Pesantren Babakan Ciwaringin Jadi Tempat Peristirahatan Para Petani Di Awal Pendiriannya (I)

Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon salah satu pondok tua yang memiliki pengaruh besar dalan perjalanan dakwah di kawasan Cirebon

network /Rahmat Fajar
.
Rep: Rahmat Fajar Red: Partner

Keterangan: Ilustrasi Pondok Pesantren

Sumber: nucirebon.or.id

NYANTRI--Selain Pesantren Gedongan dan Buntet, ada satu lagi pesantren tua yang peranannya dalam sejarah dakwah di Cirebon sangat besar yakni Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin. Pondok ini didirikan oleh KH. Hasanuddin Jatira pada 1705 M/1127 H. Ia putra dari KH. Abdul Latief dari Desa Pamijahan Plumbon Cirebon. Mereka masih memiliki garis trah dari Keraton Cirebon.

Dalam riwayat hidup Kiai Jatira sebagaimana dikutip dari buku Meneguhkan Islam Nusantara, Biografi Pemikiran & Kiprah Kebangsaan Prof. Dr. KH Said Aqil Siraj ia sosok yang taat agama. Ia seorang pejuang dalam mendakwahkan agama Islam. Kendati sebagai tokoh dari trah dari Keraton Cirebon, ia terkenal sebagai sosok yang sederhana dan dekat dengan masyarakat bawah.

Ia juga peka terhadap kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Desa yang kering dengan pertanian yang kurang subur membuat Kiai Jatira berpikir bagaimana pondoknya dapat berkontribusi dalam meringankan masyarakat setempat. Memulai dari hal kecil, ia menjadikan pondok pesantren kecilnya di awal pendirian sebagai tempat peristirahatan para petani.

Selain itu, Kiai Jatira juga berupaya menjauhkan diri jangkauan penjajah Belanda. Dari sinilah asal mula Pesantren Babakan itu berdiri dan terus berkembang hingga kini.

Setelah wafatnya Kiai Jatira, pesantren ini mengalami stagnasi kepemimpinan. Akibatnya pesantrennya pun rusak. Baru kemudian menanti Kai Jatira, KH. Nawawi membangun kembali Pondok Pesantren Babakan yang letaknya tak jauh dari lokasi lama yakni sekitar satu kilometer ke arah selatan.

Kiai Nawawi tak sendiri dalam mengembangkan pesantren Babakan. Ia dibantu oleh KH. Adzro’I dalam mendidik santri-santrinya. Setelah masa kepengasuhan Kiai Nawawi, Pondok Pesantren ini dipegang oleh putra KH. Adzro’I yakni KH. Ismail pada 1800 M/1225 H. Pada tahun 1916, KH. Amin Sepuh bin KH. Irsyad menjadi pengasuh pondok pesantren ini. Kiai Amin Sepuh masih memiliki garis keturunan dari Syekh Syarif Hidayatullah.

Mengenai kisah perjalanan Kiai Amin Sepuh dalam mengasuh Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin akan dilanjutkan pada tulisan selanjutnya.

 
Berita Terpopuler