Jazz Gunung Bromo 2022 Tandai Bergulirnya Jazz Gunung Series Ring of Fire Project

Jazz Gunung Bromo akan dihelat di amfiteater Jiwa Jawa Resort pada 22-23 Juli 2022.

Jazz Gunung
Tim penyelenggara Jazz Gunung 2022 beserta pengisi acara memberikan pemaparan pelaksanaan Jazz Gunung 2022 yang akan digelar di Bromo. Konferensi pers tersebut diselenggarakan di IFI Thamrin, Selasa (6/7/2022). Dok Jazz Gunung
Rep: Rahma Sulistya Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Jazz Gunung Indonesia (JGI) mengumumkan rangkaian pertunjukan Jazz Gunung Series Ring of Fire Project akan dimulai dengan Jazz Gunung Bromo 2022 di Jawa Timur. Pentas musik yang digagas mendiang Djaduk Ferianto, Sigit Pramono, dan Butet Kartaredjasa itu akan dihelat di amfiteater Jiwa Jawa Resort, Probolinggo, Jawa Timur pada 22-23 Juli 2022.

"Ring of Fire Project dulu digagas Djaduk, teman Djaduk, dan kawan-kawan membuat komposisi dengan pemain tamu yang bisa berganti-ganti," ujar Butet dalam konferensi pers Jazz Gunung 2022 di IFI Thamrin, Jakarta, Selasa (5/7/2022).

Butet mengungkapkan, Jazz Gunung Bromo akan hadir dengan kapasitas penonton penuh, yakni 2.000 orang. Protokol kesehatan tetap diterapkan mengingat masih pandemi Covid-19.

Selain Bromo, menurut Butet, nantinya juga akan digelar pertunjukan jazz di sejumlah gunung berapi lainnya. Ia menyebut, pada 2023 akan ada show di Ijen (Jawa Timur), Samosir (Sumatra Utara), Burangrang (Bandung), Slamet (Semarang), dan beberapa gunung di kota lainnya.

"Kami yakin apa yang dilakukan Jazz Gunung berdampak pada berputarnya roda pereokonomian tiap wilayah diselenggarakannya Jazz Gunung nanti," ujar Founder PT JGI Sigit Pramono dalam kesempatan yang sama.

Sementara itu, mengenang Djaduk, Butet memandang adiknya itu bukan meninggal atau mati, melainkan gugur dalam perjalanan menemukan musik Indonesia, salah satunya lewat Jazz Gunung. Ia mengatakan sebutan gugur ini lebih tepat disematkan untuk Djaduk karena memang diperuntukkan bagi orang-orang yang meninggal dalam perjuangannya.

Baca Juga

"Pada 2019, Ibunda Sigit meninggal, dua pekan kemudian adik saya meninggal. Sejak saat itu, saya belum ke Bromo lagi. Karena kebetulan sebelumnya saya dihadiahi Gusti Allah sakit, dan baru ini bisa bangkit lagi bersamaan dengan selesai pandemi," ucap Butet.

Tahun ini, penyelenggaraan Jazz Gunung akan memasuki tahun ke-14. Jazz Gunung juga sudah menjadi salah satu ajang yang masuk kalender nasional Kemenparekraf.

 
Berita Terpopuler