Air Mawar Meresap ke dalam Setiap Aspek Kebudayaan Islam

Kemampuan Oman dalam menghasilkan air mawar berkualitas juga telah dikenal dunia.

Safebee
Bunga mawar
Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Tujuh ribu pohon mawar, 90 ladang mawar, dan kondisi yang ideal bagi bunga cantik ini untuk mekar serta menebarkan aroma wangi. Itulah kekayaan yang dimiliki al-Jabal al-Akhdar, sebuah kawasan dataran tinggi di Oman.

Baca Juga

Pada pekan ketiga Maret hingga pertengahan Mei, sebanyak 90 ladang mawar di kawasan ini akan berubah warna menjadi merah muda. Aroma wangi mawar pun menyebar ke segala penjuru.

Kawasan dataran tinggi ini memang sejak lama menjadi pusat penghasil bunga, khususnya mawar. Penduduk setempat memanfaatkan sebagian mawar hasil budi daya ini untuk dijual sebagai bunga potong segar, dan sebagian lagi diolah menjadi komoditas andalan berupa air mawar.

Demi mendapatkan air mawar yang berkualitas, kelopak-kelopak mawar segar khusus dipetik pada pagi hari ketika butir-butir embun masih melapisi. Demi menjaga kekhasan air mawar Oman, pengolahan pun masih dilakukan secara tradisional. Kelopak mawar yang akan disuling tersebut dimasukkan ke dalam oven tradisional yang disebut dengan al-duhjan. Kemudian, air mawar hasil sulingan itu dididihkan selama kurang lebih empat jam di atas bejana yang disebut al-burmah.

Selanjutnya, air mawar yang telah dididihkan itu dituangkan ke dalam panci besar bernama al-karas. Air itu akan berada di panci besar ini selama setidaknya 30 hari. Setelah 30 hari terlewati, air mawar siap dikemas ke dalam botol untuk dijual. Di kawasan al-Jabal al-Akhdar ini, sebagian besar ladang mawar berada di tiga desa, yakni al-Aqr, Wadi Bani Habib, dan al-Fiqaine

Kendati tak disebutkan secara menonjol dalam Alquran, mawar dan air mawar bisa dibilang meresap ke dalam setiap aspek kebudayaan Islam. Tak hanya menjadi tanaman penting dalam taman-taman Islam, mawar juga menempati posisi istimewa di kalangan para tabib, pembuat wewangian, sastrawan, dan filsuf seperti Jalaluddin Rumi dan Ruzbihan Baqli yang menggambarkan mawar merah sebagai bagian dari keindahan dan kemuliaan Tuhan.

 

 

Tak hanya menjadi pewangi tubuh, air mawar juga menjadi bumbu masakan yang populer di kalangan masyarakat Muslim, mulai dari Afrika Utara hingga India. Air mawar pun merupakan sesuatu yang sangat penting dalam khazanah kedokteran Islam. Air ini biasa digunakan untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan, mulai dari tuberkulosis hingga gangguan perut dan mual.

Di antara sejumlah negara Timur Tengah yang memproduksi air mawar, Oman adalah penghasil terbesar. Tak hanya di kawasan Timur Tengah, kemampuan Oman dalam menghasilkan air mawar berkualitas juga telah dikenal dunia.

Dari Oman, air wangi ini dikirim ke sejumlah negara di Timur Tengah, seperti Iran dan Arab Saudi, untuk digunakan sebagai bahan baku kuliner, farmasi, dan kosmetik.

Pada Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, permintaan air mawar meningkat. Pada momen istimewa itu, air mawar biasa digunakan untuk penyedap dalam minuman, custard, jeli dan makanan penutup lainnya. Di Oman, air mawar juga biasa digunakan untuk campuran teh dan halwa.

Tak hanya itu, air mawar juga terkenal dalam kosmetik tradisional Timur Tengah. Misalnya, celak hitam (bubuk antimonium sulfida yang digunakan sebagai eyeliner oleh para wanita di seluruh Jazirah Arab) kerap kali dibuat dengan campuran air mawar. Sayangnya, pada tahun ini, hasil panen mawar di Oman tak sebaik tahun-tahun sebelumnya.

"Tahun ini tanaman mawar tidak baik dan panennya berakhir lebih awal," kata Asisten Direktur Jenderal pada Kementerian Pertanian Oman, Yahya bin Nasser bin Saif Al-Riyami, seperti dikutip laman Arab News, pekan lalu.

 

Saat ini, jelas dia, Kementerian Pertanian sedang menjajaki peluang investasi air mawar dengan membuat unit penyulingan air mawar di kawasan pegunungan al-Jabal al-Akhdar. Ia pun mengajak para pengusaha air mawar di kawasan itu untuk lebih bersemangat karena air mawar yang mereka produksi merupakan bahan penting dalam pembuatan parfum yang eksotis.

"Karena nilai ekonomi ini, budi daya dan penyulingan mawar memiliki potensi besar dan bisa mendatangkan penghasilan yang tinggi," kata al-Riyami.

 

Demi mendapatkan air mawar yang berkualitas, orang-orang dari kawasan Teluk sering mengunjungi al-Jabal al-Akhdar untuk membeli air mawar dalam jumlah besar. Tak sekadar membeli air mawar, mereka memanfaatkan kesempatan mengunjungi kawasan pegunungan ini untuk melihat penyulingan air mawar tradisional. Jika digarap secara baik, hal ini sebenarnya bisa menjadi atraksi wisata yang menarik bagi wisatawan, dan lagi-lagi tentu saja mendatangkan pemasukan yang tidak sedikit bagi pemerintah dan masyarakat setempat.

 
Berita Terpopuler