Ahli: Varian Baru Bisa Lebih Buruk daripada Omicron

Munculnya varian baru setelah omicron akan menimbulkan ancaman bagi masyarakat.

www.pixabay.com
Covid-19 (ilustrasi). Menurut Prof Chris Whitty dari Inggris, ada kemungkinan besar varian SARS-CoV-2 baru yang lebih buruk dari omicron akan muncul dalam dua tahun ke depan.
Rep: Desy Susilawati Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus harian Covid-19 di Inggris telah melebihi 100 ribu pada Kamis (24/3/2022) dan saat ini belum ada tanda-tanda gelombang akan memuncak. Lonjakan kasus dikaitkan dengan varian BA.2 omicron "alias son of omicron", subvarian omicron yang jauh lebih menular daripada pendahulunya.

Munculnya varian baru terus menimbulkan ancaman bagi masyarakat umum, meskipun kecepatan vaksinasi sudah meluas. Itulah penilaian mengerikan yang dikemukakan oleh Kepala Petugas Medis Inggris, Sir Prof Chris Whitty.

Prof Whitty memperingatkan ada kemungkinan besar varian SARS-CoV-2 baru yang lebih buruk dari omicron akan muncul dalam dua tahun ke depan. Ini membuat fase pandemi berikutnya penuh dengan ketidakpastian. Ia mengisyaratkan prospek pemberlakuan kembali lockdown di masa depan.

Prof Whitty mengatakan, masih ada jalan panjang menuju akhir pandemi karena virus akan terus memberi kejutan. Dia juga bersikeras bahwa virus akan bersama kita selama sisa hidup kita.

"Munculnya jenis yang lebih berbahaya dapat secara signifikan mengubah keseimbangan risiko kita," ujar Prof Whitty.

Menurut Prof Whitty, ketegangan dapat menyebabkan masalah yang lebih buruk daripada omicron dan tantangan dari ketegangan saat ini sama sekali tidak sepele. Para peneliti percaya salah satu faktor utama di balik peningkatan kasus dan penerimaan saat ini adalah BA.2, turunan dari varian omicron.

Baca Juga

Varian SARS-CoV-2 omicron asli, sekarang dikenal sebagai BA.1, menghantam Inggris dengan keras selama musim dingin 2021 sampai 2022. Ini menyebabkan gelombang besar infeksi dan memberi tekanan besar pada rumah sakit.

Namun, pada akhir Januari 2022 tercatat variasi kedua omicron, BA.2, mulai menyebar ke seluruh dunia. BA.2 secara signifikan lebih menular daripada BA.1, meskipun masih belum jelas apakah itu menyebabkan penyakit yang lebih parah.

"Saya akan mengaitkan ini dengan 'triad BA.2.' Varian ini memiliki 30 persen lebih mudah menular daripada BA.1, tapi penyebarannya telah lebih ditingkatkan dengan langkah-langkah mitigasi yang santai dan berkurangnya kekebalan vaksin. Semuanya saling terkait dan jelas akan mengarah pada lonjakan yang lebih luas, termasuk di AS," jelas Profesor kedokteran molekuler di Scripps Research Institute di California, Eric Topol.

Prof Topol memperingatkan bahwa itu akan memperpanjang pandemi dan bahkan dapat memberikan jalan lain ke varian baru di bulan-bulan mendatang. Peneliti senior di fakultas kesehatan Universitas Sheffield, Colin Angus, juga mengidentifikasi BA.2 sebagai faktor kunci.

"Peningkatan infeksi Covid-19 baru-baru ini, yang didorong oleh munculnya varian omicron BA.2 yang lebih menular, telah menyebabkan peningkatan jumlah orang di rumah sakit di Inggris dengan Covid-19 di semua kelompok umur dan di semua wilayah negara," ujarnya.

 
Berita Terpopuler