Fakta-Fakta Seputar Ridha Allah SWT untuk Hamba-Nya

Ridha Allah SWT untuk hamba-Nya bisa dicapai dengan sejumlah cara

Republika/Rakhmawaty La'lang
Ilustrasi mencari ridha Allah SWT. Ridha Allah SWT untuk hamba-Nya bisa dicapai dengan sejumlah cara
Rep: Hasanul Rizqa Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, —Setiap Muslim mendambakan keridhaan Tuhan, baik di dunia maupun akhirat.  Dengan ridha Allah SWT, seseorang akan mudah mengerjakan berbagai hal yang diperintahkan-Nya. 

Baca Juga

Musibah atau bencana yang melandanya pun dapat dihadapi dengan penuh kesabaran. Seorang mukmin akan merasa tenang dan lapang. Sebab, ia memiliki keyakinan terhadap janji dan datangnya rahmat Allah Ta'ala. 

Tentunya, siapa pun tidak menginginkan kemurkaan Allah Ta'ala. Neraka merupakan tempat kembalinya orang-orang yang dimurkai-Nya. 

Di dunia pun mereka boleh jadi merasakan kemalangan, baik yang berupa azab maupun istidraj. Ada banyak beberapa fakta penting terkait dengan ridha Allah SWT yaitu di antaranya sebagai berikut: 

Pertama, sungguh beruntung orang yang mendapatkan ampunan dan ridha Allah SWT. Kecintaan Allah berarti kehendak baik. Bila Allah SWT mencintai hamba-Nya, Dia akan menjadikan hamba tersebut sibuk dengan zikir dan melakukan ketaatan kepada-Nya.

Orang itu akan dilindungi dari godaan setan. Hidupnya tidak larut dalam kelalaian atau perkara yang sia-sia.

وَإِذَا سَمِعُوا اللَّغْوَ أَعْرَضُوا عَنْهُ وَقَالُوا لَنَا أَعْمَالُنَا وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْ سَلَامٌ عَلَيْكُمْ لَا نَبْتَغِي الْجَاهِلِينَ

“Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling daripadanya dan mereka berkata: "Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu, kesejahteraan atas dirimu, kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang jahil.” (QS Al Qasas ayat 55). 

Baca juga: Mualaf Edy, Takluknya Sang Misionaris di Hadapan Surat Al Ikhlas

Kedua, rahmat Allah sangat luas. Bahkan, kasih sayang-Nya mengalahkan murka- Nya. Allah Mahapengampun dan Mahapenerima taubat. Dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad SAW bersabda: 

لَمَّا خَلَقَ اللَّهُ الخَلْقَ، كَتَبَ في كِتَابٍ، فَهُوَ عِنْدَهُ فَوْقَ العَرْشِ: إِنَّ رَحْمتي تَغْلِبُ غَضَبِي

“Tatkala Allah menciptakan makhluk-Nya, Dia menulis dalam kitab-Nya, yang kitab itu terletak di sisi-Nya di atas Arsy, `Sesungguhnya rahmat-Ku lebih mengalahkan kemurkaan-Ku' (HR Bukhari-Muslim).

Ketiga, bahwa keridhaan Allah menaungi para waliyullah, yakni hamba-hamba yang dipilih-Nya. Murka-Nya pun ditujukan kepada musuh mereka.Nabi Muhamad SAW bersabda: 

إِنَّ اللهَ تَعَالَى قَالَ: مَنْ عَادَى لِي وَلِيَّاً فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالحَرْبِ. وَمَا تَقَرَّبَ إِلِيَّ عَبْدِيْ بِشَيءٍ أَحَبَّ إِلِيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُهُ عَلَيْهِ. ولايَزَالُ عَبْدِيْ يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِيْ يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِيْ يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِيْ بِهَا. وَلَئِنْ سَأَلَنِيْ لأُعطِيَنَّهُ، وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِيْ لأُعِيْذَنَّهُ

“Sesungguhnya Allah berfirman, `Barang siapa memusuhi seorang wali-Ku, Aku telah mengumumkan perang kepadanya. Tidaklah seorang hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada (melaksanakan) apa yang telah Aku wajibkan terhadapnya. Dan hamba-Ku masih saja mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan nafilah sehingga Aku mencintai-Nya. 

Jika Aku telah mencintainya, Aku adalah pendengarannya yang dia pakai untuk mendengar, matanya yang dia pakai untuk melihat, ta-ngannya yang dia pakai memegang, dan kakinya yang dia pakai untuk berjalan. 

Bila ia meminta kepada-Ku, Aku pasti memberinya dan bila ia memohon perlindungan kepada-Ku, niscaya Aku memberinya perlindungan.” (HR Bukhari).

Keempat, bagi Muslimin umumnya, ada satu hal yang wajib diperhatikan terkait ridha dan murka Allah SWT. Itu adalah hubungan antara orang tua, khususnya ibu, dan anak. Rasulullah bersabda: 

رِضَا اللَّهِ فِـيْ رِضَا الْوَالِدَيْـنِ، و سخط اللَّهِ فِـيْ سخط الْوَالِدَيْنِ

“Ridha Allah bergantung kepada keridhaan orang tua, dan murka Allah bergantung kepada kemurkaan orang tua.” (HR Thabrani). Hadits itu mengisyaratkan keutamaan seorang anak berbakti kepada kedua orang tuanya.

Dalam Alquran, ada banyak ayat yang mengandung perintah Allah SWT mengenai hal tersebut. Bahkan, penegasan untuk taat hanya kepada-Nya kerap dikaitkan dengan bakti seorang anak kepada orang tuanya. Sebagai contoh, surat Al Isra ayat 23: 

۞ وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ 

 

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.” Bila seseorang durhaka kepada orang tua, tunggulah datangnya kemurkaan Allah.        

 
Berita Terpopuler