Sebagian Penyintas Covid-19 Berisiko Alami Masalah Kardiometabolik, Termasuk Diabetes

Sebagian orang yang pernah kena Covid-19 mengembangkan diabetes.

www.pixabay.com
Tes gula darah (Ilustrasi). Sejak pandemi Covid-19, kasus diabetes meningkat tajam.
Rep: Santi Sopia Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satu lagi studi yang menemukan potensi besar orang yang pulih dari Covid-19 mengalami diabetes. Penyintas Covid-19 40 persen lebih mungkin untuk menerima diagnosis diabetes baru dalam satu tahun terakhir dibandingkan dengan mereka yang tidak terinfeksi.

Peningkatan risiko setara dengan satu persen orang yang pernah kena Covid-19 mengembangkan diabetes. Jika dilihat dalam skala global, itu artinya ada jutaan kasus baru diabetes di seluruh dunia.

Dalam penelitian yang diterbitkan daring di jurnal Lancet Diabetes and Endocrinology, sebagian besar penyintas didiagnosis diabetes tipe 2, bukan tipe 1. Beberapa peneliti mengatakan, Covid-19 juga bisa memicu diabetes tipe baru di mana sel-sel tertentu secara keliru mulai menaikkan gula darah alih-alih menurunkannya.

Studi ini menambah bukti yang menunjukkan peningkatan risiko masalah kardiometabolik pasca Covid-19, seperti diabetes serta komplikasi jantung dan ginjal. Biasanya, gejala Covid-19 jangka panjang (long Covid) dikaitkan dengan masalah kognitif, kelelahan, atau sesak napas.

Tetapi para ilmuwan mengungkap kemungkinan berbagai jenis long Covid. Satu di antaranya ditentukan oleh masalah kardiometabolik yang muncul setelah Covid-19.

Baca Juga

Sejauh ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan ada lebih dari 464 juta kasus Covid-19. Itu artinya, persentase kecil dari orang-orang yang mengalami komplikasi jangka panjang itu jumlahnya akan menjadi signifikan.

"Kami semakin mengetahui bahwa ini bukan hanya masalah pernapasan atau kabut otak atau hanya kelelahan," kata Ziyad Al-Aly, kepala penelitian dan pengembangan di VA St Louis Health Care System di Amerika Serikat, seperti dikutip dari Fox News, Rabu (23/3/2022).

Dr Al-Aly yang juga ahli epidemiologi klinis di Washington University di St Louis sekaligus pemimpin penelitian mengatakan, itu juga terkait dengan manifestasi di jantung, ginjal, dan diabetes. Tim dr Al-Aly baru-baru ini menerbitkan studi tentang risiko yang lebih luas tersebut.

Satu menunjukkan risiko lebih tinggi terkena masalah jantung, termasuk strok dan serangan jantung, pada penyintas Covid-19 daripada terhadap orang yang tidak pernah kena infeksi SARS-CoV-2. Lainnya menunjukkan pasien pasca Covid-19 lebih mungkin mengalami penurunan fungsi ginjal atau kerusakan ginjal sebanyak enam bulan setelah infeksi jika dibandingkan dengan pasien yang tidak menderita Covid-19.

Para peneliti hanya menemukan hubungan antara Covid-19 dan kondisi kardiometabolik tanpa membuktikan penyebabnya. Beberapa dokter mengatakan bahwa diagnosis baru diabetes tipe 2 dan kondisi jantung dapat dipengaruhi oleh penambahan berat badan atau penurunan aktivitas selama pandemi.

Jenis-jenis tes gula darah. - (Republika)

Di sisi lain, perubahan gaya hidup tidak serta merta menjelaskan peningkatan khusus pada orang yang pernah kena Covid-19. Dalam studi diabetes baru, dr Al-Aly dan rekan peneliti menganalisis catatan 181 ribu pasien Covid-19 dalam sistem Administrasi Kesehatan Veteran yang didiagnosis dengan Covid-19 dalam satu tahun terakhir.

Peneliti membandingkannya dengan lebih dari delapan juta orang. yang tidak terjangkit Covid-19. Studi VA tidak melihat kasus diabetes berdasarkan status vaksinasi.

"Ketika Anda melihat data pada skala nasional, itu jelas terjadi bahkan pada orang yang tidak memiliki faktor risiko atau faktor risiko yang sangat kecil," kata dr Al-Aly.

Menurut dr Al-Aly, diagnosis baru terjadi pada orang dewasa muda dengan berat badan yang sehat dan tidak ada riwayat gula darah tinggi sebelumnya. Maren Laughlin, direktur program National Institutes of Health National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, mengatakan bahwa penelitian ini dilakukan dengan sangat baik.

Keterbatasan utamanya adalah bahwa pasien VA umumnya cenderung lebih tua dan sakit. Di samping itu, lebih banyak laki-laki daripada populasi lebih luas.

 
Berita Terpopuler