Ahli: Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 Bisa Picu Lonjakan Kasus

Ahli memprediksi subvarian BA.4 dan BA.5 akan segera melampaui BA.2 di Inggris.

Republika
Penyebaran omicron BA.4 dan BA.5. Kedua subvarian omicron itu diprediksi akan segera melampaui kasus BA.2 di Inggris.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski tren kasus mulai mengalami penurunan, namun pandemi Covid-19 belum berakhir. Kini, ahli mengingatkan untuk tetap waspada, sebab ada dua subvarian omicron yaitu BA.4 dan BA.5, yang berpotensi membuat kasus kembali melonjak.

Ahli biologi sel dari Skotlandia, Prof Denis Kinane mengatakan bahwa subvarian BA.4 dan BA.5 pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan pada awal 2022. Kini, subvarian omicron itu menjadi varian yang dominan di Inggris.

"Sementara dua strain baru mereplikasi beberapa mutasi dari varian omicron asli, mereka tampaknya lebih umum dengan tipe BA.2. Baru-baru ini, Portugal dan Jerman juga mengalami lonjakan infeksi, dan kemungkinan disebabkan oleh varian baru ini," kata Prof Kinane, seperti dilansir dari Express, Sabtu (18/6/2022).

Meski BA.2 masih menjadi varian dominan di Inggris, Kinane khawatir BA.4 dan BA.5 akan segera melampaui BA.2. Menurut dia, varian omicron BA.4 dan BA.5 menyebar dengan cepat dan sangat mungkin bahwa kedua jenis ini akan menjadi dominan di Inggris selama musim panas.

"Gelombang Covid-19 baru tampaknya semakin mungkin terjadi di Inggris," kata Prof Kinane.

Baca Juga

Menurut Prof Kinane, BA.4 dan BA.5 memang telah terbukti mampu mengatasi kekebalan yang dikembangkan untuk jenis varian lain. Namun, itu tidak berarti bahwa ini akan menyebabkan lebih banyak kematian.

Lebih jauh lagi, sementara peningkatan BA.4 dan BA.5 menjadi perhatian, ini tidak berarti mereka menjadi ancaman yang besar karena kekebalan komunitas sudah terbentuk setelah vaksinasi Covid-19. Namun, itu tidak menjadi jaminan absolut, sebab kekebalan berkurang secara alami dan varian baru dapat mengganggu segalanya.

Penyebaran omicron BA.4 dan BA.5. - (Republika)


Semua ini mengarah pada pertanyaan apakah lockdown atau pembatasan aktivitas akan kembali diperlukan. Tentang hal ini hanya sedikit yang yakin. Alih-alih lockdown, Prof Kinane lebih mendorong percepatan program vaksinasi booster dan vaksinasi lebih lanjut di musim gugur demi mencegah infeksi parah.

Populasi juga berada di tempat yang lebih baik secara imunologis untuk melawan infeksi Covid-19 dan sangat penting bahwa kapanpun dosis lain dari vaksin Covid ditawarkan, penyerapannya harus cepat dan menyeluruh," jelas dia.

"Berakhirnya testing gratis dan penarikan langkah-langkah pengendalian perbatasan berarti bahwa ada penurunan tiba-tiba dalam kemampuan pengawasan virus, yang membuka Inggris terhadap risiko tambahan," kata Prof Kinane.

Pembukaan inilah yang telah melihat kedatangan ancaman virus baru ke Inggris dalam bentuk cacar monyet. Infeksi virus langka monkeypox telah masuk ke Inggris untuk pertama kalinya sejak 2018.

Namun, tidak seperti 2018, ada kekhawatiran yang lebih besar tentang penyebaran cacar monyet melalui populasi.

Virus tersebut akan diganti namanya setelah para ilmuwan mengungkapkan kekhawatirannya bahwa itu akan memicu stigma dan rasisme terhadap warga Afrika, daerah endemik cacar monyet. Tetapi, nama baru belum diumumkan.

 
Berita Terpopuler