Rusia Tetap Buka Pintu Diplomatik untuk Ukraina

Delegasi Rusia dan Ukraina telah memulai pembicaraan putaran ketiga.

Maxim Guchek/BelTA Pool Photo via AP
Delegasi Rusia dan Ukraina telah memulai pembicaraan putaran ketiga di Belovezhskaya Pushcha, Belarusia, Senin (7/3/2022).
Rep: Kamran Dikarma Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pemerintah Rusia mengatakan, mereka tetap membuka pintu untuk melakukan kontak diplomatik dengan Ukraina. Hal itu disampaikan saat Moskow dan Kiev melakukan pembicaraan putaran ketiga untuk membahas konflik antara mereka.

Baca Juga

“Kami tetap membuka pintu untuk opsi diplomatik. Begitu ada sinyal yang sesuai, kami akan menindaklanjutinya,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakhrova pada Senin (7/3/2022), dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.

Dia mengungkapkan, Menteri Luar Negeri (Menlu Rusia Sergey Lavrov akan bertemu dengan Menlu Ukraina Dmitry Kuleba di sela-sela forum diplomatik di Antalya, Turki. Menlu Turki Mevlut Cavusoglu akan turut ambil bagian dalam pertemuan tersebut.

Delegasi Rusia dan Ukraina telah memulai pembicaraan putaran ketiga di Belovezhskaya Pushcha, Belarusia, Senin. Dalam dua pembicaraan sebelumnya, Moskow dan Kiev gagal menyepakati gencatan senjata penuh. “Putaran ketiga pembicaraan Rusia-Ukraina baru saja dimulai di Belarusia,” kata Kedutaan Besar Rusia di Minsk lewat saluran Telegram-nya.

Dalam pembicaraan itu, delegasi Rusia masih dipimpin asisten Presiden Vladimir Putin, yakni Vladimir Medinsky. Sebelum negosiasi dimulai, Medinsky mengungkapkan, ada tiga hal utama yang bakal dibahas, yaitu penyelesaian politik internal, aspek kemanusiaan internasional, dan penyelesaian masalah militer.

Dalam pembicaraan putaran pertama yang berlangsung 28 Februari lalu, Rusia dan Ukraina gagal menyepakati gencatan senjata. Namun dalam negosiasi putaran kedua yang digelar beberapa hari setelahnya, Kiev dan Moskow menyepakati tentang pembentukan koridor kemanusiaan di kota-kota Ukraina. Hal itu guna mencegah lebih banyaknya korban sipil dalam konflik kedua negara.

 
Berita Terpopuler