Sopir Angkutan Cianjur Minta Travel Gelap Ditertibkan

Jumlah penumpang yang masuk ke terminal per hari tidak lebih dari 200 orang.

Antara/Yulius Satria Wijaya
Ilustrasi angkutan umum antarkota di Cianjur. Sopir angkutan kota jurusan Selatan Cianjur, Jawa Barat, meminta dinas dan instansi terkait segera menertibkan travel gelap yang dinilai merugikan mereka.
Red: Ratna Puspita

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Sopir angkutan kota jurusan Selatan Cianjur, Jawa Barat, meminta dinas dan instansi terkait segera menertibkan travel gelap yang dinilai merugikan mereka. Travel gelap tidak memiliki izin, tetapi dapat membawa penumpang sehingga pasar angkutan kota menjadi sepi.

Baca Juga

Sopir angkutan elf jurusan selatan Cianjur, Deni Sumantri (38 tahun), mengatakan, memasuki H-2 lebaran jumlah pemudik yang sudah sampai ke kampung halamannya masing-masing di Selatan Cianjur terus meningkat. Namun, sebagian besar pulang menggunakan travel gelap sehingga kepadatan penumpang di terminal tidak terlihat.

"Kalau dibilang ada peningkatan penumpang, ada, tapi tidak seramai tiga tahun yang lalu sebelum pandemi dan tidak marak travel gelap. Sejak kehadiran travel gelap penumpang yang masuk ke terminal hingga H-2 tidak terlihat meningkat," katanya.

Karena itu, dia bersama ratusan sopir elf jurusan selatan Cianjur meminta dinas dan pihak kepolisian untuk menindak tegas travel gelap yang masih bebas beroperasi sehingga berdampak terhadap penghasilan sopir angkutan umum yang terus menurun. Selama ini, ungkap dia, mereka mengantongi izin dan membayar izin trayek untuk dapat membawa penumpang, sedangkan travel gelap tidak mengantongi izin namun bebas membawa penumpang.

"Kami berharap segera di tertibkan karena merugikan sopir angkutan," katanya.

Kepala Terminal Pasirhayam, Cianjur Mamun mengatakan, memasuki H-2 lebaran jumlah penumpang yang masuk ke terminal per hari tidak lebih dari 200 orang, dibandingkan tiga tahun sebelumnya jumlah penumpang yang masuk terminal mengalami penurunan yang cukup tinggi. "Sebelum pandemi, puluhan angkutan yang tersedia tidak perlu menunggu lama untuk berangkat karena jumlah penumpang pe rhari lebih dari 1.000 orang setiap harinya. Namun tahun ini, dua hari menjelang lebaran jumlah penumpang paling tinggi hanya 200 orang per hari," katanya.

Ia menduga maraknya travel gelap yang beroperasi membuat penumpang angkutan umum menurun tajam karena lebih memilih naik travel dari Jakarta dapat langsung ke depan rumah penumpang di masing-masing kecamatan di selatan Cianjur. "Kami sudah menyampaikan laporan sopir ke atasan, agar segera ditindaklanjuti bersama kepolisian karena sopir angkutan sempat mogok beroperasi dengan tuntutan travel gelap ditertibkan," katanya.

 
Berita Terpopuler