Pakar Hidrasi Serukan Jangan Banyak Minum Jelang Tidur, Apa Sebab?

Minum air putih memang baik untuk hidrasi tubuh, tetapi tidak menjelang tidur.

Republika/Yogi Ardhi
Minum air putih (ilustrasi). Fokuskan pemenuhan kebutuhan cairan sejak pagi hingga sore hari dan batasi jumlah asupan cairan di malam hari, terutama beberapa saat sebelum tidur.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Minum air putih sepanjang hari merupakan kebiasaan yang baik agar tubuh terhindar dari dehidrasi. Akan tetapi, minum banyak air putih sebelum tidur sebaiknya dihindari karena bisa mengganggu kualitas tidur.

Seperti diketahui, orang dewasa umumnya membutuhkan waktu tidur selama tujuh hingga delapan jam per malam agar bisa mencapai kesehatan yang optimal. Tidur yang cukup dapat menunjang tubuh dalam mengatur hormon yang berkaitan dengan stres dan metabolisme.

Banyak minum air putih sebelum tidur berpotensi membuat seseorang terbangun beberapa kali di malam hari untuk berkemih. Ketika siklus tidur terganggu berulang kali, tubuh bisa mengalami fluktuasi hormon.

Baca Juga

Bila berlangsung dalam jangka panjang, kondisi tersebut bisa membebani kesehatan jantung. Hal tersebut bisa terjadi karena fluktuasi hormon turut berperan dalam terjadinya tekanan darah tinggi dan komplikasi metabolik lain, seperti diabetes tipe 2 dan obesitas. Beragam masalah kesehatan ini dapat meningkatkan pula risiko penyakit jantung.

Tentu, bukan berarti minum air putih atau hidrasi di malam hari harus benar-benar dihindari. Yang sebaiknya dilakukan adalah memfokuskan pemenuhan kebutuhan cairan sejak pagi hingga sore hari dan membatasi jumlah asupan cairan di malam hari, terutama beberapa saat sebelum tidur.

"Direkomendasikan untuk minum 300-500 ml cairan sekitar dua hingga tiga jam sebelum tidur," ungkap pakar hidrasi dari Aqua Pura dan University of Stirling Dr Stuart Galloway, seperti dilansir Express, Selasa (20/9/2022).

Jumlah cairan tersebut dinilai ideal karena dapat membantu memenuhi kebutuhan hidrasi tubuh di malam hari. Di saat yang sama, jumlah asupan cairan tersebut tak akan memicu masalah atau gangguan tidur.

"Terlalu banyak asupan cairan sebelum tidur bisa menyebabkan ada kelebihan urine yang mengisi kandung kemih pada saat Anda tidur, memaksa Anda bangun untuk ke toilet," kata Dr Galloway.

Di malam hari, menurut Dr Galloway, fungsi ginjal biasanya akan melambat. Hal ini membuat urine tak diproses secepat di siang hari.

Namun, seiring dengan bertambahnya usia, ginjal tak lagi bisa mengonsentrasikan urine sebaik sebelumnya. Kondisi ini akan membuat kandung kemih terisi lebih cepat dengan urine yang lebih cair.

"Yang artinya, akan ada lebih banyak gangguan tidur yang muncul bila cairan dikonsumsi oleh (lansia) di waktu yang terlalu dekat dengan jadwal tidur," ungkap Dr Galloway.

Tak hanya konsumsi air putih yang perlu dibatasi menjelang waktu tidur, tetapi juga beberapa minuman lain seperti alkohol dan kafein. Kedua jenis minuman ini sebaiknya tak dikonsumsi minimal tiga jam sebelum tidur.

Menjaga tidur
National Health Service di Inggris merekomendasikan orang-orang untuk menjaga kualitas dan kuantitas tidurnya. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah membiasakan diri untuk tidur dan bangun di jam yang sama setiap hari.

Tips buat yang lagi susah tidur. - (Republika)

Bila rasa kantuk tak kunjung muncul saat berbaring di kasur, jangan memaksakan diri untuk terus berbaring. Coba beranjak dari kasur dan lakukan kegiatan yang merelaksasi sejenak. Setelah rasa kantuk mulai muncul, baru kembali ke kasur untuk tidur.

Hal lain yang direkomendasikan adalah olahraga secara rutin. Sering kali, kesulitan tidur di malam hari disebabkan oleh pola hidup sedenter atau tidak aktif.

 
Berita Terpopuler