Penyakit Metabolik Usai Lebaran Bisa Dicegah, Ahli Gizi Sarankan Puasa Sunnah 6 Hari

Masyarakat diminta mewaspadai penyakit metabolik usai Lebaran.

Republika/Wilda Fizriyani
Opor ayam merupakan salah satu makanan yang biasa dihidangkan untuk ketupat Lebaran. Selepas Ramadhan, biasanya frekuensi makan bisa melebihi tiga kali sehari karena aktivitas silaturahim.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Ahli gizi dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Dono Indarto meminta masyarakat untuk mewaspadai penyakit metabolik usai Lebaran. Dono mengatakan, perubahan pola makan menjadi hal yang paling disoroti.

"Perilaku sebagian masyarakat terkait konsumsi makanan saat Lebaran agaknya menjadi kurang terkontrol," kata Dono di Solo, Selasa (10/5/2022).

Biasanya, selepas Ramadhan terjadi peningkatan frekuensi makan melebihi tiga kali sehari. Sebab, orang kerap mengunjungi banyak kerabat ataupun tetangga di satu hari yang sama dan disuguhi aneka jenis makanan.

Baca Juga

Selain itu, menurut Dono, makanan dan minuman yang dikonsumsi saat Lebaran biasanya tinggi karbohidrat, lemak, garam, gula, santan, dan kolesterol. Di sisi lain, aktivitas fisik pun menurun.

"Misalnya terlalu banyak duduk," katanya.

Terkait dengan hal itu, Dono memberikan beberapa solusi. Salah satu cara perbaikan dapat dilakukan dengan puasa sunah selama enam hari secara berurutan.

"Selain itu, masyarakat dapat mulai kembali memperhatikan peningkatan aktivitas fisik dan durasi tidur masing-masing," katanya.

Praktisi gizi Florentinus Nurtitus mengatakan pencegahan penyakit metabolik dapat dilakukan dengan diet gizi seimbang. Ia mengatakan, keseimbangan gizi dapat tercapai ketika zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai dengan asupan sehari-hari.

"Angka kecukupan gizi yang dianjurkan dapat diperoleh melalui konsultasi dengan dietisien atau nutrisionis," jelas Florentinus.

Dengan mengikuti petunjuk ahli, masyarakat akan dituntun dalam mengetahui beragam kebutuhan tubuhnya. Florentinus mengatakan, pola diet yang benar adalah tidak mengubah kebiasaan makan sehari-hari, tetapi diarahkan ke pola yang dianjurkan.

 
Berita Terpopuler