Ayman Al Zawahiri, Seorang Dokter yang Jadi Pemimpin Alqaeda

Zawahiri menggantikan Osama bin Laden sebagai pemimpin Alqaeda

AP
Osama bin Laden (kiri) dan Ayman Al-Zawahiri (kanan), potret dua sahabat.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Pemimpin Alqaeda Ayman al-Zawahiri tewas dalam serangan pesawat tak berawak atau drone Amerika Serikat (AS). Zawahiri menggantikan Osama bin Laden sebagai pemimpin Alqaeda setelah sebelumnya menjabat sebagai organisator dan ahli strategi utamanya kelompok militan tersebut.

Kurangnya karisma Zawahiri dan persaingan dari kelompok ISIS telah melumpuhkan kemampuan Alqaeda untuk menginspirasi serangan spektakuler ke Barat. Setelah kematian Osama bin Laden, serangan udara AS membunuh deputi Zawahiri berturut-turut. Hal ini melemahkan kemampuan Alqaeda untuk berkoordinasi secara global.

Namun Zawahiri berhasil memelihara kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan Alqaeda secara longgar di seluruh dunia yang tumbuh untuk mengobarkan pemberontakan lokal. Beberapa dari mereka berakar pada gejolak yang timbul dari Arab Spring.  Kekerasan tersebut membuat kondisi keamanan di sejumlah negara Asia, Afrika, dan Timur Tengah tidak stabil.  

Namun kejayaan Alqaeda sebagai jaringan komplotan yang yang menyerang Amerika Serikat pada 11 September 2001, telah lama berlalu.  Sebaliknya, militansi Alqaeda kembali ke akarnya dalam konflik tingkat lokal, yang didorong persoalan lokal dan hasutan oleh jaringan jihad transnasional menggunakan media sosial. Pertama kali dunia mendengar tentang Zawahiri adalah ketika dia berdiri di dalam ruang sidang setelah pembunuhan Presiden Mesir Anwar al-Sadat pada 1981.

"Kami telah berkorban dan kami masih siap untuk berkorban lebih banyak sampai kemenangan Islam," ujar Zawahiri yang mengenakan jubah putih dalam persidangan.

Zawahiri menjalani hukuman penjara tiga tahun karena kepemilikan senjata ilegal. Tetapi dia dibebaskan dari tuduhan utama.

Di ruang sidang setelah pembunuhan mantan Presiden Sadat di parade militer, Zawahiri berbicara kepada pers internasional. Dia mengatakan militan telah menderita penyiksaan berat termasuk dicambuk dan serangan anjing liar di penjara. Rekan-rekan tahanan mengatakan, kondisi itu semakin meradikalisasi Zawahiri dan membuatnya berada di jalur jihad global.

"Mereka menangkap para istri, ibu, ayah, saudara perempuan dan anak laki-laki dalam persidangan untuk memberikan tekanan psikologis pada para tahanan yang tidak bersalah ini," kata Zawahiri ketika itu.

Baca Juga

Zawahiri adalah seorang ahli bedah terlatih. Dia memiliki salah satu nama samaran The Doctor. Zawahiri pergi ke Pakistan untuk pembebasannya. Ketika itu dia bekerja dengan Bulan Sabit Merah untuk merawat gerilyawan mujahidin Islam yang terluka di Afghanistan karena melawan pasukan Soviet.  Selama periode itu, dia berkenalan dengan Osama bin Laden, seorang warga Arab Saudi yang telah bergabung dengan kelompok perlawanan Afghanistan.

Zawahiri mengambil alih kepemimpinan Jihad Islam di Mesir pada 1993. Zawahiri adalah tokoh terkemuka dalam pemberontakan pada pertengahan 1990-an untuk menggulingkan pemerintah dan mendirikan negara Islam murni. Lebih dari 1.200 orang Mesir terbunuh dalam pemberontakan itu.

Pihak berwenang Mesir melakukan tindakan keras terhadap kelompok Jihad Islam setelah upaya pembunuhan terhadap Presiden Hosni Mubarak pada Juni 1995 di Addis Ababa.  Zawahiri  menanggapi tindakan pihak berwenang dengan memerintahkan serangan pada 1995 terhadap kedutaan Mesir di Islamabad.  

Dua mobil berisi bahan peledak menabrak gerbang kompleks Kedutaan Mesir yang menewaskan 16 orang.  Pada 1999, pengadilan militer Mesir menghukum mati Zawahiri secara in absentia.  Saat itu dia menjalani kehidupan sederhana sebagai seorang militan setelah membantu Osama Bin Laden membentuk Alqaeda.

Sebuah rekaman video yang ditayangkan oleh Aljazirah pada 2003 menunjukkan Zawahiri dan Osama bin Laden sedang berjalan di lereng gunung berbatu. Video ini memberikan angin segar kepada intelijen Barat karena dapat memberikan petunjuk tentang keberadaan mereka.

Selama bertahun-tahun Zawahiri diyakini bersembunyi di sepanjang perbatasan terlarang antara Pakistan dan Afghanistan.  Dia mengambil alih kepemimpinan Alqaeda pada 2011 setelah Navy Seal AS membunuh Osama bin Laden di tempat persembunyiannya di Pakistan.  Sejak itu dia berulang kali menyerukan jihad global. Dia kerap membawa senapan Ak-47 di sisinya ketika merekam pesan video.  Dalam pidato untuk Osama bin Laden, Zawahiri berjanji melanjutkan serangan ke Barat.

"Anda tidak akan memimpikan keamanan sampai kami menjalaninya sebagai kenyataan dan sampai Anda meninggalkan tanah Muslim," ujar Zawahiri dalam pesan videonya.

Kemunculan ISIS pada 2014-2019 di Irak dan Suriah menarik perhatian dari otoritas kontra-terorisme Barat. Zawahiri kerap mencoba membangkitkan gairah perlawanan dengan membuat komentar mengenai isu-isu sensitif seperti kebijakan AS di Timur Tengah atau tindakan Israel terhadap Palestina. Tetapi penyampaiannya dinilai kurang memiliki daya tarik seperti Osama bin Laden.

Pada tingkat praktis, Zawahiri diyakini telah terlibat dalam beberapa operasi terbesar Alqaeda. Dia membantu mengatur serangan pada 2001, ketika pesawat yang dibajak oleh Alqaeda digunakan untuk membunuh 3.000 orang di Amerika Serikat.  Dia didakwa atas dugaan perannya dalam pemboman pada 1998 di kedutaan besar AS di Kenya dan Tanzania. FBI membuat sayembara dengan hadiah 25 juta dolar AS untuk penangkapan Zawahiri.

Zawahiri lahir pada 1951 dari keluarga terkemuka di Kairo. Zawahiri adalah cucu dari imam besar Madjid Al Azhar, yang merupakan salah satu masjid terpenting dalam Islam. Zawahiri dibesarkan di pinggiran kota Maadi yang rimbun di Kairo. Ini adalah tempat yang disukai oleh ekspatriat dari negara-negara Barat. Zawahiri adalah putra seorang profesor farmakologi. Zawahiri pertama kali memeluk fundamentalisme Islam pada usia 15 tahun.

Zawahiri terinspirasi oleh ide-ide revolusioner dari penulis Mesir, Sayyid Qutb, yang merupakan seorang Islamis yang dieksekusi pada 1966 dengan tuduhan mencoba menggulingkan negara. Orang-orang yang belajar dengan Zawahiri di Fakultas Kedokteran Universitas Kairo pada 1970-an menggambarkan dirinya sebagai seorang pemuda yang bersemangat. Seperti pemuda pada umumnya, dia kerap pergi ke bioskop, mendengarkan musik, dan bercanda dengan teman-temannya.  
“Ketika dia keluar dari penjara, dia adalah orang yang sama sekali berbeda,” kata seorang dokter yang belajar dengan Zawahiri, dan menolak untuk disebutkan namanya.

 
Berita Terpopuler