Vatikan Siap Fasilitasi Dialog Antara Rusia dan Ukraina

Vatikan serukan penghentian segera serangan militer Rusia ke Ukraina.

EPA
Menteri Luar Negeri Vatikan Kardinal Pietro Parolin meyakini selalu ada ruang untuk negosiasi, terlepas dari perang yang dikobarkan Rusia terhadap Ukraina.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, VATIKAN -- Otoritas Vatikan mengatakan pada Senin (28/2/2022) bahwa pihaknya siap untuk "memfasilitasi dialog" antara Rusia dan Ukraina untuk mengakhiri perang. Vatikan juga menyerukan penghentian segera "serangan militer".

Baca Juga

Menteri Luar Negeri Kardinal Pietro Parolin mengatakan kepada surat kabar Italia bahwa "terlepas dari perang yang dikobarkan oleh Rusia terhadap Ukraina", dia "yakin selalu ada ruang untuk negosiasi". Parolin adalah pejabat yang menempati peringkat kedua setelah sang paus dalam hierarki Vatikan.

Duta Besar Ukraina untuk Vatikan, Andriy Yurash, mengatakan kepada Reuters dalam sebuah wawancara pada 14 Februari 2022 bahwa Kiev terbuka untuk mediasi Vatikan atas konfliknya dengan Rusia. Ia juga menyebut, Vatikan sebagai "tempat yang sangat berpengaruh, sangat spiritual untuk pertemuan".

Parolin, diplomat utama Vatikan, mengatakan kepada surat kabar Italia bahwa dialog adalah satu-satunya cara yang "masuk akal dan konstruktif" untuk menyelesaikan perbedaan.

"Takhta Suci, yang pada tahun-tahun ini telah mengikuti peristiwa di Ukraina terus-menerus, diam-diam dan dengan perhatian besar, menawarkan untuk memfasilitasi dialog dengan Rusia, selalu siap untuk membantu kedua belah pihak melanjutkan jalan seperti itu," katanya, menurut transkrip di laman resmi Berita Vatikan.

Menurut Parolin, yang terpenting, serangan militer harus segera dihentikan. Warga dunia semua adalah saksi dari konsekuensi tragisnya.

Parolin mengindikasikan bahwa inilah yang dikatakan Paus Fransiskus kepada duta besar Rusia ketika dia melakukan kunjungan mendadak ke kedutaan Rusia di Vatikan pada Jumat. Ini merupakan langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya dari protokol diplomatik Vatikan.

Parolin mengatakan, dunia sedang menyaksikan peristiwa serupa dengan yang mendahului permulaan Perang Dunia Kedua, referensi nyata untuk invasi Jerman ke Polandia pada 1939. Paus Fransiskus pada Ahad (27/2/2022) membuat seruan yang berapi-api untuk koridor kemanusiaan untuk membantu para pengungsi meninggalkan Ukraina.

"Mereka yang berperang tidak boleh tertipu dengan berpikir bahwa Tuhan ada di pihak mereka," kata Paus Fransiskus.

 
Berita Terpopuler