Tumpukan Sejarah di Pelabuhan Sunda Kelapa: Misteri Keberadaan Keraton Jayawikarta

Pelabuhan Sunda Kelapa dulunya adalah pintu masuk orang-orang Eropa ke Batavia.

network /Kurusetra
.
Rep: Kurusetra Red: Partner

Pelabuhan lama Sunda Kalapa 1860-an. Pelabuhan ini dahulu menjadi pintu masuk orang-orang Eropa ke Batavia. Foto: Tropen Museum.

CERITA ABAH: Artikel ini adalah warisan berupa tuturan dari sejarawan sekaligus wartawan senior (Almarhum) Alwi Shahab kepada kami dan kami tulis ulang. Selamat Menikmati.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Pelabuhan Sunda Kalapa, Jakarta Utara dulunya adalah pelabuhan yang sibuk. Kapal-kapal tongkang merapat di tepi Sungai Ciliwung setelah membawa penumpang dari luar negeri menuju Kota Batavia. Mereka dibawa dengan tongkang setelah melakukan perjalanan yang lama akibat muara pelabuhan Sunda Kalapa tidak dapat lagi didarati karena berlumpur. Di depan pelabuhan terdapat bangunan beratap seng yang menjadi tempat pemeriksaan bea cukai setelah penumpang diturunkan.

Para penumpang itu kemudian beristirahat di gedung yang berada di depannya. Di sini, mereka dapat bermalam untuk keesokan harinya meneruskan perjalanan ke pusat kota. Hotel atau tempat peristirahatan untuk menampung pendatang, sekaligus tempat bermalam untuk mereka yang bepergian keluar negeri merupakan tempat peristirahatan terkenal saat para tamu memasuki Kota Batavia. Letaknya di sebelah timur kanal Sunda Kalapa berseberangan dengan Museum Bahari, yang ketika itu berfungsi sebagai gudang rempah-rempah.

Gedung-gedung indah masih berdiri kokoh di sekitar muara kanal Sunda Kalapa. Bagian besar dari gedung tersebut kala itu digunakan untuk perkantoran dan pelayanan administrasi.

BACA JUGA: Banjir Jakarta Warisan 66 Gubernur Jenderal Hindia Belanda

Di sebelah kiri kanal, terlihat sebuah gedung besar. Gedung ini merupakan pasar ikan yang dibangun tahun 1846. Meski sekarang pasar tersebut sudah tidak ada lagi, nama Pasar Ikan masih tetap melekat hingga sekarang.

Di sekitar tempat inilah sebelum kedatangan VOC (Kompeni), tempat keberadaan keraton Pangeran Jayawikarta setelah menaklukkan Portugis pada 1527. Letaknya di sekitar Menara Syahbandar yang dibangun VOC pada abad ke-18 guna mengawasi keluar masuknya kapal.

Kini di depan jalan menara tersebut merupakan jalan ramai antara sebuah kantor polisi dan Museum Bahari. Menara Syahbandar– salah satu peninggalan sejarah Jakarta–kini keadaannya makin memprihatinkan. Menara ini dalam keadaan miring dan terancam runtuh.


Semua peristiwa pertempuran antara pasukan Jayakarta dan Portugis, seluruhnya terjadi di laut sekitar sebelah selatan jalan tol Tanjung Priok-Pluit yang baru. Sebab, kala itu seluruh daerah di kawasan Pasar Ikan masih berupa laut.

Seluruh gedung yang terlihat dalam foto, kini tidak dapat kita temukan lagi. Dihancurkan oleh gubernur jenderal Marsekal Daendels pada 1808-1809 ketika ia memindahkan kota lama ke arah selatan, yang bernama Weltevreden (daerah yang lebih nyaman).

Sayangnya Pelabuhan Sunda Kalapa sudah tidak berfungsi lagi sebagai pelabuhan samudera sejak dipindahkan ke Tanjung Priok pada 1887, karena tidak lagi dapat menampung kapal-kapal uap yang jauh lebih besar daripada kapal layar.

BACA BERITA MENARIK LAINNYA:

> Humor NU: Orang Muhammadiyah Ikut Tahlilan Tapi Gak Bawa Pulang Berkat, Diledek Makan di Tempat Saja

> Bolehkah Makan Nasi Berkat dari Acara Tahlilan? Halal Bisa Jadi Haram

> Banyak Pria Jakarta Sakit Raja Singa Gara-Gara Wisata "Petik Mangga"

> Kata Siapa Muhammadiyah tidak Punya Habib, KH Ahmad Dahlan Itu Keturunan Rasulullah

> Pak AR Salah Masuk Masjid, Diundang Ceramah Muhammadiyah Malah Jadi Imam Tarawih di Masjid NU

> Humor Gus Dur: Yang Bilang NU dan Muhammadiyah Berjauhan Hanya Cari Perkara, Yang Dipelajari Sama

> Humor Cak Nun: Soal Rokok Muhammadiyah Terbelah Jadi Dua Mahzab

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

 
Berita Terpopuler