Menkes: Risiko Kematian Akibat Varian Delta Empat Kali Lebih Tinggi Dibandingkan Omicron

Hasil riset Kemenkes menunjukkan risiko kematian akibat varian delta lebih tinggi.

ANTARA/M Risyal Hidayat
Sejumlah petugas mengusung peti jenazah pasien Covid-19 di TPU Rorotan, Jakarta, Kamis (10/2/2022). Menurut data Kemenkes, risiko kematian pasien Covid-19 akibat varian delta empat kali lebih tinggi dibandingkan varian omicron.
Rep: Dian Fath Risalah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan, risiko kematian akibat terpapar Covid-19 dari infeksi SARS-CoV-2 varian delta lebih tinggi daripada varian omicron. Hal ini diketahui dari penelitian yang pemerintah lakukan terhadap pasien Covid-19 di Indonesia.

"Kami sudah melakukan penelitian terhadap pasien-pasien Covid yang meninggal dan kami sudah mengamati bahwa pasien Covid yang terkena varian delta memiliki empat kali risiko lebih tinggi untuk meninggal dibanding pasien omicron," kata Budi dalam konferensi pers secara daring, Senin (14/3/2022).

Guna menekan angka pasien Covid-19 masuk rumah sakit serta meninggal, menurut Budi, hal terbaik yang bisa dilakukan adalah dengan percepatan vaksinasi. Vaksinasi Covid-19 terbukti mampu mengurangi risiko masuk rumah sakit dan meninggal, khususnya pada masyarakat kelompok rentan, yakni lanjut usia dan pengidap komorbid.

Baca Juga

Budi meminta kepada masyarakat kelompok rentan untuk segera mendapatkan vaksin Covid-19 secara lengkap. Bahkan, jika perlu setelah menerima dua dosis segera menerima dosis ketiga atau booster.

"Sekali lagi yang meninggal dan masuk rumah sakit di seluruh dunia, kita lihat di Hong Kong ya, yang banyak itu adalah lansia yang vaksinasinya belum lengkap," kata Budi.

Oleh karena itu, menurut Budi, masyarakat perlu menyegerakan vaksinasi lengkap atau minimal dua dosis. Idealnya tiga dosis untuk kelompok rentan.

Budi juga mengimbau masyarakat untuk tidak memilih jenis vaksin. Dia mengingatkan semua pihak yang belum divaksinasi agar segera mendapatkan vaksin dosis primer.

"Tolong segera, baik itu vaksinasi pertama, vaksinasi kedua, vaksinasi ketiga , tanpa memilih jenis vaksinnya," kata Budi.

Vaksinasi anak yang baru sembuh Covid-19. - (Republika)

Menurut Budi, semua vaksin yang ada efikasinya memenuhi syarat efikasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Kalau pun ada perbedaan tidak terlalu jauh.

"Akan jauh lebih bermanfaat kalau teman-teman mendapat vaksin lebih cepat. Jadi jangan menunggu atau memilih vaksin," kata Budi.

 
Berita Terpopuler