Dokter: Hepatitis Termasuk Penyakit Infeksi, Lawannya Ialah Imunitas Tubuh

Dokter ingatkan untuk memproteksi anak-anak dari kemungkinan kena hepatitis akut.

Antara/Wahdi Septiawan
Jajanan di Pasar Jambi, Jambi, Senin (4/4/2022). Pemilik restoran maupun rumah/warung makan harus lebih higienis dalam mencuci peralatan makan dan sebagainya untuk mengantisipasi terjadinya penularan virus hepatitis.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA -- Direktur Rumah Sakit Islam (RSI) Banjarnegara dr Agus Ujianto SpB menjelaskan, penyakit infeksi pada manusia, seperti hepatitis, telah ada sejak dahulu. Lawannya adalah imunitas tubuh, baik yang diperoleh secara alami maupun dimasukkan ke dalam tubuh melalui vaksin.

Baca Juga

"Sebagaimana sel manusia berevolusi, berubah sesuai lingkungan, maka bakteri, virus, dan sebagainya juga berubah baik alami maupun rekayasa, karena penelitian, kemudian karena mikroskopis, maka bisa saja menular lewat vektor yang tidak kita ketahui," kata Wakil Ketua Divisi Teknologi Informasi dan Komunikasi Pelayanan Kedokteran Majelis Pengembangan Pelayanan Keprofesian Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia itu dalam keterangan di Banjarnegara, Jawa Tengah, Jumat (6/5/2022).

Mengingat penelitian sering terlambat jika dibandingkan penyakit atau perubahan itu sendiri, menurut dr Agus, konsep dasar yang harus dipahami adalah tetap menjaga dan memproteksi diri. Lebih lanjut, Agus mengatakan, kebanyakan penularan virus hepatitis terjadi karena bersentuhan dengan berbagai cara.

"Dengan begitu, cara menghindarinya tetap menjaga 5M seperti dalam pencegahan Covid-19, yakni memakai masker, mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menghindari kerumunan, serta mengurangi mobilitas," jelas dr Agus.

Sebagai upaya untuk menangkal hepatitis, menurut dr Agus, masyarakat dapat meminum ramuan tradisional, seperti campuran madu dan temulawak, jahe, kulit manggis, atau sari kurma. Semuanya bisa diperoleh di apotek maupun toko obat karena telah mendapatkan izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

"Masyarakat juga bisa meraciknya sendiri. Dengan mengonsumsi ramuan itu diharapkan levernya kuat melawan hepatitis yang memang melawan sel kupffer hati," kata Ketua Umum Pengurus Pusat Pusat Perhimpunan Kedokteran Digital Terintegrasi (Perdigti) itu.

Dr Agus juga mengimbau para orang tua untuk mengawasi anak-anaknya agar tidak jajan sembarangan karena hepatitis akut tersebut banyak menyerang anak-anak. Selain itu, pemilik restoran maupun rumah/warung makan harus lebih higienis dalam mencuci peralatan makan dan sebagainya untuk mengantisipasi terjadinya penularan virus hepatitis.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor HK.02.02/C/2515/2022 tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis of Unknown Aetiology).

Dalam surat edaran disebutkan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) pertama kali menerima laporan pada 5 April 2022 dari Inggris Raya mengenai 10 kasus hepatitis akut yang tidak diketahui etiologinya pada anak-anak usia 11 bulan sampai lima tahun pada periode Januari hingga Maret 2022 di Skotlandia Tengah.

Sejak secara resmi dipublikasikan sebagai kejadian luar biasa (KLB) oleh WHO, jumlah laporan terus bertambah dan tercatat lebih dari 170 kasus dilaporkan oleh lebih dari 12 negara. Kisaran kasus terjadi pada anak usia satu bulan sampai dengan 16 tahun.

Sebanyak 17 anak di antaranya atau 10 persen memerlukan transplantasi hati. Satu kasus dilaporkan meninggal.

Gejala klinis pada kasus yang teridentifikasi adalah hepatitis akut dengan peningkatan enzim hati, sindrom jaundice (penyakit kuning) akut, dan gejala gastrointestinal (nyeri abdomen, diare, dan muntah-muntah). Sebagian besar kasus tidak ditemukan adanya gejala demam.

 

 
Berita Terpopuler