Pakar: Daya Tular 'Son of Omicron' Hampir Setara dengan Penyakit Paling Menular di Dunia

Son of Omicron sekitar 1,4 kali lebih menular daripada varian omicron orisinal.

Pixabay
Ilustrasi Covid-19. Ahli menyebut, daya tular BA.2 alias Son of Omicron bisa dikatakan hampir mendekati daya tular penyakit paling menular di dunia, yaitu campak.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Subvarian omicron, BA.2, disebut memiliki daya tular yang lebih tinggi dibandingkan strain orisinal varian omicron, yakni BA.1. Ahli epidemiologi bahkan menyebut BA.2 yang dijuluki "Son of Omicron" alias "Stealth Omicron" memiliki daya tular yang hampir setara dengan penyakit paling menular di dunia.

Mengingat daya tularnya yang tinggi, BA.2 bisa menyebar dengan sangat cepat. Saat ini, Son of Omicron bahkan sudah mendominasi di antara varian omicron yang beredar di Inggris.

"Omicron BA.2 sekitar 1,4 kali lebih menular dibandingkan BA.1. Angka reproduksi (R0) untuk BA.1 adalah sekitar 8.2, membuat R0 untuk BA.2 sekitar 12," ungkap ahli epidemiologi Profesor Andrian Esterman, seperti dilansir The Sun, Selasa (15/3/2022).

Berdasarkan angka ini, Prof Esterman mengatakan, daya tular BA.2 bisa dikatakan hampir mendekati daya tular penyakit paling menular di dunia, yaitu campak. Hanya butuh waktu sekitar 15 menit bersama penderita campak untuk memicu terjadinya penularan.

Saat ini, campak sudah menjadi penyakit yang terkendali karena vaksinasi. Akan tetapi, sebelum vaksin campak dikembangkan, campak merupakan masalah kesehatan dunia yang menyebabkan jutaan kematian pada era 1980-an.

Berkaitan dengan Covid-19, saat ini beberapa negara sedang menghadapi peningkatan kasus Covid-19 di tengah gelombang omicron. Akan tetapi, ahli menilai peningkatan ini bukan semata-mata hanya karena daya tular varian omicron.

Ahli menilai ada faktor-faktor lain yang juga turut berkontribusi pada meningkatnya kembali kasus Covid-19. Salah satu di antaranya adalah pelonggaran restriksi dan protokol kesehatan.

Baca Juga

Di Inggris, misalnya, kasus Covid-19 tampak terus mengalami peningkatan pada satu pekan terakhir. Peningkatan ini terjadi seiring dengan dihapuskannya beragam restriksi terkait pengendalian Covid-19 di negara tersebut.

Beda gejala infeksi varian omicron dan delta. - (Republika)

Sebagai contoh, aturan seperti penggunaan masker di dalam ruangan dan kebijakan bekerja dari rumah telah diakhiri. Selain itu, bukti riwayat vaksinasi atau hasil tes Covid-19 negatif juga tak lagi diwajibkan untuk memasuki kelab malam atau lokasi acara besar lain.

Hal lain yang juga dinilai berperan dalam meningkatnya kembali kasus Covid-19 adalah imunitas yang mulai memudar. Kombinasi melemahnya restriksi, memudarnya imunitas, dan munculnya varian baru yang lebih menular inilah yang disinyalir menjadi akar dari lonjakan kasus Covid-19 di Inggris.

"Kami melihat adanya peningkatan infeksi dalam satu pekan terakhir, namun mengingat adanya peningkatan pembauran sosial, (peningkatan kasus) sudah diprediksi," ungkap Menteri Kesehatan Inggris Sajid Javid.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi mengatakan subvarian omicron BA.2 berkontribusi pada peningkatan laju perawatan pasien di sejumlah negara. Beberapa negara yang diamati laju penularannya, seperti di Hongkong, Korea Selatan, Inggris, tampak mengalami peningkatan kasus perawatan akibat infeksi Son of Omicron.

Nadia mengatakan, Indonesia sedang mewaspadai potensi lonjakan kasus yang dipengaruhi subvarian BA.2 tersebut. Jumlah kasus yang kini terdeteksi di Tanah Air mencapai 363 kasus sejak Januari 2022.

Nadia mengatakan, BA.2 memiliki karakteristik tingkat transmisi yang tinggi atau lebih cepat menular serta memiliki tingkat keparahan apabila seseorang terinfeksi. Gejala yang umumnya timbul mirip dengan subvarian BA.1 yang kini mendominasi distribusi virus di Indonesia.

"Dari pemeriksaan genom sekuensing yang kami lakukan sejak Januari, kasus BA.1, BA.2, BA.3, dan BA.11 berjumlah total 8.302 kasus," kata Nadia yang juga menjabat sebagai sekretaris Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI dalam konferensi pers virtual yang diikuti dari Zoom di Jakarta, Selasa (15/3/2022) sore.

Nadia mengatakan, vaksin Covid-19 yang beredar di Indonesia dipastikan masih efektif mencegah seluruh subvarian omicron. Pada prinsipnya, melengkapi vaksinasi dua dosis dan tentunya dengan adanya penambahan vaksin dosis ketiga atau booster akan meningkatkan pertahanan, termasuk terhadap subvarian omicron.

 

 
Berita Terpopuler