3 Jenis Pemeriksaan yang Perlu Dijalani Sebelum Ikut Maraton atau Half Marathon

Maraton atau half marathon termasuk olahraga berat yang perlu persiapan khusus.

AP PHOTO
Para pelari menyusuri lintasan dalam satu kompetisi maraton (Ilustrasi). Jalani pemeriksaan kesehatan sebelum mengikuti lomba lari.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ingin ikut maraton atau half marathon? Semangat untuk berolahraga kompetisi tentu baik, tetapi persiapannya juga harus serius.

Dr Michael Triangto SpKO menganjurkan agar masyarakat melakukan tiga pemeriksaan terlebih dahulu sebelum mengikuti lomba lari. Perlu tes elektrokardiogram (EKG) untuk merekam aktivitas listrik jantung, tes treadmill untuk melihat kinerja jantung saat menjalankan aktivitas fisik, serta tes laboratorium untuk mengetahui kondisi kesehatan terkini.

Baca Juga

"Apakah (lomba lari) cuma orang-orang yang benar-benar sehat saja yang boleh? Betul," kata dr Michael ketika dihubungi Antara di Jakarta, Selasa (20/9/2022).

Bagaimana jika calon peserta maraton punya riwayat penyakit, tetapi sekarang dalam kondisi sehat? Dr Michael mengatakan orang tersebut dapat ikut serta jika sekadar berpartisipasi.

"Di situlah perlunya persiapan, bukan hanya dokter yang memeriksa, panitia harus menyediakan saran-sarana pertandingan yang sesuai dengan yang bersangkutan," kata dokter dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (PDSKO) ini.

Adapun persiapan-persiapan yang perlu dilakukan pihak panitia lomba lari, mulai dari mewajibkan surat keterangan sehat yang valid bagi peserta, menyiapkan dokter dan tenaga kesehatan yang berkualifikasi di setiap pos, menyiapkan kecukupan ambulans, hingga memastikan ketersediaan air di setiap pos. Dr Michael juga menyarankan agar dilakukan pemisahan atau pengelompokan kategori lomba lari sehingga kondisi kesehatan peserta lebih mudah diidentifikasi, misalnya pengelompokan berdasarkan usia, jenis kelamin, atau antara pelari nonprofesional dan profesional.

Lari jarak jauh atau lari maraton memang dapat bermanfaat untuk kesehatan jantung. Hanya saja, itu berisiko menimbulkan masalah apabila tidak dilakukan secara tepat.

Dr Michael juga menyoroti kasus kematian mendadak yang terjadi dalam lomba-lomba lari maraton. Ia mengingatkan maraton termasuk jenis olahraga  kategori berat.

"Masyarakat masih kerap berpikir bahwa olahraga yang semakin berat maka semakin sehat, padahal anggapan tersebut tidak benar," katanya.

Dalam lomba lari maraton, masyarakat yang bukan atlet profesional justru lebih rentan terhadap terjadinya kondisi-kondisi yang tidak diinginkan. Itu karena masih banyak yang belum menyadari kapasitas dan kesiapan diri sendiri.

"Secara umum, olahraga memang baik untuk kesehatan, namun perlu digarisbawahi bahwa aktivitas olahraga juga harus dilakukan secara tepat dan dipersiapkan secara baik," katanya.

Dr Michael mengatakan olahraga jenis pertandingan seperti half-marathon dan maraton perlu persiapan matang. Bagi orang yang siap, tentunya hal itu tidak jadi masalah.

"Namun bagi orang yang kurang persiapan, hal itu dapat menjadikan bahaya, bisa jadi petaka," katanya.

 
Berita Terpopuler