Dua Strain Omicron Melebur Jadi Varian Baru, Inggris Deteksi Kasusnya Ada 637

Varian XE yang merupakan gabungan dari dua strain omicron ditemukan di Inggris.

Pixabay
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron. Dua varian omicron, BA.1 dan BA.2, bergabung membentuk varian yang disebut XE. Kasusnya sudah lebih dari 600 di Inggris.
Rep: Rr Laeny Sulistyawati Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Lebih dari 600 kasus varian Covid-19 baru yang menggabungkan dua strain omicron telah ditemukan di Inggris. Varian ini disebut XE yang mungkin menyebar lebih cepat dibandingkan jenis saat ini, tetapi para ilmuwan mengatakan, mereka masih mempelajarinya.

Baca Juga

Belum ada bukti XE lebih serius dalam tingkat keparahan penyakit dan varian omicron sejauh ini terbukti lebih ringan. Vaksin Covid-19 dosis penguat atau booster adalah cara terbaik untuk melindungi dari omicron dan masyarakat paling rentan didorong untuk mendapatkan booster kedua mereka di musim semi ini. 
 
Saat ini, subvarian BA.2 dominan di Inggris dan memicu lonjakan Covid-19. Sekitar satu dari 16 orang Inggris saat ini terinfeksi Covid-19.
 
BA.2 alias "son of omicron" mengalami tingkat pertumbuhan 75 persen lebih tinggi daripada strain omicron lainnya, termasuk yang menyebabkan gelombang kasus selama Natal dan tahun baru. Tingkat pertumbuhan adalah ukuran yang mencerminkan seberapa cepat jumlah infeksi berubah dari hari ke hari.
 
Sementara itu, jenis baru adalah kombinasi dari keduanya dan Badan Kesehatan dan Keamanan Inggris (UKHSA) meyakini bahwa itu menyebar lebih cepat dibandingkan BA.2. XE dikenal sebagai varian rekombinan, yaitu ketika genetika dari dua strain bercampur untuk membuat varian baru.
 
Kepala Penasehat Medis UKHSA, Susan Hopkins, mengatakan, varian rekombinan bukanlah hal yang aneh, terutama ketika ada beberapa varian yang bersirkulasi. Seperti varian lainnya, sebagian besar akan mati relatif dalam waktu yang cepat.
 
"Rekombinan khusus XE ini telah menunjukkan tingkat pertumbuhan yang bervariasi dan kami belum dapat memastikan apakah ia memiliki kelebihan dalam pertumbuhan. Sejauh ini, belum belum ada cukup bukti untuk menarik kesimpulan tentang penularan, tingkat keparahan, atau efektivitas vaksin," ujar Hopkins, seperti dikutip dari laman The Sun, Selasa (29/3/2/2022).
 
Sementara itu, sebuah laporan UKHSA mengatakan, XE menunjukkan bukti penularan komunitas di Inggris, meskipun saat ini kurang dari satu persen dari total kasus pengurutan genom sekuensing (WGS). Laporan itu juga mengatakan, XE memiliki tingkat pertumbuhan 9,8 persen di atas BA.2 dan sekitar 637 kasus XE telah terlihat di Inggris sejak 19 Januari.
 
Israel memperingatkan jenis XE pada awal Maret dan mengatakan, telah menemukan dua kasus di sana. Hindustan Times melaporkan, Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO) pada saat itu memperingatkan negara-negara Eropa yang meremehkan bahaya yang ditimbulkan oleh strain campuran.
 
Ada dua strain rekombinan lain yang menyebabkan kekhawatiran yang disebut XF dan XD. XF memadukan strain delta dan omicron asli dan disebut deltacron.
 
Sejumlah kecil kasus (38) ditemukan di Inggris, tetapi belum terdeteksi sejak pertengahan Februari. Sementara itu, XD telah muncul di beberapa negara Eropa yang menyebabkan ratusan infeksi. Tetapi di tahap ini belum terlihat di Inggris. XD memiliki tulang punggung delta dengan tambahan mutasi omicron.
 
Seberapa khawatir kita seharusnya?
Ahli virus Imperial College of London Tom Peacock memberikan pemikirannya tentang ancaman rangkap tiga varian X  secara global.
 
"Seberapa peduli kita seharusnya tentang rekombinan ini dan yang lainnya? Rekombinan yang mengandung lonjakan dan protein struktural dari virus tunggal seperti XE atau XF cenderung bertindak serupa dengan virus induknya. XD mungkin lebih sedikit mengkhawatirkan yang telah ditemukan di Jerman, Belanda, dan Denmark dan mengandung protein struktural dari Delta. Jika salah satu rekombinan ini bertindak jauh berbeda dati induknya, itu mungkin XD," cicitnya di Twitter.
 
Kasus Covid-19 akibat son of omicron. - (Republika)
 

Peacock mengatakan, virus corona telah berevolusi dan menciptakan rekombinan selama pandemi. Namun, mereka lebih terkendali. 

"Alasan lain yang kita lihat sekarang adalah ketika BA.1 yang pergi (setidaknya di Eropa dan Amerika Serikat), ada tingkat delta yang sangat tinggi yang beredar. Oleh karena itu, banyak peluang menginfeksi bersama, menggabungkan kembali, dan meneruskan transmisi," ujar Hopkins. 

 

 

 

Keadaan wabah

Infeksi Covid-19 telah meningkat tajam di sebagian besar Inggris, dengan Skotlandia dan Wales mencatat rekor tertinggi baru. Menurut perhitungan Kantor Statistik Nasional (ONS), sebanyak 4,26 juta orang di Inggris kemungkinan terinfeksi Covid-19 dalam sepekan hingga 19 Maret.
 
Itu tak jauh dari 4,3 juta di pekan pertama pada 2022 yang merupakan total tertinggi sejak estimasi dimulai. Sekitar satu dari 16 orang di rumah di Inggris terinfeksi virus ini.
 
Sementara di Skotlandia satu dari 11 dan Wales satu dari 16 yang merupakan rekor tertinggi negara. Irlandia Utara adalah satu-satunya negara di mana infeksi diyakini turun dengab level satu dari 17 setelah turun selama dua pekan berturut-turut.
 
Survei infeksi ONS adalah ukuran paling andal melihat prevalensi Covid-19 di Inggris. ONS melakukan tes swab ribuan rumah tangga secara acak lalu memperkirakan persentase orang Inggris yang kemungkinan terinfeksi Covid-19 berdasarkan hasil. 
 
Profesor Biologi Struktural di Universitas Oxford James Naismith memperingatkan angka ONS yang terbaru belum menunjukkan tanda-tanda bahwa virus telah mencapai puncaknya. Dia menyebut, gelombang ini akan 'membakar habis' hanya dengan menginfeksi semua orang yang dapat terinfeksi.
 
Para ahli prihatin dengan populasi yang lebih tua yang diundang untuk mendapatkan suntikan booster. Sebanyak 16.875 orang dirawat di rumah sakit akibat infeksi Covid-19 di Inggris pada 23 Maret 2022, naik 18 persen dibandingkan pekan sebelumnya. Ini adalah pasien Covid-19 terbanyak sejak 24 Januari, namun angkanya belum mendekati level puncak gelombang pertama dan kedua.

 
Berita Terpopuler