Mikrofon Masih On, Presiden Korea Selatan Kedengeran Hina Kongres AS

Presiden Korea Selatan sebelumnya sempat berbincang singkat dengan Presiden AS.

EPA-EFE/YONHAP SOUTH KOREA OUT
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol (kanan) berbicara dengan Presiden AS Joe Biden (kiri) setelah menghadiri konferensi ketujuh pengisian Dana Global untuk Memerangi AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria yang berbasis di Jenewa, di New York, New York, AS, 21 September 2022.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol terdengar menghina anggota parlemen Amerika Serikat. Insiden itu terjadi setelah pertemuan singkatnya dengan Presiden AS Joe Biden untuk membahas isu strategis, termasuk subsidi kendaraan listrik AS yang ingin diubah oleh Korea Selatan.

"Sungguh memalukan bagi Biden jika para idiot ini menolak untuk mendukungnya di Kongres," kata Yoon dalam video yang disiarkan di televisi Korea Selatan, dilansir Bloomberg, Kamis (22/9/2022).

Baca Juga

Yoon ketika itu sedang berbicara dengan Menteri Luar Negeri Park Jin di New York. Komentar Yoon terdengar melalui mikrofon tak lama setelah Yoon dan Park selesai mengobrol sebentar dengan Biden di acara Global Fund.

Kedua pemimpin telah dijadwalkan untuk mengadakan diskusi formal di sela-sela Majelis Umum PBB pekan ini. Akan tetapi, mereka malah mengobrol di acara amal yang mengumpulkan dana untuk memerangi penyakit menular.

Seorang pejabat senior kantor kepresidenan Korea Selatan mengatakan kepada wartawan di New York bahwa komentar Yoon tidak resmi dan belum diverifikasi. Dia juga menegaskan, pernyataan pribadi seperti itu bukanlah cerminan pencapaian diplomatik pemerintah.

Gedung Putih mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Biden dan Yoon membahas kerja sama mengenai ancaman keamanan yang ditimbulkan oleh Korea Utara sebagai bagian dari berbagai masalah prioritas. Termasuk dalam pembahasan ialah soal ketahanan rantai pasokan, teknologi kritis, keamanan ekonomi dan energi, kesehatan global, dan perubahan iklim.

 

Yoon telah mendapat tekanan di dalam negeri untuk memperbaiki aturan dalam Undang-Undang Pengurangan Inflasi yang ditandatangani bulan lalu oleh Biden, yang mencakup kredit pajak sebanyak 7.500 dolar AS untuk pembelian kendaraan listrik yang dibuat di Amerika Utara. Itu dapat merugikan merek-merek besar Korea Selatan, seperti Hyundai dan Kia, yang belum memiliki pabrik EV operasional di AS.

Sementara itu, komentar spontan dari Yoon ditanggapi kritis oleh anggota parlemen oposisi Korea Selatan. Mereka mengatakan bahwa itu menodai citra negara.

Di sisi lain, Biden juga telah menghadapi kritik karena menghindari pertemuan langsung dengan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ketika dia mengunjungi Korea Selatan bulan lalu. Anggota parlemen mengatakan dia melewatkan kesempatan untuk melobi atas nama negaranya mengenai undang-undang tersebut.

Baca juga : PM Israel Minta Buka Dialog dengan Indonesia

 

 
Berita Terpopuler