Namun, Kamaruddin menerangkan, tidak ada paksaan untuk menggunakan naskah khutbah Jumat yang disusun Kemenag. Karena itu, yang menjadi tantangan bagi Ditjen Bimas Islam Kemenag adalah membuat naskah khutbah Jumat yang bagus. Sebab menurutnya, kalau naskah khutbahnya bagus, pasti dibaca.

"Nah di sinilah stunting bisa masuk. Nanti kita undang MUI dan lainnya, untuk bersama-sama membuat naskah khutbah yang bagus. Bukan hanya bicara soal agama sebagai sumber moral tetapi juga kontributif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kita akan membuat naskah khutbah itu untuk bisa mem-promote sejumlah konsep termasuk di antaranya stunting ini," terangnya.

Selain itu, aplikasi yang telah diluncurkan Kemenag, UstadzKita, yang berisi 10 ribu dai, naskah khutbah, dan konsultasi masalah agama, juga bisa dimanfaatkan agar nantinya juga memuat naskah-naskah tentang stunting. Sebab, aplikasi dibaca oleh masyarakat luas, khususnya para penyuluh agama.

"Aplikasi ini bisa didownload oleh para penceramah, dai-daiyah, dan para penyuluh agama. Nantinya kita bisa memasukkan naskah tentang stunting, dan saya akan wajibkan para penyuluh untuk membaca ini," ujarnya.

 
Berita Terpopuler