Sudah Dengar Bunyinya, Ini Dampaknya Jika Terbiasa Setel Ulang Alarm Biar Bisa Tidur Lagi

Menyetel ulang alarm bisa berdampak buruk bagi kesehatan.

pexels
Godaan untuk tidak mematikan alarm pembangun tidur memang besar, tapi demi kebaikan hindari itu.
Rep: Umi Nur Fadhilah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menyetel ulang alarm ternyata memiliki dampak negatif bagi kesehatan. Para peneliti menemukan bahwa mereka yang suka menggeser alarm lebih mungkin memiliki detak jantung lebih tinggi dibandingkan mereka yang langsung bangun.

Studi University of Notre Dame juga menemukan bahwa orang yang tidak langsung bangun itu lebih cenderung menghabiskan satu jam dalam kondisi tidur ringan. Peneliti menyarankan orang lebih berfokus mendapatkan lebih banyak tidur berkualitas secara keseluruhan alih-alih tidur-tiduran.

Sebelumnya, University of Notre Dame menemukan bahwa detak jantung istirahat yang tinggi bisa menjadi faktor kunci yang menghubungkan kurang tidur dan penyakit jantung. Studi lain perguruan tinggi itu menemukan bahwa orang yang pergi tidur, bahkan 30 menit lebih lambat dari waktu tidur biasanya cenderung memiliki detak jantung istirahat lebih tinggi sepanjang malam dan sering hingga keesokan harinya.

Kebiasaan tidur ini menjadi perhatian karena peningkatan denyut jantung istirahat merupakan faktor risiko yang diketahui untuk penyakit jantung, serta diabetes. Sebagai contoh, sebuah studi pada 2019 menemukan bahwa pria berusia 50 tahun dengan detak jantung istirahat lebih dari 75 detak per menit, dua kali lebih mungkin meninggal karena penyakit jantung selama 20 tahun ke depan dibandingkan mereka yang memiliki detak jantung istirahat 55 detak per menit atau kurang.

Studi lainnya pada 2013 menemukan bahwa detak jantung istirahat yang tinggi pada pria dikaitkan dengan kebugaran fisik yang lebih rendah dan tekanan darah yang lebih tinggi, berat badan, dan kadar lemak darah yang bersirkulasi. Semakin tinggi detak jantung istirahat seseorang maka semakin besar risiko kematian dini.

Baca Juga

Para ilmuwan di Prancis mengklaim bahwa tujuh dari 10 serangan jantung dan strok akan dicegah jika orang tidur nyenyak. Para peneliti mengamati 7.203 orang berusia di atas 50 tahun yang sehat selama satu dekade, dengan memberi skor nol hingga lima untuk panjang dan kualitas tidur.

Sebagian besar orang mendapat skor tiga atau empat. Hanya satu dari 10 yang memiliki nilai tertinggi.

Risiko serangan jantung dan strok itu 75 persen lebih rendah pada istirahat terbaik daripada yang terburuk. Menurut pertemuan European Society of Cardiology di Barcelona, bahaya turun 22 persen untuk setiap kenaikan skor poin tidur.

Tips buat yang lagi susah tidur. - (Republika)



Serangan jantung dan strok membunuh 100 ribu orang Inggris per tahun. Ini berarti puluhan ribu nyawa bisa diselamatkan dengan direkomendasikan tujuh hingga delapan jam tidur semalaman.

 
Berita Terpopuler